memilih kontrasepsi yang aman selama pandemi

Memilih Kontrasepsi Yang Tepat Selama Pandemi, Bisakah Menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang?

COVID-19 belum selesai, bahkan pertambahan kasus harian di Indonesia semakin banyak. Kondisi ini membuat banyak pasangan ragu untuk datang ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk melakukan kontrasepsi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat adanya penurunan jumlah pelayanan KB secara nasional dari masing-masing jenis alat obat kontrasepsi. Demikian juga dengan pasangan yang memerlukan kontrasepsi menunda datang ke faskes selama pandemi jika tidak dalam kondisi gawat, karena adanya kekhawatiran tertular COVID-19.

Akibatnya, jumlah kehamilan tidak direncanakan (KTD) meningkat. Berdasarkan data BKKBN pada Mei 2020, tercatat ada lebih dari 400.000 KTD selama pandemi berlangsung.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, menegaskan terjadi permasalahan-permasalahan terkait penggunaan kontrasepsi selama pandemi.

Beberapa yang Prof. Iko catat antara lain:

Bagaimana meresepkan ulang pil KB progrestin?

Sebagaimana diketahui saat ini layanan telemedicine lebih dianjurkan untuk mengurangi risiko terpapar corona.

Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Iko menjelaskan, Anda akan ditawari konsultasi via telepon atau video. Setelah itu, resep akan dikirimkan kepada Anda, atau resep elektronik akan dikirim ke apotek.

Bagaimana untuk meresepkan ulang pil KB kombinasi, patch dan ring?

Jika tekanan darah Anda normal dalam setahun terakhir dan berat badan stabil dimungkinkan untuk mendapatkan resep ulang. Konsultasi tetap dilakukan via telepon atau video.

Bagaimana jika kontrasepsi suntik jatuh tempo?

“Disarankan menghubungi penyedia layanan. Penting untuk tidak melewati lebih dari 14 minggu antara suntikan yang Anda dapatkan. Jika tidak memungkinkan sebaiknya lakukan perjanjian tatap muka untuk injeksi Depo-provera pada saat ini,” terang Prof. Iko.

Depo-provera merupakan nama brand untuk medroksiprogensteron asetat, kontrasepsi suntik yang mengandung hormone progestin.

Anda juga mungkin ditawari pil KB progestin untuk jangka pendek.  

Bagaimana untuk kontrasepsi jangka panjang yang reversibel seperti IUD atau implan?

Penyedia layanan mungkin tidak dapat menawarkan layanan ini karena memerlukan kontak langsung. Jika demikian, Anda akan ditawari kontrasepsi oral sementara yang efektif, pengaturan akan dibuat agar metode yang Anda pilih cocok ketika situasi memungkinkan.

Bagaimana cara mengganti kontrasepsi jangka panjang?

Beberapa bentuk kontrasepsi jangka panjang yang reversibel sangat mungkin menjadi kontrasepsi yang efektif selama setahun atau lebih, yang biasanya direkomendasikan.

Hal ini tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama, sehingga Anda mungkin disarankan untuk menunda penggantian sementara waktu.

“IUD copper dilisensikan selama 10 tahun tetapi tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama, dan cenderung efektif untuk kontrasepsi hingga 12 tahun,” terang Prof. Iko.

Levonorgestrel seperti mirena yang dilisensikan selama 5 tahun tetap efektif untuk kontrasepsi hingga 6 tahun. Kontresepsi implan – yang dilisensi untuk 3 tahun – tetap aman dan efektif dipakai selama 4 tahun.

Amankah kontrasepsi hormonal selama pandemi?

Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat memberikan keuntungan pada perempuan yang menderita COVID-19.

“Adanya estrogen berpotensi memodulasi daya tahan tubuh perempuan menjadi menguntungkan. Rekomendasi WHO pada masa pandemi adalah semua jenis kontrasepsi aman digunakan,” tegas Prof. Iko. (jie)

Baca juga : Bagaimana Pemeriksaan Kehamilan dan Persiapan Persalinan yang Aman Saat Pandemi