Analisis genom menemukan, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 adalah gabungan dari dua virus. Satu dari kelelawar, satunya lagi dari trenggiling.
Ada dua per tiga pasien COVID-19 di Jerman yang dilaporkan mengalami kehilangan / penurunan indera penciuman dan pengecap. Apa ini gejala baru?
Social distancing harus dilaksanakan secara optimal, agar efektif menekan penyebaran SARS-CoV-2. Menjalankannya setengah-setengah bisa berdamak buruk, seperti di Italia.
Candidiasis atau infeksi jamur candida rentan pada penderita diabetes. Turunnya imunitas orang dengan diabetes yang menahun menyebabkan jamur lebih mudah tumbuh di kulit.
Penderita diabetes (diabetasi) cenderung lebih mudah mengalami infeksi kulit, baik oleh bakteri atau jamur. Jika infeksi sudah terjadi lebih susah pula penyembuhannya jika gula darah belum terkontrol.
Gatal-gatal di kulit dapat menyerang siapa saja, walau bukan gejala spesifik, penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi di kulit. Pelembab wajib dipakai.
Penderita diabetes yang sudah bertahun-tahun berisiko mengalami komplikasi di banyak organ, salah satunya di kulit. Walau tidak berbahaya, penyakit kulit akibat diabetes bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Sebuah penelitian telah mengevaluasi bahan-bahan di rumah yang paling baik untuk masker bila dibandingkan dengan masker bedah.
Gangguan pencernaan seperti rasa begah di perut, gampang mual, mau muntah atau kembung kerap dialami oleh penderita diabetes. Begini cara mengatasinya.
Tanpa intervensi segera, penularan COVID-19 di Indonesia bisa melonjak dahsyat. Tentu kita tidak ingin apa yang terjadi di Italia juga menimpa kita.
Di ranah media sosial terdapat perdebatan bila virus baru ini adalah rekayasa genetik yang sengaja diciptakan. Well, penelitian terbaru membuktikan bila COVID-19 bukan dibuat di lab.
Presiden Joko Widodo instruksikan rapid test massal, untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Rapid test menggunakan sampel darah, dan bisa dilakukan di banyak tempat.
Social distancing tidak mencegah 100% penularan. Namun, ini adalah langkah penting yang bisa kita lakukan untuk memperlambat penyebaran virus. Semua orang harus sadar untuk melakukannya.
Penelitian menunjukkan, anak lebih tahan terhadap corona. Tapi jangan sampai lengah, karena anak bisa menularkan COVID-19 ke orang dewasa, meski ia tidak menunjukkan gejala sakit.