Potret Yeong-Hui dalam Our Blues: Penyandang Down Syndrome pun bisa Mandiri dan Berkarya
yeong-hui_dalam_our_blues

Potret Yeong-Hui dalam Our Blues: Penyandang Down Syndrome pun bisa Mandiri dan Berkarya

Karakter Yeong-Hui dalam Our Blues telah merebut hati para penggemar drama asal Korea Selatan ini. Yeong-Hui yang diperankan oleh Jung Eun-Hye, ditampilkan sebagai penyandang Down syndrome atau sindroma Down berusia dewasa. Karakter yang jarang sekali muncul dalam film maupun serial TV, di berbagai negara.

Our Blues memang bukan drama Korea biasa. Drama bergenre slice of life ini memotret kehidupan komunitas kecil di pulau Jeju, Korea Selatan. Karakternya sungguh beragam. Selain penyandang sindroma Down, Our Blues juga menampilkan karakter tuli, penyandang depresi, perempuan yang tidak menikah, perempuan yang berkali-kali cerai, nenek yang hidup sendirian, hingga masalah kehamilan remaja.

Semua potret kehidupan tadi diramu dengan begitu indah dan hangat, tanpa drama yang berlebihan. Tak heran bila serial ini sukses menempati posisi pertama di semua saluran TV Korea Selatan, dengan rerata rating nasional 11,2%. Di Netflix pun, drakor yang baru saja menamatkan episode terakhirnya (episode 20) pada 12 Juni lalu, tetap berada di posisi puncak pada 10 besar serial TV di Indonesia hingga hari ini.

Yeong-Hui (kanan) bersama saudara kembarnya, Yeong-Ok (kiri) / Foto: Our Blues episode 14 di Netflix

Yeong-Hui dalam Our Blues, Penyandang Down Syndrome yang Mandiri

Yeong-Hui adalah saudari kembar karakter Yeong-Ok (diperankan oleh Han Ji-Min). Sepasang saudari kembar ini diceritakan kehilangan kedua orangtua mereka akibat kecelakaan, ketika mereka baru berusia 12 tahun.

Mereka pun “dipaksa” hidup mandiri. Sempat tinggal dengan bibi mereka, akhirnya mereka tinggal di sebuah rumah yang menampung anak-anak dengan sindroma Down di Seoul. Beranjak dewasa, Yeong-Ok kemudian bekerja keluar kota, sedangkan Yeong-Hui tetap tinggal di rumah tersebut.

Yeong-Hui ditampilkan sebagai perempuan dewasa penyandang sindroma Down berusia 38 tahun. Sehari-hari, ia bekerja di sebuah kafe sebagai kasir. Yeong-Hui bahkan cukup mandiri untuk naik pesawat sendiri dari Seoul ke Jeju, untuk berjumpa dengan saudari kembarnya.

“Kau hebat sekali, ya? Bahkan bisa ke sini sendiri,” ujar Yeong-Ok ketika menjemput Yeong-Hui di bandara.

“Aku hebat ya. Aku sudah menjadi dewasa. Aku pun sekarang sudah lebih dari 30 tahun,” jawab Yeong-Hui.

Beberapa karya Eun-Hye dalam Our Blues / Foto: Our Blues episode 15 di Netlfix

Seniman Hebat

Tanpa disadari oleh Yeong-Ok, Yeong-Hui ternyata adalah seniman yang luar biasa. Selama di Jeju, ia menggambar karikatur orang-orang di sana, yang ternyata menerimanya dengan sangat hangat. Ia juga suka merajut, dan merajut syal berwarna putih gading untuk saudari kembar tersayangnya.

Dalam kehidupan nyata, pemeran Yeong-Hui yaitu Jung Eun-Hye, memang seorang seniman. Gambar karikatur yang ditampilkan dalam episode 15 adalah karya Eun-Hye. Yeong-Hui dalam Our Blues diceritakan memiliki skizofrenia. Ternyata kondisi tersebut memang sempat dialami oleh Eun-Hye dulu. Namun gejala tic dan skizofrenia yang dialaminya perlahan menghilang ketika ia mulai fokus menggambar.

Eun-Hye mulai menggambar saat melihat anak-anak menggambar di studio milik ibunya. Hingga sekarang, kelahiran tahun 1990 ini telah aktif melukis selama 8 tahun. Ia pun menandatangani kontrak dengan Jamsil Creative Studio.

Pada 2016 mulai melukis potret di Pasar Sungai Munho, Yangpyeong. Saat itu ia menggambar wajah 4.000 orang. Hal ini membuatnya dikenal sebagai pelukis “Your Face”. Ketika orang-orang memintanya untuk membuat mereka tampak cantik/tampan, ia menjawab, “Kamu sudah cantik.” Karyanya memiliki ciri khas: alih-alih menggambarkan karakter fisik, Eun-Hye menggambar berdasarkan kepribadian orang yang digambarnya.

Penampilan Eun-Hye di Our Blues bukanlah penampilan perdananya dalam dunia seni peran. Sebelumnya, ia tampil dalam film If You were Me 2 (2006) episode Seaside Flower, sebuah film yang diproduksi oleh Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Korea. Ia juga membintangi flm dokumenter Please Make Me Look Pretty (2022), yang disutradarai oleh ayah angkatnya, sutradara Seo Dong-Il. Dokumenter tersebut memotret keseharian Jung Eun-Hye saat ia mendirikan stan di pasar, dan menggambar sketsa karikatur.

Keluarga Eun-Hye memang sangat mendukungnya. Mereka terus mendorongnya untuk menggali bakat seninya. Mereka juga yang menyarankannya untuk membuka stan di pasar, untuk membuatnya lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain. Tak disangka, karyanya yang unik membuat banyak orang jatuh hati, hingga ia akhirnya mengadakan pameran tunggal.

Perjumpaannya dengan penulis naskah Our Blues Noh Hee-Kung terjadi di pameran tersebut. Pada musim gugur 2020, Noh menghadiri pameran Eun-Hye. Noh, yang sebelumnya telah menulis berbagai karakter dengan disabilitas, seketika berpikir untuk menulis sebuah episode tentang sepasang saudari kembar, yang salah satunya menyandang sindroma Down.

Awalnya, Noh hanya berniat mewawancara Eun-Hye sebagai risetnya. Namun setelah mengenal Eun-Hye, ia terpikat, dan memutuskan untuk memusatkan cerita mengenai sepasang saudari kembar pada karakter yang terinspirasi oleh Eun-Hye. Ia pun akhirnya memutuskan bahwa Eun-Hye sendiri yang akan memerankan karakter tersebut, meski yang bersangkutan tidak pernah belajar akting. Menurutnya, Eun-Hye yang tampil alami sangat cocok untuk peran Yeong-Hui.

Keputusan Noh sangatlah tepat. Yeong-Hui dalam Our Blues menjadi salah satu karakter yang paling dicintai penonton. Sosok Yeong-Hui yang lucu, ceria, dan jujur, sangat memikat hati.

Tak ayal, Kanal YouTube milik Eun-Hye, Caricature Artist Eunhye seketika kebanjiran penggemar. Sejak serial Our Blues tayang, subscriber kanal YouTube Eun-Hye bertambah sekitar 1.000 setiap hari. Kini, sudah 52.500.000 subscriber yang tercatat di kanal tersebut.

Yeong-Hui melihat bintang bersama karakter lain di Out Blues / Foto: Our Blues episode 15 di Netflix

Penyandang Down Syndrome pun bisa Mandiri

Baik Eun-Hye maupun Yeong-Hui membuktikan bahwa penyandang Down syndrome pun bisa mandiri dan berkarya, bila didukung dan diberi kesempatan. Pada awal 1990-an, rerata usia penyandang sindroma Down hanya <10 tahun. Namun sekarang, begitu banyak penyandang dengan kelainan genetic ini yang mencapai usia 50-an bahkan 60-an tahun.

Dulu, penyandang sindroma Down juga dianggap tidak akan bisa mandiri. Nyatanya, kini banyak penyandang Down syndrome yang bisa hidup mandiri, bahkan menempuh pendiikan hingga tingkat universitas, dan bekerja. Tak sedikit pula yang menggeluti bidang lain seperti seni, kuliner, dan olahraga.

Di Indonesia pun, cukup banyak penyandang Down syndrome yang mandiri dan berkarya. Misalnya saja Ferdi Ramadhan, yang berhasil mendapat beasiswa untuk kuliah di program diploma Jaminan Mutu Pangan di IPB, Bogor. Juga ada Salma, yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Dan tentu saja kita kenal sosok Stephanie Handojo, atlet renang kebanggan Indonesia.

Tentu, tantangan yang dihadapi penyandang sindroma Down untuk belajar dan bersosialisasi, jauh lebih besar dibandingkan orang lain. Dan, tidak semua penyandang sindroma Down sama. Ada yang bisa mengikuti pelajaran akademis hingga tingkat lanjut, ada yang tidak bisa. Belum lagi masalah kesehatan yang mereka alami. Penyandang sindroma Down memang kerap memiliki berbagai masalah kesehatan lain, yang membuat mereka makin sulit untuk mengembangkan diri.

Berbagai tantangan yang muncul, tak hanya dihadapi oleh penyandang Down syndrome, tapi juga keluarganya. Syukurlah, kini makin banyak organisasi yang mendukung penyandang maupun keluarga sindroma Down di Indonesia. Di antaranya ada Ikatan Sindroma Down Indonesia atau ISDI (Instagram: @isdi.indonesia), Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia atau Yapesdi (Instagram: @yapesdi), dan Pusat Informasi Down Syndrome atau POTADS (Instagram: @potads).

Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan sindroma Down, tidak perlu merasa malu. Berkonsultasilah dengan dokter dan pakar tumbuh kembang anak. Keluarga juga membutuhkan dukungan positif dari orang-orang sekitar. Tak perlu ragu untuk menghubungi organisasi yang berhubungan dengan sindroma Down, untuk mendapat dukungan. Ingat, kita tidak sendirian.

Rasanya, kita juga perlu berterima kasih pada Yeong-Hui dalam Our Blues, yang membuka mata orang banyak mengenai sindroma Down. Mengutip kalimat penutup Our Blues di episode terakhir yang begitu indah: “Ada satu hal yang harus kita ingat sepanjang hidup kita. Kita tidak dilahirkan ke dunia ini untuk menderita atau merasa sedih. Kita dilahirkan untuk bahagia. Kami berharap semua orang bahagia!” (nid)

___________________________________________________

Foto cover: Our Blues episode 14 - Netflix