“Aku dengar bunda Ashanty mengalami pengentalan darah, dan harus disuntik di perut. Bunda bilang: sakit Jes."

“Aku dengar bunda Ashanty mengalami pengentalan darah, dan harus disuntik di perut. Bunda bilang: sakit Jes."
“Kami seperti orang lagi marahan,” ujar Ny. Amin (nama samaran, 61 tahun), menggambarkan isolasi mandiri yang dilakukan bersama anak menantu di rumah, di Jakarta Timur.
Satu keluarga bisa terpapar Covid-19 secara tak terduga.
“Rasanya terengah-engah seperti jogging di perbukitan tapi saya tidak bergerak. Lebih dari empat bulan kemudian, gejalanya belum juga hilang.”
Didiagnosis psoriasis di usia 9 tahun, Chiara Lionel Salim mengalami naik turun bersama kondisinya. Lewat Instagram, ia giat menyuarakan tentang psoriasis.
Sebuah curhatan seorang dokter yang positif COVID-19 dibagikan di akun Twitter @blogdokter. Walau telah disiplin menerapkan protokol pencegahan di rumah sakit, tetapi justru tertular dari keluarga.
Cerita aksi kemanusiaan di masa pagebluk COVID-19 ini kian banyak terdengar. Salah satunya datang dari pasien 03 yang telah sembuh, ia menyumbangkan plasma darahnya untuk riset vaksin COVID-19 di Indonesia.
Mengidap epilepsi, ia berprestasi sampai menjadi sarjana dan meraih gelar MA. Tetap percaya diri dan hindari 5K.
Namanya identik dengan “Buku Pintar”, buku berisi informasi detail tentang banyak hal sehingga dijadikan referensi anak sekolah, remaja sampai orang dewasa.
Vape yang awalnya dipakai untuk membantu terapi berhenti merokok, ternyata bisa sebabkan radang paru permanen. Julia Itzen harus dirawat selama 2 minggu akibat vape : Saya Beruntung Masih Hidup.
RA. Kanya Puspokusumo adalah presiden sekaligus pendiri yayasan Multipel Skeloris Indonesia (MSI). Bangkit dari kondisi koma dan lumpuh dan menginspirasi orang lain.
Dengan operasi tehnik BEIM (Biological Electrical impedance Auto-measurement), Ny.
Demi mencapai mimpinya menjadi dokter, dr. Alvita belajar sekuat tenaga untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran. Di usia 16 tahun, ia terserang kanker jaringan tulang lunak, yang membuatnya harus selalu di kursi roda.
Di tengah keputusasaan menjalani pengobatan kanker, dr. Alvita bertemu seorang "malaikat". Pertemuan itu berlangsung singkat. Namun sejak itu, dr. Alvita ingin menjadi seseorang yang mau digunakan Tuhan, untuk mengubah hidup orang lain.
Sakit beruntun menuntun pada proses energi dan penyembuhan.