Sebagaimana diketahui diet vegan dan vegetarian memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, selain membuat kita mengonsumsi lebih banyak serat, dari sisi ekonomi juga lebih murah. Namun pada beberapa orang yang baru menerapkan pola makan ini, salah satu keluhan yang paling banyak terjadi adalah sembelit.
Perubahan pola makan bisa membuat usus ‘kaget’ dan berdampak pada sistem pencernaan. Menerapkan diet vegan/vegetarian dapat mengubah asupan serat secara drastis, yang bisa menyebabkan perubahan pada pola buang air besar (BAB) atau feses Anda.
Sebagai informasi, ada sedikit perbedaan antara istilah vegan dan vegetarian, meskipun sama-sama mengutamakan konsumsi nabati.
Seorang vegetarian adalah orang yang tidak makan daging, unggas, binatang buruan, ikan, kerang-kerangan atau produk sampingan dari pembantaian hewan. Pola makan vegetarian mengandung berbagai tingkat buah, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian. Masuknya susu dan telur tergantung pada jenis diet yang diikuti (vegetarian lacto-ovo, lacto atau ovo getarian).
Sementara vegan merupakan golongan vegetarian yang menghindari semua produk hewani. Ini lebih merupakan sikap untuk menolak segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan.
Karena itu, pola makan vegan tidak hanya mengecualikan daging hewan, tetapi juga susu, telur, dan bahan-bahan turunan hewani. Ini termasuk gelatin, madu, carmine, pepsin, albumin, whey, kasein dan beberapa bentuk vitamin D3.
Kenapa diet vegetarian menyebabkan sembelit
1. Konsumsi serat terlalu banyak dan kurang minum
Diet vegan/vegetarian yang sehat cenderung lebih tinggi serat. Sebuah riset di jurnal Nutrient (2014) membandingkan kualitas nutrisi pada orang dengan pola makan vegan, vegetarian, semi-vegetarian, pescatarian dan omnivora.
Peneliti menemukan bahwa pelaku diet vegan mengonsumsi serat paling banyak – sekitar 41 gram/hari – sedangkan orang dengan diet omnivora adalah yang paling sedikit, rata-rata 27 gram/hari.
“Mengonsumsi cukup serat sangat penting untuk bisa BAB teratur, tetapi ini hanya akan berhasil jika dibarengi cukup air. Air membuat feses lebih lunak dan mudah dikeluarkan, terlalu banyak serat tanpa cukup air bisa membuat Anda sembelit,” terang nutrisionis Kelly Plowe, MS, RD, melansir Livestrong.
2. Tidak cukup konsumsi serat
Saat ini banyak beredar makanan olahan khusus vegan/vegetarian, misalnya pengganti daging, makanan beku, hingga keju. Namun, makanan-makanan ini tidak selalu yang paling sehat.
Makanan tersebut sebagian besar adalah highly precessed, berarti makanan tersebut biasanya tidak mengandung nutrisi yang sama dengan makanan utuh. “Makanan nabati ini dapat menurunkan jumlah serat (dan nutrisi lain) yang Anda konsumsi karena dua alasan: mereka sendiri kekurangan serat, dan/atau mereka menggantikan makanan kaya serat dari diet Anda,” imbuh Plowe.
Jika Anda baru mengikuti diet vegan, atau sudah menjalani diet vegan dan mulai memasukan beberapa makanan nabati olahan ini, perhatikan seberapa banyak Anda mengonsumsinya. Seimbangkan dengan konsumsi makanan utuh lainnya.
“Jika Anda mengalami sembelit, perhatikan berapa banyak serat yang Anda konsumsi dan coba kurangi makanan olahan ini,” saran Plowe.
Namun jika Anda sudah minum air sesuai rekomendasi (sekitar 8 gelas per hari untuk orang dewasa dengan aktivitas normal) dan mengonsumsi cukup serat tetapi masih mengalami sembelit, kunjungi dokter.
Hal tersebut sangat penting terutama jika Anda mengalami gejala tambahan, seperti perdarahan saat BAB. (jie)