isolasi mandiri dilakukan setelah hasil tes menunjukkan OTG

Pengalaman Isolasi Mandiri Satu Keluarga, Menakutkan dan Bikin Galau

“Kami seperti orang lagi marahan,” ujar Ny. Amin (nama samaran, 61 tahun), menggambarkan isolasi mandiri yang dilakukan bersama anak menantu di rumah, di Jakarta Timur. Dia tidur di kamar, sendirian. Anak pertama yang belum lama menikah di kamar lain bersama suami. Anak kedua tidur di kamar sebelahnya. Tidak saling sapa, pakai masker sepanjang hari, hanya dilepas saat mandi dan makan.

Kebiasaan makan bersama hilang. Ny. Amin duduk di ujung meja, anak keduanya di ujung meja sana. Anak pertama dan menantu memilih makan di ruang tamu. Semua irit bicara. Isolasi mandiri dilakukan setelah hasil tes menunjukkan mereka OTG (orang tanpa gejala),  tertular Pak Amin  yang meninggal karena Covid-19.

Baca: Kluster Keluarga Tak Terhindarkan

Seperti kata Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, Covid-19 sangat mudah menular. Penularan banyak terjadi di antara orang-orang dekat, baik itu keluarga, teman, sahabat, atau siapa saja yang berinteraksi dekat dengan pasien. Mirisnya lagi, yang disebut pasien kadang tidak menyadari dirinya sudah terpapar, seperti terjadi pada teman dekat Pak Amin. Doni Monardo sendiri menduga, ia terpapar saat melepas masker karena hendak makan bersama beberapa orang lain, ketika memimpin penanganan bencana di Sulawesi Barat (gempa) dan Kalimantan Selatan (banjir bandang).

“Sedih sekali rasanya,” ujar Ny. Amin. “Suami meninggal, ucapan berduka cita termasuk dari keluarga dan tetangga dekat hanya lewat HP.”

Isolasi mandiri merupakan upaya untuk mencegah penularan virus corona kepada orang lain. Dokter menganjurkan untuk nmengonsumsi makanan bergizi, dan setidaknya minum vitamin B12, vitamin C dan vitamuin D untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

“Es, gorengan dan makanan minuman lain yang bisa merangsang batuk kami hindari, sesuai anjuran dokter,” ujar Ny. Amin. Anjuran lain: rajin cuci tangan, berjemur 15-30 menit di pagi hari, jaga jarak termasuk dengan keluarga yang sama-sama sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Makanan yang dipesan lewat HP atau kiriman kerabat dan tetangga, disangkutkan di garasi. Hal itu membuat Ny. Amin sedih, merasa seolah terisolir di pulau terpencil.

Ia wanti-wanti untuk selalu waspada, agar jangan sampai kecolongan terpapar Covid-19. Meski OTG  hampir tidak merasakan gejala apa-apa, “Isolasi tidak bisa bertemu orang lain itu membosankan, menakutkan dan bikin hati galau tak menentu.”   Beruntung, di hari ke 10, anak menantu dinyatakan negatif sedangkan Ny. Amin baru di hari ke 14 – sepertinya karena faktor usia.

 

Surasono

___________________________________

Ilustrasi: https://www.freepik.com/photos/woman>Woman photo created by freepik - www.freepik.com<