Mengenang Ria Irawan: “Jadi Pasien Kanker Harus Tegar”
ria_irawan_meninggal

Mengenang Ria Irawan: “Jadi Pasien Kanker Harus Tegar”

“Jadi pasien kanker harus tegar. Jangan menye-menye, gak usah sok drama.” Ucapan yang begitu tegas ini menunjukkan betapa almarhumah Ria Irawan tidak ingin dikasihani sebagai pasien kanker. Bertahun-tahun ia berjuang menghadapi kanker yang bolak-blaik mendera tubuhnya. Tak terhitung berapa kali operasi, kemoterapi, dan radioterapi yang telah dijalaninya. Pejuang tangguh yang tidak pernah menyerah hingga akhir hayatnya, kini telah berpulang ke pangkuan-Nya. Pukul 4 pagi tadi (Senin, 6/1/2020) Ria Irawan meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Riwayat penyakit kanker Ria bermula sejak 2009, ketika diketahui ada mioma di rahimnya. Dalam sebulan, bisa 2x ia menstruasi. Pemeran Juminten dalam komedi situasi Lika-liku Laki-Laki ini makin sering mengalami perdarahan, dan kondisi kesehatannya makin buruk.

Hingga pada Idul Fitri 2014 ia tidak mampu melaksanakan shalat Ied karena begitu kesakitan. Ia didiagnosis kanker endometrium (dinding rahim) stadium III C, dengan penyebaran ke getah bening di daerah panggul. “Gue sampai gak bisa jalan. Kalau jinjit rasanya sakit banget,” ujarnya kepada OTC Digest dalam wawancara pada akhir 2014.

Baca juga: Ria Irawan: "Gue Udah Siapin Kain Kafan"

Saat itu, ia tengah menjalani pengobatan untuk kankernya di RS Fatmawati; kemoterapi kedua akan dijalaninya beberapa hari kemudian. Tidak tampak raut wajah murung atau lelah. Ia tetap ceplas-ceplos dan pecicilan. Bahkan, ia menyetir sendiri dari rumah ke Cilandak Town Square untuk belanja, lalu lanjut ke studio Global TV untuk syuting program Ada Ada Aja.

Sebelumnya pada September 2014, aktris yang mendalami seni peran sejak anak-anak ini telah menjalani operasi pengangkatan rahim, untuk mengangkat kanker endometriumnya. Indung telur ikut diangkat, karena kanker telah pula bersarang di sana. Operasi berlangsung sampai 6 jam, lebih dari perkiraan 4 jam. Kemudian ia harus menjalani kemoterapi 6x; sesi kemo pertama dijalaninya pada November 2014.

Semangat yang dimiliki Ria berdampak besar terhadap pengobatan. Dokter sampai terheran-heran melihat kemajuannya setelah sesi kemopertama. Usai kemoterapi ketiga, ia pindah berobat ke RSCM untuk menjalani radioterapi dulu. “Dari kemo terakhir, antre untuk radioterapi. Sambil nunggu efek samping kemo hilang,” ujarnya dalam wawancara berikutnya dengan OTC Digest pada Maret 2016.

Ternyata, Ria harus menunggu selama 3 bulan untuk mendapat jadwal radioterapi. Ia pun menyampaikan kepada dokter, “Lain kali kalau ada pasien yang kayak gue, kasih tahu untuk daftar radiasi waktu masih kemo, jadi nggak nunggu terlalu lama.” Sebulan penuh ia menjalani radioterapi, sebanyak 25 kali. Usai radiasi, ia melanjutkan 3x sesi terakhir kemoterapi.

Baca juga: Ria Irawan: "Gue Pake BPJS"

Seperti pasien kanker pada umumnya, Ria pun mengalami efek samping dari kemoterapi. Memang ia tidak mual. Namun rambutnya rontok, dan sekujur badan terasa ngilu; dagingnya seperti dicabut dari tulang. Sempat ia mengeluh ke asisten rumah tangganya, rasanya seperti mau mati. Tahu bahwa Ria tidak suka dikasihani, si asisten menjawab: “Kemarin saja dikemo nggak mati-mati.”

Meski sakit luar biasa, Ria tetap berusaha santai menjalaninya. “Cari yang enak saja. Ngunyah. Nasi uduk, lontong sayur,” katanya. Menurutnya, makin orang bahagia selama dikemo, efek sampingnya makin tidak terasa. “Orang yang kesakitan saat pengobatan kanker, pasti sedang tidak bahagia,” imbuhnya. Justru menurut Ria, suatu kebahagiaan bahwa sebelum meninggal, ia sempat ‘ditegur’ dan disuruh bertobat.

Pengobatannya selesai 30 Mei 2015. Berdasarkan tumor marker maupun pemeriksaan lain, kanker tidak lagi ditemukan di tubuhnya. Kankernya dinyatakan remisi. Ria kembali aktif berkarya. Bahkan sejak 2015, ia sudah kembali bermain film di Bulan di Atas Kuburan. Dua film lain Kuambil Lagi Hatiku dan Wedding Agreement keluar pada 2019.

Baca juga: Mengenal Kanker Endometrium yang Menyerang Ria Irawan

Namun, kankernya kembali lagi. Pertengahan 2019, ditemukan metastasis di paru-paru dan otak Ria; tanda bahwa kankernya diam-diam telah berkembang menjadi stadium IV. Ia kembali menjalani pengobatan kanker di RSCM. Sepanjang September – November 2019, akun Instagramnya diwarnai unggahan saat ia berobat.

Postingan video 27 November menjelaskan mengenai radioterapi paliatif ketiga, untuk mengurangi nyeri dan keluhan yang dirasakannya. “Semoga semua yang sedang menjalankan paliatif sinar tetap semangat menyelesaikan pengobatan,” tulisnya dalam caption.

Ria telah beristirahat dengan tenang. Ia telah menyiapkan kain kafan sejak pertama kali dinyatakan memiliki kanker. “Kain kafan itu simbol bahwa gue sudah ikhlas, apa pun putusan yang Allah berikan,” ujarnya.

Selamat jalan Ria Irawan. Perjuangan Ria akan selalu menginspirasi pasien kanker untuk terus berjuang dengan berani dan ikhlas. (nid)

_____________________________________________

Foto: Instagram Ria Irawan (@riairawan)