konsumsi telur tidak naikkan kolesterol

Riset: Konsumsi Telur Tiap Hari Tidak Naikkan Kolesterol, Ada Sebab Lain

Telur merupakan salah satu sumber protein yang paling gampang diperoleh/dikonsumsi. Namun, sebagian orang khawatir dengan kadar kolesterol jika mengonsumsi telur tiap hari. 

Penelitian baru menemukan kemungkinan penyebab sebenarnya di balik meningkatnya kadar kolesterol. 

Studi yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition menjelaskan bila lemak jenuh dimakananlah yang berkaitan dengan kadar kolesterol lebih tinggi, bukan kolesterol dari telur. Bahkan, partisipan yang mengonsumsi dua butir telur sehari selama lima minggu justru mengalami perbaikan kadar kolesterol (penurunan nilai LDL). 

“Ketika berhubungan dengan sarapan, bukan telur yang perlu Anda khawatirkan, tetapi ekstra bacon atau sosis yang lebih mungkin mempengaruhi kesehatan Anda,” ujar Jon Buckley, PhD, penulis penelitian dan Dekan di University of South Australia Allied Health and Human Performance Academic Unit. 

Telur, lemak jenuh dan kolesterol

Selama bertahun-tahun peneliti sudah mendiskusikan apakah telur akan menaikkan kolesterol LDL (low-density lipoprotein), kolesterol “jahat” yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.  

Pasalnya, telur mengandung kolesterol. Satu butir telur mengandung sekitar 200 mg kolesterol, dua pertiga dari batas harian yang direkomendasikan (300 mg). 

Namun, penelitian baru menemukan bila lemak jenuhlah yang lebih berperan menaikkan kadar kolesterol LDL. Peneliti membagi 61 partisipan ke dalam tiga kelompok, mereka diminta mengikuti diet khusus selama lima minggu, kemudian dirotasi untuk mencoba setiap jenis diet (dari 3 yang didesain):

  1. Diet kontrol: tinggi kolesterol dan tinggi lemak jenuh, mengonsumsi telur maksimal satu butir per minggu.
  2. Diet telur: tinggi kolesterol dan rendah lemak jenuh, konsumsi dua butir telur per hari. 
  3. Diet bebas telur: tinggi kolesterol dan lemak jenuh, tidak konsumsi telur.

Hasilnya menunjukkan lemak jenuh berhubungan peningkatan LDL, sedangkan kolesterol di telur tidak. Selain itu, dibandingkan dengan diet kontrol, diet telur menurunkan kadar LDL (rerata 5,7 mg/dL), tetapi diet bebas telur tidak. 

Hal ini menunjukkan bila lemak jenuh meningkatkan kadar LDL, bukan kolesterol makanan, kata Buckley. “Kami agak terkejut karena efeknya begitu jelas,” tambahnya. 

Konsumsi kolesterol = kolesterol naik, tidak se-simple itu Ferguzo

Meskipun Anda berasumsi bahwa mengonsumsi kolesterol dari makanan meningkatkan kadar kolesterol tubuh - seperti yang diyakini bertahun-tahun - ternyata tidak sesederhana itu. 

Kolesterol makanan (dari makanan) berbeda dengan kolesterol darah, yang mengacu pada kolesterol dalam darah, termasuk LDL dan HDL (high-density lipoprotein). 

Sebagian besar kolesterol darah tidak berasal dari makanan, tetapi diproduksi oleh hati. Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar akan menaikkan kadar LDL, karena membuat hati memroduksi lebih banyak kolesterol secara keseluruhan dan membersihkan lebih sedikit kolesterol LDL di aliran darah. 

Sementara, “Ada bukti (penelitian Jones Peter J.H, et al) bila Anda menambah konsumsi kolesterol makanan, produksi kolesterol di tubuh berkurang untuk mengompensasinya,” ujar Buckley. 

Jika sudah ada kolesterol tinggi bagaimana?

Telur adalah makanan padat nutrisi, para ahli telah sepakat bila telur bisa menjadi bagian dari pola makan seimbang dan menyehatkan jantung. Studi juga menunjukkan bila konsumsi satu butir telur sehari aman untuk jantung Anda. 

Namun, para ahli mengatakan mungkin perlu membatasi konsumsi telur hingga empat atau lima butir per minggu jika Anda sudah memiliki kolesterol tinggi. Telur bisa meningkatkan kadar LDL jika Anda memiliki familial hiperkolesterolemia, kondisi genetik yang mengakibatkan kadar LDL cenderung tinggi. 

Selain itu, penyakit hipotiroid dan beberapa gangguan ginjal, serta pengguna obat-obat tertentu juga bisa mengalami kenaikan kolesterol. 

Jika Anda khawatir dengan kadar kolesterol, namun tetap ingin menyantap telur, pilihlah putih telur, karena sebagian besar kolesterol telur terdapat di kuningnya.

“Setiap orang harus membatasi asupan lemak jenuh untuk mendukung kesehatan jantung,” kata Buckley. The American Heart Association merekomendasikan konsumsi tidak lebih dari 13 gram lemak jenuh per hari. (jie)

Baca juga: Sebutir Telur Sehari, Diabetes Menjauh