who laporkan peningkatan kasus covid-19 tertinggi dalam sehari

WHO Laporkan Peningkatan Kasus COVID-19 Tertinggi Dalam Sehari

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (21/6/2020) lalu melaporkan peningkatan kasus COVID-19 tertinggi dalam sehari di seluruh dunia. Terhitung lebih dari 183.020 kasus dalam 24 jam terakhir.

Dalam laporannya disebutkan bila Brazil menyumbang angka terbanyak dengan 54.771 kasus, disusul AS sebanyak 36.617 kasus dan India 15.400 kasus. Para ilmuwan menyebutkan peningkatan kasus ini mencerminkan banyak hal, termasuk semakin meluasnya pemeriksaan di seluruh area terdampak pandemi.

Secara keseluruhan WHO melaporkan ada 8.708.008 kasus, dengan 183.020 infeksi baru dalam 24 jam, serta 461.715 kematian di seluruh dunia, yang berarti ada peningkatan 4.743 kasus meninggal dalam sehari dibandingkan hari sebelumnya.

Lebih dari dua per tiga kasus kematian terjadi di Amerika Serikat. Sementara itu di Spanyol, pemerintah resmi mencabut keadaan darurat yang mengharuskan mereka memasuki masa lockdown selama tiga bulan. Negara ini juga menghentikan 14 hari masa karantina bagi pendatang dari Inggris dan 26 negara-negara Eropa lainnya.

Walau begitu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, menekankan agar masyarakat tetap harus ekstra hati-hati. “Virus bisa kembali dan ia bisa memukul kita dengan gelombang kedua, dan kita harus mencegahnya dengan segala cara,” terangnya dilansir dari Associated Press.

Di Amerika Serikat, dalam kampanyenya di Tulsa, Oklahoma, Presiden Donald Trump mengatakan, pemerintah telah melakukan pengetesan pada lebih dari 25 juta orang, tetapi ‘bagian buruknya’ adalah ditemukan lebih banyak kasus.

“Saat Anda melakukan tes yang demikian luas, Anda akan mendapatkan lebih banyak orang, Anda juga akan memperoleh lebih banyak kasus,” tukas Trump. “Sehingga saya perlu katakan, tolong perlambat tesnya.”

Di lain pihak, Joe Biden (rival politiknya dari partai Demokrat), menuduh Presiden Donald Trump lebih mengutamakan kepentingan politiknya dibanding keselamatan dan kondisi ekonomi warga Amerika Serikat.

AS menjadi negara dengan jumlah infeksi COVID-19 terbanyak di seluruh dunia, dengan lebih dari 2,2 juta kasus, dan kematian mencapai 120.000 orang.

Bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan situs resmi pemerintah (covid19.go.id) hingga Minggu (21/6/2020) ada 45.891 orang dinyatakan positif COVID-19, sembuh 18.404 dan meninggal 2.465.

Menjelang adaptasi pada kenormalan baru (new normal) salah satu yang disoroti adalah masih banyak warga yang belum tertip menerapkan jaga jarak aman. Salah satunya telihat saat car free day (CFD) yang kembali diperbolehkan Pemprov DKI Jakarta.

Juru bicara pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto bahkan meminta pelaksanaan CFD di tengah pandemi COVID-19 dievaluasi.

“Kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa, bahwa physical distancing penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar Yuri di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.

Selain pelaksanaan CFD di Jakarta, Yuri menambahkan, ketidakdisiplinan penerapan physical distancing juga terpantau di sejumlah bandara, khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

“Meski masyarakat telah tertib menggunakan masker, akan tetapi menjaga jarak merupakan rutinitas yang penting dan perlu dilaksanakan, terutama ketika berada di ruang publik,” tegasnya.

Pelaksanaan protokol kesehatan secara menyeluruh merupakan syarat mutlak untuk melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru, kembali kepada produktivitas dan aman COVID-19. Sehingga diharapkan, masyarakat dapat melaksanakan protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru. (jie)