kopi mengurangi risiko perlemakan hati

Kopi Mengurangi Risiko Perlemakan Hati, Ini Penjelasan Dietisein

Perlemakan hati (fatty liver) adalah penyakit yang membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang. Biasanya penderita tidak menyadari jika mengalami perlemakan hati. Beberapa  riset menghubungkan konsumsi kopi mengurangi risiko perlemakan hati.  

Perlemakan hati merupakan suatu kondisi terjadi penumpukan trigliserida dan lemak lain di dalam sel hati. Fatty liver dapat disertai dengan peradangan hati dan kematian sel hati (steatohepatitis), dalam kondisi berat.

Meike Mayasari, SGz, MPH, RD, dietisien dari RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, menjelaskan sebagian besar penderita penyakit ini adalah tipe perlemakan hati non alkoholik (NAFLD), dibanding perlemakan hati alkoholik (ARLD; disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan).

Pada kasus NAFLD, bisa dipicu oleh obesitas, diabetes tipe 2, western diet, kurang aktivitas fisik, dll. Itu sebabnya intervensi gaya hidup (diet dan olahraga) menjadi hal utama.

“Diet mediterania dan die DASH (diet khusus untuk hipertensi) memiliki efek menguntungkan pada NAFLD,” kata Mieke, dalam webinar Intervensi Gizi untuk Diabetes dan Perlemakan Hati, Sabtu (11/2/2023).

Penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara konsumsi kopi atau kafein dengan perelemakan hati non alkoholik. Sebagian riset menyatakan manfaatnya, sementara beberapa studi tidak ada manfaat signifikan.

Salah satu yang terbesar dilakukan oleh Birerdinc (2012) dengan 41.658 responden. Konsumsi kafein mampu memperbaiki steatosis (perlemakan hati). Riset tahun 2010 oleh Catalano, et al, pada 245 partisipan mencatat perbaikan steatosis terjadi hanya pada mereka yang mengonsumsi espresso.

Terdapat hasil yang kontras dalam riset di populasi umum, Meike menjelaskan.  Pada 4 penelitian sistematik menjelaskan individu yang teratur minum kopi secara signifikan terkait dengan kejadian NAFLD yang lebih rendah.  Sementara 9 riset lain konsumsi kopi tidak berhubungan dengan insiden NAFLD yang lebih rendah.

“Yang menarik adalah dalam 5 penelitian pada mereka yang sudah memiliki perlemakan hati, konsumsi rutin kopi menurunkan fibrosis liver (jaringan parut di hati),” ujarnya.

“Bisa disimpulkan, populasi umum tidak ada yang mengatakan efek negatif, tetapi efek positif tidak selalu. Catatannya, riset ini hanya ngomong kopi, bukan kopi dengan tambahan segala macamnya (seperti kopi kekinian).”

“Jadi kopinya enggak jadi masalah jenisnya apapun (arabika atau robusta), atau cara pengolahannya (espresso, menggunakan V6, moka pot, dll) tetap bisa direkomendasikan. Namun, tambahannya ini yang perlu diwaspadai, ada fruktosa, glukosa, ada lemak jenuh di susu kental manis, ditambah boba lagi, ini yang menjadi jahat,” Mieke menjelaskan.

Kopi menurunkan inflamasi hati

Walau manfaat kopi pada kasus perlemakan hati masih kontroversial, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi mengurangi risiko perlemakan hati; memberi perlindungan terhadap fibrosis dan kerusakan hati.    

Studi menunjukkan bila selain mengandung kafein, kopi memiliki senyawa polifenol – seperti asam klorogenik dan ferulik – yang bekerja sebagai antioksidan kuat.

Dalam jurnal Hepatoma Research dijelaskan bila kombinasi kefein, asam klorogenik dan asam ferulik akan meningkatkan beta-oksidasi, sekaligus menurunkan akumulasi lemak dan stres oksidasi di hati.

Dampaknya positifnya berupa penurunan fibrogenesis dan peradangan (inflamasi) sel hati.

Dari riset-riset di atas disyaratkan kopi mengurangi risiko perlemakan hati, hanya bila dikonsumsi dalam bentuk kopi hitam. (jie)

Baca juga: Orang Langsing Lebih Berisiko Meninggal Akibat Perlemakan Hati