penyakit listeriosis, pemerintah menghentikan jamur enoki

Apa Itu Listeriosis, Penyakit yang Membuat Pemerintah Menghentikan Peredaran Jamur Enoki

Sebelumnya Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan pangan meminta peredaran jamur Enoki asal Korea Selatan dihentikan. Jamur tersebut ditengarai menyebabkan penyakit listeriosis.

Larangan tersebut dikeluarkan setelah Badan Ketahanan Pangan mendapat informasi dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN) melalui Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF). INFOSAN merupakan jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO.

Informasi tersebut mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Maret-April 2020 di Amerika Serikat, Kanada dan Australia akibat mengkonsumsi jamur enoki asal Korea Selatan.

Jamur Enoki adalah jamur berbentuk kecil, batangnya tebal dan dipenuhi banyak topi jamur. Biasanya tumbuh berkelompok pada batang pohon. Jamur ini memiliki sebutan lain seperti, velvet foot, lily mushroom, enoko-take, atau jingu.

Lantas apa itu penyakit listeriosis itu?

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), listeriosis (listeria) merupakan infeksi serius yang biasanya diakibatkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes, seperti daging yang diproses tidak benar dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.

Pada wabah listeriosis yang terjadi di AS tahun 1998, penyelidik menengarai bakteri listeria berasal dari keju lunak, seledri, kecambah, blewah dan es krim. Di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 1.600 orang mengalami listeriosis tiap tahun, dan sekitar 260 orang di antaranya meninggal.

Infeksi ini tertutama menjadi parah pada wanita hamil dan bayi yang baru lahir, juga pada lansia (usia > 60 tahun). Mereka dengan daya tahan tubuh rendah, seperti penderita HIV/AIDS, sedang dalam pengobatan kemoterapi, penderita diabetes atau gangguan fungsi ginjal, juga berisiko mengalami infeksi berat.

Gejala yang ditimbulkan bisa bervariasi tergantung bagian tubuh yang terinfeksi. Listeriosis dapat menyebabkan demam dan diare yang mirip dengan gejala akibat bakteri lainnya.

Ibu hamil dengan listeriosis invasif atau bakteri Listeria sudah menyebar ke luar area usus bisa berakibat fatal. Wanita hamil akan mengalami demam dan gejala mirip flu lainnya – seperti kelelahan dan nyeri otot -, namun infeksi tersebut juga bisa menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, kelahiran prematur, atau infeksi yang mengancam jiwa bayi.

Sementara pada orang lain selain wanita hamil, gejalanya termasuk sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, kejang-kejang dan nyeri otot.

Orang dengan listeriosis invasif biasanya menunjukkan gejala mulai satu hingga empat minggu setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria. Beberapa orang melaporkan gejala mulai paling lambat 70 hari setelah terpapar atau di hari yang sama saat ia terpapar.

Diagnosa dan perawatan

Listeriosis biasanya didiagnosis dalam pemeriksaan di laboratorium, yakni ketika kultur bakteri Listeria monocytogenes tumbuh dari jaringan tubuh atau cairan, seperti darah, cairan tulang belakang, atau plasenta.

Terapi listeriosis menggunakan antibiotik. (jie)