Ibu dengan Puting Datar pun Bisa Menyusui
puting_datar_menyusui

Ibu dengan Puting Datar pun Bisa Menyusui

Ibu dengan puting datar tak perlu cemas; tetap bisa menyusui seperti ibu lainnya. “Bagaimanapun bentuk puting ibu, tidak masalah karena saat menyusui, bukan hanya puting yang dihisap bayi, tapi juga aerola,” tutur konselor laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI.

Sebagian ibu menggunakan nipple puller ketika usia kandungan memasuki bulan ketujuh. Menurut dr. Ameetha, ini sebenarnya tidak diperlukan. “Nipple puller ditakutkan bisa memicu kontraksi dini karena alat ini menarik puting. Lebih disarankan memakai nipple former yang tidak menarik puting,” ucapnya, saat dijumpai di diskusi Kiat Sukses MengASIhi, dalam perayaan ulang tahun Teman Bumil kedua, Kamis (28/11/2019).

Nipple former berbahan silikon, berbentuk seperti mangkuk, dengan lubang kecil untuk puting di bagian tengah. Alat ini cukup ditempatkan di payudara, sebelum memakai bra. Secara perlahan, puting akan terbentuk. Untuk nipple puller, boleh dipakai ketika bayi sudah lahir. Jangan khawatir bila tidak bisa mendapatkan nipple former. Bila cara menyusui ibu benar, tidak akan ada kendala. “Yang penting bila puting ibu datar, jangan kenali bayi dengan dot,” tegasnya. Umumnya, puting akan keluar sendiri saat bayi sudah aktif menyusu selama seminggu. Memijat payudara sebaiknya baru dilakukan saat kehamilan berusia 37 minggu ke atas, karena ditakutkan terjadi kontraksi dini. Untuk membersihkan payudara, cukup dengan air hangat, tidak perlu menggunakan alkohol.

Baca juga: Ekstrak Daun Katuk, Si ASI “Booster”

Sejak hamil, banyak-banyaklah membaca soal tata cara menyusui, dan mulai belajar di usia kehamilan 28 minggu. Disarankan ibu memiliki 7 kontak dengan konselor laktasi. 

Pertama kali, rangsanglah bayi dengan IMD (inisiasi menyusui dini), “IMD merangsang ASI lebih baik, sehingga keberhasilan menyusui pun lebih baik.” Ibu melahirkan secra normal maupun Caesar bisa melakukan IMD, asalkan ibu dan bayi sehat serta bugar. Dalam arti, bayi tidak membutuhkan penanganan khusus misalnya harus dirawat di ruang inkubator atau NICU.

Ada berbagai macam posisi menyusui. “Untuk ibu dengan puting datar biasanya lebih nyaman dengan posisi cross cradle,” ungkap dr. Ameetha. Pada posisi ini, peluklah bayi dengan lengan yang berlawanan dengan payudara yang akan diisap bayi. Sangga kepala bayi dengan telapak tangan, lalu gunakan tangan yang satunya untuk mengatur payudara ke mulut bayi.

Baca juga: Tips Bebas Nyeri saat Menyusui

Pastikan bayi nyaman dan aman, kelapa dan tubuhnya menghadap ibu, dan mulutnya mengisap puting serta aerola. “Kalau menyusui sampai aerola tidak akan lecet. Puting lecet itu kalau hanya ujung puting yang diisap bayi,” imbuhnya. Saluran ASI tidak hanya terdapat di puting; justru banyak di bagian aerola. ASI akan mengalir deras bila aerola masuk semua ke mulut bayi. Sebaliknya bila hanya puting yang masuk, ASI hanya keluar sedikit sehingga bayi harus mengisap begitu keras, membuat puting ibu lecet.

 

Memulai lagi

Seandainya ibu sudah berhenti menyusui selama beberapa waktu, lalu ingin menyusui lagi, bagaimana memulainya? “Kalau bayi sudah kenal dot atau empeng, maka selingkuhannya yakni dot, harus pergi,” terang dr. Ameetha. Hentikan pemberian susu dengan dot, ganti dengan gelas atau sendok. Ibu harus membangun bonding lagi dengan bayi, kalau bisa 24 jam penuh. Lebih baik lagi bila melakukan kontak skin to skin, agar bayi mendapat kenyamanan lagi dari dekapan ibu.

Jangan putus asa bila bayi menolak; ini pasti terjadi di awal. Cobalah terus memberi ASI dengan gelas/sendok, cukup 1/3 dari porsi biasa. “Jadi beri dia ASI agar tenang, tapi jangan sampai kenyang. Setelah itu, coba lagi untuk menyusui langsung,” lanjutnya. Bila ini dilakukan terus menerus, biasanya dalam 3x24 jam, bayi sudah berhasil menyusu lagi.

Baca juga: Ibu Bekerja, Bayi tetap Minum ASI

Untuk ibu bekerja, mulailah memompa ASI lalu simpan dalam freezer, sebulan sebelum ibu mulai kembali bekerja. “Dua minggu sebelum bekerja, ajarkan pengasuh bayi untuk melatih bayi minum ASI pakai gelas atau sendok,” ucap dr. Ameetha. Saat ibu di rumah, susuilah bayi secara langsung, sehingga bonding antara ibu dan bayi tetap terjalin.

Setelah ASI eksklusif 6 bulan, ASI bisa dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Setelah usia 6 bulan, bayi mulai mendapat MPASI (makanan pendamping ASI). Perlahan, kebutuhan ASI secara alami akan berkurang; makananlah yang jadi sumber nutrisi utamanya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by jcomp - www.freepik.com