Faktor risiko baru ini termasuk penyakit peradangan sistemik. Mereka yang mengalami radang sendi akibat asam urat, kemungkinan mengalami serangan jantung atau stroke juga meningkat.
Membatasi makan cepat saji bisa meningkatkan kesehatan pencernaan, karena memberikan lebih banyak porsi untuk makanan utuh yang kaya serat dan probiotik.
Dokter melarang mengompres luka bakar dengan es atau menyiram dengan air es. Air dingin (es) justru mengecilkan pembuluh darah.
Para ahli bahkan melihat semakin banyak kasus kanker usus besar dialami oleh mereka yang berusia <35 tahun.
Tekanan darah bisa naik atau turun menurut kondisi tertentu, tetapi jika tensi tinggi tetapi Hb rendah, alias anemia, menandakan masalah yang serius.
Dokter mengatakan menggunakan obat kumur efektif mengatasi bau mulut saat puasa, sekaligus mencegah radang tenggorokan.
Perawatan rambut agar rambut tetap sehat mencakup pemilihan regimen sesuai kondisi rambut, penggunaan hair conditioner, hingga serum heat defense.
Setiap kenaikan 5 unit indeks massa tubuh (IMT) di atas 25kg/m2 meningkatkan risiko kematian hingga 30%.
Sariawan, siapa yang tidak pernah mengalaminya. Walau tidak berbahaya, sakitnya bisa sangat mengganggu aktivitas. Penelitian menyatakan bahwa kejadian sariawan yang berulang dapat menjadi tanda tubuh kekurangan Vitamin C.
Mereka yang memiliki tekanan darah normal tinggi 40% berisiko menjadi hipertensi dalam 2 tahun ke depan.
“Kamu adalah apa yang kamu makan (you are what you eat)”. Ungkapan lama ini menggambarkan kondisi tubuh kita saat ini adalah hasil dari apa yang kita makan di masa lampau. Termasuk risiko alergi.
Pasien diabetes dan perlemakan hati membutuhkan intervensi gizi yang tepat. Di sinilah peranan dietisien/nutrisionis. Bagaimana peranan probiotik?
Walau ada peningkatan layanan bagi pasien gagal ginjal, tetap menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Masalah kulit akibat diabetes di antaranya akantosis nigrikans, dermopati diabetik (bercak berpigmen pada kulit), kulit kering dan gatal, hingga infeksi kulit.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 340 juta anak usia 5-19 tahun di dunia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada 2016. Obesitas tak bisa diabaikan karena bisa menimbulkan berbagai penyakit. Intervensi gizi untuk mengatasi obesitas pada anak dan dewasa, mutlak dibutuhkan.