Vape Sebabkan Radang Paru Permanen, Julia Itzen

Vape Sebabkan Radang Paru Permanen, Julia Itzen : Saya Beruntung Masih Hidup

Vape yang awalnya dipakai untuk membantu terapi berhenti merokok, ternyata bisa sebabkan radang paru permanen. Julia Itzen harus dirawat selama 2 minggu akibat vape : Saya Beruntung Masih Hidup.

Julia Itzen (37 tahun), wanita asal California, AS, percaya bila menghisap vape berdampak baik untuk kesehatannya, yakni membantunya berhenti merokok (rokok tembakau). Ini sudah dilakukan lebih dari 5 tahun, sebelum akhirnya Ia tidak sadarkan diri, saat hari Natal. Ia harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu, berjuang agar bisa bernapas normal lagi.

Dokter yang merawat Julia memberitahukan bila ia mengalami apa yang disebut ‘vape lung’, istilah yang menggambarkan napas pendek akibat peradangan paru yang terjadi pada penghisap rokok elektrik. Sekarang ia memperingatkan, tidak hanya ramaja, tetapi juga orang dewasa sepertinya, walau Anda hanya menghisap vape bisa mengalami kerusakan paru permanen.

Awalnya, vape membantu Julia mendapatkan segala yang ia harapkan dari tidak merokok. "Penciumanku kembali seperti - seperti anjing pelacak," kata Julia dilansir dari dailymail.co.uk. “Selera makanku juga kembali.”

Dia menggunakan rokok elektrik persis seperti yang diklaim pembuatnya : dimaksudkan untuk membantu orang dewasa berusia di atas 21 tahun mengurangi risiko kanker paru-paru dan penyakit, emfisema dan masalah jantung, serta mendapatkan kembali beberapa indera yang sudah tumpul bagi Julia.

Tetapi bahkan setelah dia berhasil berhenti rokok tembakau, Julia tetap menghisap vape selama lima setengah tahun. Seperti sekitar 8% orang dewasa Amerika, rokok elektronik menjadi bagian dari keseharian.

Meskipun vape baru mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir, rokok elektrik telah ada selama lebih dari satu dekade, dan Julia merasa dia berada di lingkungan yang baik sebagai penghisap vape.

"Bukan hanya anak-anak punk (yang melakukannya)," katanya. “Tetapi juga dokter atau pialang saham, orang-orang dewasa yang berusaha berhenti merokok.”

Julia mengatakan, ia tidak pernah menggunakan THC (tetrahydrocannabinol ; zat aktif dalam ganja) atau bootleg vape, terutama tidak setelah banyaknya cerita orang muda (sehat) yang medadak koma, bahkan sekarat, setelah menggunakan perangkat jenis ini.

Tetapi kemudian dia mendapati dirinya berbaring di ranjang rumah sakit, dengan tabung oksigen mengalir ke lubang hidung, dan dokter memeriksa organ vitalnya.

Secara teknis vape lung tidak sama dengan yang telah merenggut nyawa setidaknya 64 orang Amerika, tetapi menghisap vape adalah satu-satunya penjelasan untuk kondisi paru-parunya : sesak napas disertai mengi yang kencang.

Masih beruntung

Julia masih beruntung tidak mengalami kondisi yang lebih gawat – yang mengharuskannya dirawat di ICU– tetapi bahkan setelah perawatan selama dua minggu, Ia tidak pulih sepenuhnya.

Beberapa kali sehari, ia harus melakukan terapi pernapasan dengan steroid untuk mengurangi peradangan di paru-parunya. Seiring waktu, tubuhnya dapat menyembuhkan beberapa kerusakan paru akibat vape, tetapi ada kemungkinan kerusakan bersifat permanen.

"Jika kamu ingin seperti ini, teruslah menghisap vape," tegas Julia. "Aku sangat beruntung masih hidup." (jie)