prosedur tanpa bedah untuk penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaan

Prosedur Tanpa Bedah Untuk Penyakit Jantung Bawaan

Kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) di Indonesia tergolong tinggi. Sebagian dapat sembuh sendiri, namun pada beberapa kasus memerlukan intervensi medis yang lebih serius. 

PJB atau yang disebut juga kelainan jantung kongenital adalah kelainan struktur jantung ataupun pembuluh darah besar yang terhubung lansung dengan jantung. Bentuknya bisa adanya lubang di dinding jantung, masalah pembuluh darah (alirang terlalu lambat atau mengalir ke arah yang tidak semestinya), hingga gangguan di katup jantung.

Menurut data IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), prevalensi berkisar sekitar 50.000 bayi lahir dengan PJB setiap tahun di Indonesia, dari yang ringan hingga kritis. Namun, kapasitas penanganan intervensi (bedah dan non-bedah) saat ini hanya mampu menangani 7.500 kasus/tahun. Artinya, puluhan ribu anak tidak tertangani optimal setiap tahunnya. 

Dahulu, sebagian besar pasien membutuhkan operasi terbuka untuk mengatasi kelainan bawaan ini. Namun kini, kemajuan di bidang kardiologi memungkinkan dokter melakukan tindakan non-bedah dengan hasil yang sangat efektif dan minimal risiko, yaitu kateterisasi. 

Dengan semakin banyaknya pasien yang memiliki kesempatan untuk ditangani dengan prosedur kateterisasi ini, tentu akan juga mengurangi risiko komplikasi serius dari penyakit jantung bawaan. 

Dr. Asmoko Resta Permana, SpJP(K), FIHA, konsultan kardiologi anak dari Siloam Heart Hospital menjelaskan, “PJB masih menjadi masalah serius di Indonesia dan sering kali tidak terdeteksi sejak dini. Banyak pasien baru terdiagnosis saat sudah dewasa, bahkan setelah mengalami komplikasi seperti stroke, gagal jantung atau kematian mendadak.”

Ia menyarankan, agar segera lakukan pemeriksaan kesehatan jika merasakan gejala-gejala umum pada penyakit jantung bawaan (PJB) agar segera mendapat penanganan yang tepat. 

“Saya mendorong masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala atau riwayat PJB dalam keluarga. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh dengan minimal risiko. Tidak perlu takut, karena inovasi saat ini memungkinkan perawatan yang aman dan nyaman untuk semua usia.”

Gejala umum penyakit jantung bawaan: 

Pada bayi dan anak-anak:

  1. Napas cepat atau sesak napas
  2. Bibir atau selaput lendir (sianosis)
  3. Berat badan sulit naik
  4. Mudah lelah saat menyusu atau beraktivitas  
  5. Sering berkeringat, terutama saat makan
  6. Detak jantung tidak teratur

Pada remaja dan dewasa:

  1. Mudah lelah
  2. Nyeri dada
  3. Pingsan
  4. Pembengkakan di kaki atau perut

Baca: 4 Tanda Penyakit Jantung Bawaan pada Anak, Yuk Kenali

Dari mutasi genetik hingga infeksi selama kehamilan

Penyebab pasti timbulnya kelinan jantung kongenital belum diketahui. Namun ada faktor risiko yang meningkatkan terjadinya kelainan jantung bawaan: 

  1. Riwayat keluarga dan genetik 
  2. Merokok atau terpapar asap rokok selama kehamilan 
  3. Konsumsi alkohol selama kehamilan
  4. Efek samping obat – misalnya anti kejang, asam retinoid dan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor - yang dikonsumsi dalam periode trimester pertama kehamilan
  5. Penyakit lain yang diderita selama hamil, misalnya diabetes, infeksi virus TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex), dan penyakit fenilketonuria

Tanpa pembedahan

Dengan prosedur kateterisasi, melalui pembuluh darah tanpa sayatan besar, dan serta dapat dilakukan dengan teknik tanpa radiasi (zero fluoroscopy) berkat panduan Transesophageal Echocardiography (TEE). 

“Pendekatan ini aman untuk pasien anak, remaja, hingga dewasa yang membutuhkan perlindungan maksimal dari radiasi. Prosesnya nyaman, nyeri minimal, pemulihan cepat dan hasilnya efektif," tutup dr. Asmoko. (jie)

Baca juga: Perhatikan Nutrisi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan