Ibu yang bekerja, bisakah memberi ASI (air susu ibu) kepada si kecil? “Bisa,” ujar dr. Marini Sartika Dewi, MsiMed, Sp.A, konselor laktasi di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta. Caranya dengan melakukan manajemen ASI perah (ASIP).
Sebelum cuti melahirkan habis, mulailah menyimpan stok ASIP. Dapat dilakukan satu bulan sebelum cuti habis. Berikan ASIP yang paling dulu disimpan; 1st in 1st out, sehingga ASIP tidak terlalu lama ngendon di freezer. Beri label tanggal pada botol. Untuk memudahkan, susun botol ASIP yang paling lama di baris paling depan, makin ke belakang makin baru.
Saat ibu mulai bekerja lagi, pompa ASI di kantor. Bisa dengan tangan, pompa manual atau pompa listrik. Cari tempat yang nyaman untuk memerah ASI, cuci tangan dan permukaan payudara, lalu duduk rileks. Ciptakan suasana yang membuat ibu nyaman, “Misal sambil melihat video atau foto anak, atau mendengarkan rekaman suaranya.” Tampung ASIP dalam botol kaca, lalu beri label nama dan tanggal.
Botol sebaiknya tidak diisi terlalu penuh, maksimal ¾ bagian. Atau, sesuaikan dengan kebutuhan bayi tiap kali menyusu. Misalnya ASI 100 cc sekali perah sementara bayi hanya butuh 50 cc sekali menyusu. Bagi ASIP ke dalam 2 botol @50 cc, untuk mencegah ASI terbuang percuma. ASIP sisa tidak boleh disimpan untuk diberikan lagi. Sediakan cooler bag untuk membawa ASIP.
Menyimpan ASIP jangan langsung di freezer. “Letakkan dulu di kulkas 1 jam, baru masuk freezer,” terang dr. Marini. Tak lain agar ASI tidak ‘kaget’ dengan perubahan suhu drastic; temperatur ASI agak hangat.
Saat akan diberikan pada si kecil, ASIP beku dari freezer taruh di kulkas semalaman, sebanyak kebutuhan bayi. Sebelum diberikan, hangatkan / rendam botol ASIP di baskom berisi air panas. Goyang botol ASIP, lalu teteskan di kulit untuk mengetes apakah suhunya sudah aman untuk bayi. Menggoyang botol membuat endapan di dasar botol menyatu dengan cairan. Hangatkan ASIP sesuai kebutuhan; jangan sekaligus memanaskan semua botol untuk hari itu.
Suruh orang di rumah memberikan ASIP dengan pipet, sendok atau cangkir kecil. Hindari dot karena membuat bayi bingung puting. Bila bayi sudah ngedot, seringnya tidak mau lagi menyusu langsung. “Bila ibu tiba di rumah, susui bayi secara langsung,” ujar dr. Marini. ASI segar lebih baik dan proses menyusui membuat hubungan ibu dan bayi lebih intim. (nid)