Operasi Pengangkatan Rahim pada Kanker Endometrium, Ria Irawan: “Gak Punya Rahim itu Enaknya Luar Biasa!”
ria_irawan_kanker_endometrium

Operasi Pengangkatan Rahim pada Kanker Endometrium, Ria Irawan: “Gak Punya Rahim itu Enaknya Luar Biasa!”

“Kalau bisa pakai ikat kepala kayak waktu reformasi, gue akan tulis: gak punya rahim itu enak banget! Goodbye pembalut dan PMS (pre-menstrual syndrome).” Ini diucapkan Ria Irawan dalam wawancara dengan OTC Digest pada 2016. Operasi pengangkatan rahim yang dijalaninya untuk mengangkat kanker endometrium yang telah merambah kelenjar getah bening di area panggulnya, justru dirasanya sebagai berkah, “Ibadah lancar gak keganggu haid.”

Almarhumah Ria menjalani operasi pengangkatan Rahim pada 2014. Sebenarnya, dokter telah menyarankan hal tersebut pada 2009, ketika Ria mulai mengeluhkan perdarahan hingga bisa haid 2x dalam sebulan. Memang ditemukan mioma di rahimnya. Namun saat itu ia menolak dioperasi. “Jadi perempuan di Indonesia kudu melahirkan, kudu punya rahim. Ternyata, gak punya rahim itu enaknya luar biasa,” ujar Ria.

Baca juga: Mengenang Ria Irawan: "Jadi Pasien Kanker Harus Tegar"

Menurut dr. Andi Darma Putra, Sp.OG(K)Onk, gejala awal kanker endometrium memang perdarahan di luar siklus haid. “Karena bergejala di awal, mudah ditemukan. Karena itu, kanker ini rata-rata ditemukan pada stadium awal; jarang di stadium lanjut,” ujarnya.

Untuk memastikan kecurigaan kanker endometrium, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG, baik USG perut maupun transvaginal. Bila ditemukan penebalan dinding endometrium akan dikuret, lalu dilihat di lab apakah ada sel-sel kanker di sana. Bila terdapat sel kanker, maka harus menjalani pengobatan.

Baca juga: Mengenal Kanker Endometrium yang Menyerang Ria Irawan

Pengobatan kanker endometrium tergantung pada stadiumnya. Di stadium awal, rahim masih bisa diangkat. “Kalau kankernya stadium I, tipenya endometrioid, dan diferensiasi selnya baik, maka cukup operasi pengangkatan rahim saja,” jelas dr. Andi. Endometrioid adalah jenis kanker endometrium yang paling sering ditemukan.

Bila diferensiasi sel kanker buruk, harus dilakukan pengobatan lanjutan, meski kankernya masih stadium awal. Pengobatan lanjutan bisa berupa radioterapi, atau kemoterapi. Untuk kanker stadium III, sudah pasti harus dilakukan pengobatan lanjutan. Seperti yang dijalani oleh almarhumah Ria Irawan. Usai dioperasi, ia kemudian menjalani 3x kemoterapi; dilanjutkan dengan 25 sesi radioterapi, lalu 3x lagi kemoterapi.

Baca juga: Ria Irawan: "Gue Udah Siapin Kain Kafan"

Pada stadium IV, operasi sudah tidak mungkin lagi dilakukan karena kanker telah menyebar ke mana-mana, dan kondisi pasien umumnya sudah sangat buruk. Pada stadium akhir ini, pengobatan hanya bersifat paliatif. Yakni mengurangi nyeri dan keluhan agar pasien lebih nyaman, tapi tidak untuk mengobati. Hal ini juga dijalani almarhumah Ria Irawan hingga ia tutup usia. Setelah dinyatakan remisi pada 2015, kankernya ternyata diam-diam berkembang menjadi stadium IV. Pada 2019, ditemukan penyebaran (metastasis) ke paru-paru dan otak.

Jangan pernah abaikan perdarahan di luar siklus haid. Apalagi bagi yang sudah menopause; sekitar 75% kanker endometrium terjadi pasca menopause. Gejala utamanya: vagina kembali mengeluarkan darah, padahal sudah sekian lama tidak haid. Ini bukan darah haid, segeralah periksa ke dokter. “Kalau kanker ditemukan pada stadium dini dan segera diobati, harapan hidup pun lebih baik,” tegas dr. Andi.

______________________________________________

Foto: dok. OTC Digest