Hiperpigmentasi bisa Disamarkan, Fakta atau Mitos? Ini Jawaban Dokter
hiperpigmentasi_bisa_disamarkan

Hiperpigmentasi bisa Disamarkan, Fakta atau Mitos? Ini Jawaban Dokter

Satu dari dua orang pernah mengalami masalah hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi atau warna kulit yang menggelap, terjadi karena adanya penumpukan melanin yang berlebihan pada lapisan kulit. Lantas, apakah hiperpigmentasi bisa disamarkan atau bahkan dihilangkan?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bedah dulu seluk beluk hiperpigmentasi. Di keseharian, kita sering menggunakan istilah ‘flek’. “Flek adalah bahasa awam yang menyebut apaun yang warnanya tidak rata di kulit,” ungkap dr. Listya Paramita, Sp.DVE, FINSDV. “Dalam dunia medis, tidak ada istilak flek karena bercak kulit itu banyak sekali jenisnya. Misalnya pigmen yang berlebihan di beberapa titik,” lanjutnya.

Kondisi dan warna kulit dipengaruhi oleh pigmen, dari nomor 1 (yang paling terang) hingga nomor 6 (paling gelap). “Tidak ada yang salah dengan warna kulit, apapun warnanya. Yang jadi masalah, dalam perjalanannya, ada penumpukan pigmen tertentu,” tegas dr. Listya, dalam peluncuran Mela B3 Serum dari La Roche-Posay di Jakarta (9/7/2024).

Pigmen kulit atau melanin diproduksi oleh melanosit. “Ketika terjadi rangsangan tertentu, ada kalanya produksi melanin meningkat, karena melanosit terstimulasi,” jelas dr. Listya.

Peluncuran Mela B3 Serum / Foto: dok. FleishmanHillard Indonesia

Penyebab Hiperpigmentasi

Secara umum, produksi melanin yang berlebihan berkaitan erat dengan inflamasi (peradangan). Ketika terjadi inflamasi misalnya karena paparan terhadap sinar UV, usia, genetika, polusi atau prosedur tertentu, hal tersebut akan menstimulasi produksi melanin. “Stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas menyebabkan inflamasi kronis dan pergerakan melanin ke permukaan kulit. Saat terakumulasi dan menetap, hiperpigmentasi yang terlihat dapat mengganggu warna dan kecerahan kulit,” terang dr. Listya.

Berikut ini beberapa hal yang bisa memicu hiperpigmentasi, baik pengaruh dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri.

1. Perubahan hormon

Perubahan hormon misalnya saat kehamilan, bisa memicu produksi melanin jadi lebih banyak. “Itu sebabnya, wajar bila ibu hamil mengalami penggelapan kulit di area tertentu,” ujar dr. Listya.

2. Peradangan kulit

Contoh yang paling sering yaitu jerawat. Tak ayal, bekas jerawat kadang tampak lebih gelap. Peradangan kulit lain misalnya disebabkan oleh eksim (dermatitis atopi), digigit erangga, infeksi, dan luka.

3. Paparan sinar UV

Tentu, ini sering menjadi penyebab hiperpigmentasi. “Apalagi kita tinggal di daerah tropis, sinar matahari berlimpah di mana-mana. Bisa terjadi dark spot (bintik hitam), ataupun kulit jadi lebih gelap,” ucap dr. Listya.

4. Obat-obatan tertentu

Obat-obatan tertentu misalnya obat anti TB juga bisa memicu produksi melanin. Jadi jangan kaget bila kulit menjadi lebih gelap selama mengonsumsi obat anti TB. Umumnya, hiperpigmentasi karena obat hanya smentara. Begitu pengobatan selesai, warna kulit akan kembali seperti semula.

Hiperpigmentasi bisa Disamarkan

Ya, hiperpigmentasi bisa disamarkan atau bahkan dihilangkan, tergantung derajat keparahannya. “Pengobatannya tergantung dari jenis hiperpigmentasinya,” jelas d r. Stanley Setiawan, Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, dalam kesempatan yang sama. Untuk jenis tertentu memang harus pakai laser, tapi obat oles (topikal) tetap jadi pilihan utama untuk hiperpigmentasi.

“Namun bila lokasi hiperpigmentasinya dalam sekali hingga tak terjangkau obat topikal, kita gunakan laser. Obat oles membantu membawa pigmen ke lapisan kulit yang lebih atas. Chmical peeling, obat minum, semuanya saling menunjang pengobatan,” tegas dr. Stanley.

Ada beberapa agen yang terbukti bisa mengurangi hiperpigmentasi. Salah satu yang paling banyak digunakan yakni niacinamide, yang telah terbukti mampu membantu meratakan warna kulit dan merdema peradangan, sekaligus melembapkan kulit dan melindungi skin barrier.

La Roche-Posay memperkenalkan inovasi terbaru Melasyl™ yang telah diteliti selama 18 tahun. Dijelaskan oleh dr. Listya, Melasyl™ memiliki cara kerja berbeda dengan agen pemutih kulit lainnya. “Niacinamide dan lain-lain bekerja dan menghambat pembentukan melanin di level paling bawah, sedangkan Melasyl™ bekerja di bagian tengah. Bahan aktif ini bekerja bukan dengan menghentikan produksi melanin, tapi dengan cara menangkap prekursor melanin yang berlebihan sekaligus menjaga agar produksi melanin dalam kondisi seimbang, sehingga bisa digunakan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan efek kulit jadi terlalu putih,” papar dr. Listya.

Ia melanjutkan, hasil dari pemakaian Melasyl™ bisa terlihat sejak minggu pertama penggunaan tanpa mengganggu proses alami kulit ataupun menyebabkan iritasi. “Melasyl™ merupakan sebuah terobosan yang unik dalam membantu melawan kondisi hiperpigmentasi pada kulit, dan telah teruji dan terbukti secara klinis pada semua warna kulit, dan akan mengembalikan kulit ke warna aslinya karena memiliki kemampuan soft-balancing,” imbuhnya.

Rawat Kulit secara Rutin

Melasyl™ terkandung dalam Mela B3 Serum. Serum ini bisa dipakai di pagi hari maupun di malam hari. “Bila dipakai di pagi hari, setelahnya harus memakai sunscreen untuk mencegah reaksi fotosensitivitas,” ujar dr. Stanley.

Menariknya lagi, serum ini juga dikombinasi dengan serum yang memiliki zat aktif lain. bila dikombinasi dengan serum retinol, maka pakai Melasyl™ di pagi hari, dan retinol di malam hari. Bila dikombinasi dengan serum vitamin C, pakailah Melasyl™ di malam hari, dan pakai srum vitamin C di pagi hari. Untuk kombinasi dengan serum HA, Melasyl™ bisa digunakan bersamaan (layering).

Mla B3 Serum bisa digunakan oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan mereka dengan kulit sensitif. Pada kulit berjerawat, jerawat dan peradangan perlu diatasi dulu. barulah Melasyl™ dipakai setelah kondisi kulit membaik.

Jadi terjawab sudah, hiperpigmentasi bisa disamarkan. Namun jangan hanya mengandalkan pengobatan; perawatan kulit rutin tetap harus dilakukan. Yaitu dengan mmbersihkan, melembapkan, dan melindungi. “Hiperpigmentasi adalah kondisi yang sulit ditangani, maka sangatlah penting memiliki sebuah rutinitas yang komprehensif dan fotoproteksi yang sistematis untuk mendapatkan hasil terbaik. Pastikan selalu menyertakan pemakaian sunscreen dalam rutinitas tersebut untuk perlindungan kulit wajah.,” pungkas dr. Listya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by freepik