Batu ginjal ‘ditembak’ dengan gelombang kejut biar pecah, ini adalah pengobatan batu ginjal (disebut ESWL) yang akrab di telinga kita. Walau saat ini masih digunakan, metode ini memiliki beberapa kekurangan. Terbaru, menggunakan prosedur Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) yang mampu memecah batu ginjal ukuran besar dan keras.
Batu ginjal merupakan endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal. Batu terbentuk ketika urin menjadi pekat, memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2020, prevalensi penyakit batu ginjal di Indonesia tercatat sebanyak 3.8% atau sebesar 739.208 jiwa. Sebagian besar kasus dialami oleh mereka berusia 30 – 60 tahun, 15% pada pria dan 10% wanita.
Pengobatan batu ginjal
Hingga saat ini ada beberapa prosedur pengobatan batu ginjal, seperti:
- Memberikan beberapa jenis obat untuk batu ginjal dengan ukuran yang masih kecil, dengan harapan batu dapat keluar melalui urin.
- Extra-corporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dengan menggunakan gelombang kejut frekuensi tinggi (ultrasound) untuk memecah batu menjadi potongan yang lebih kecil.
- Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) untuk memecah batu tertentu di ginjal atau ureter bagian atas (saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih) yang berukuran terlalu besar yang tidak bisa dipecah dengan ESWL.
- Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) merupakan prosedur terbaru untuk memecah batu ginjal yang terlalu besar dan/atau keras menjadi ukuran <1mm bahkan menjadi pasir.
Baca: Batu Ginjal, Tak Harus Operasi
RIRS pengobatan baru batu ginjal
Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, dari Siloam Hospitals ASRI, Jakarta menjelaskan, pada dasarnya RIRS adalah prosedur penghancur batu ginjal dengan menggunakan laser.
Prosedur ini menggunakan alat ureteroskop (teropong) fleksibel melalui saluran kemih untuk mendeteksi lokasi batu. Setelah posisi batu diketahui, batu dipecah menggunakan laser. Pecahan batu dikeluarkan langsung melalui saluran kemih bersama urin atau dikeluarkan langsung menggunakan basket/keranjang kecil.
Sebelum dilakukan prosedur RIRS, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, dilanjutkan pemeriksaan dengan CT scan. “Selain untuk mengetahui letak dan ukuran batu, informasi tambahan penting adalah kekerasan batu dengan satuan HU (Hounsefield Unit),” terang Prof. Nur Rasyid, dalam seminar media Mengatasi Kasus Batu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).
”Informasi kekerasan batu merubah algoritma dan anjuran dokter spesialis urologi dalam penanganan batu saluran kemih, di mana penggunaan ESWL semakin terbatas, karena batu dengan kekerasan lebih dari 1000 HU, tidak disarankan lagi meskipun ukurannya tidak besar. RIRS dapat dilakukan pada batu ginjal berukuran kurang dari 3 cm, batu dengan kekerasan tinggi (kekerasan >1000 HU),” imbuhnya.
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk tindakan RIRS maksimal 2 jam guna menghindari gejala komplikasi seperti sepsis atau pengaruh panas dari laser yang berlebihan. Apabila diperlukan tindakan ulang atau lanjutan dapat dilakukan 1 minggu kemudian tetapi dapat ditunda paling lama 2 bulan setelah prosedur.
”Tindakan RIRS selain dapat memecahkan batu menjadi ukuran yang halus seperti pasir, pada kasus batu yang sangat keras maksimal ukuran pecahan kurang dari 1mm, sehingga langsung dapat disedot saat tindakan. Selain itu dengan alat ini dapat pula diperoleh contoh batu untuk pemeriksaan analisa batu, agar dapat mengetahui jenis batu dan menentukan pengobatan untuk pencegahan kekambuhan batu saluran kemih,” tutup Prof. Nur Rasyid. (jie)
Baca juga: Kebanyakan Duduk Sebabkan Batu ginjal, Ini Penjelasan Ahli