Bayi Lahir Caesar Rentan Mengalami Disbiosis, Bagaimana Cara Menyeimbangkan Mikrobiota Ususnya??

Bayi Lahir Caesar Rentan Mengalami Disbiosis, Bagaimana Cara Menyeimbangkan Mikrobiota Ususnya??

Tahukah Ibu, mikrobiota atau bakteri penghuni usus ternyata berperan besar dalam imunitas tubuh si Kecil. “Kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya banyak sekali manfaat bakteri usus terhadap proses normal di tubuh kita,” ungkap dokter spesialis anak Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K). Menurut penelitian, bayi lahir Caesar rentan mengalami disbiosis atau ketidakseimbangan bakteri, yang bisa mengganggu kesehatannya.

Secara garis besar, ada 5 manfaat utama mikrobiota usus. Yaitu menjaga integritas usus, menyehatkan sel-sel epitel usus, menyuplai energi, melindungi dari mikroba berbahaya/patogen, dan mendukung imunitas tubuh.

Mikrobiota usus harus seimbang, dalam artian, mikroflora/bakteri baik jumlahnya lebih dominan dibandingkan yang bersifat patogen. “Flora usus yang seimbang juga membantu penyerapan nutrisi,” imbuh Dr. dr. Ariani, dalam diskusi virtual Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar yang diselenggarakan oleh Danone SN Indonesia, beberapa waktu lalu.

Bayi Lahir Caesar Rentan Mengalami Disbiosis

Profil mikrobiota usus sedikit berbeda antara bayi yang lahir normal dengan yang lahir secara operasi Caesar. Bagaimana caranya bisa ada bakteri di usus si Kecil? Ternyata, hal tersebut berkaitan dengan bakteri yang ada di tubuh ibu: di vagina, usus, kulit, mulut dan lain sebagainya.

“Perkenalan” si Kecil dengan bakteri sudah dimulai sejak dalam kandungan. “Kalau mikrobiota di tubuh ibu kurang baik mislanya ibu mengalami infeksi vagina, atau ada gigi berlubang, kesehatan janin bisa ikut terpengaruh. Bahkan, bisa terjadi kelahiran prematur,” ujar Dr. dr. Ariani.

 Fase berikutnya dimulai selama proses persalinan, apakah lahir normal atau Caesar. Inilah saat krusial yang akan menentukan kolonisasi mikroflora usus. “Saat ibu melahirkan secara normal, bayi akan melewati vagina, sehingga yang pertama kali dia temui adalah bakteri yang ada di vagina, yang baik. Bakteri-bakteri inilah yang akan mengkolonisasi usus bayi terlebih dulu,” jelas Dr. dr. Ariani.

Sebaliknya bila bayi lahir secara Caesar, dia tidak melewati liang vagina ibu, melainkan lewat perut. “Bayi pun betemu pertama kali dengan bakteri yang ada di kulit ibu, dan ini biasanya bukan bakteri yang baik. Bakteri ini yang duluan masuk ke usus, sehingga bakteri baik akan sulit berkoloni karena usus telanjur dikuasai oleh bakteri yang kurang baik,” papar Dr. dr. Ariani. Itu sebabnya, bayi yang lahir secara casar lebih berisiko mengalami disbiosis atau ketidak seimbangan mikrobiota usus.

Namun masih ada harapan dari fase 3, yaitu ASI. “Akan sangat menguntungkan bila bayi bisa mendapat ASI. Meski lahir secara Caesar, dengan pemberian ASI, bayi akan mendapat probiotik sekaligus prebiotik yang akan menumbuhkan bakteri-bakteri sehat di ususnya,” ucapnya.

Fase 4 dimulai ketika si Kecil mulai mendapat MPASI. MPASI yang baik serta sesuai dengan usia dan kebutuhan si Kecil, akan mendukung pertumbuhan mikrobiota usus yang sehat. Fase terakhir (fase 5) yaitu di usia 1-3 tahun, ketika si Kecil sudah bisa makan makanan keluarga. Pada fase ini, mikrobiota usus anak sudah menyerupai mikrobiota usus dewasa. Artinya, seperti itulah kurang lebih profil mikrobiotanya hingga ia dewasa kelak.

Secara umum, mikrobiota usus pada bayi yang lahir normal didominasi oleh bakteri baik Bifidobacteria dan Lactobacillus. Sedangkan bayi yang lahir secara Caesar, umumnya mikrobiota usus didominasi oleh bakteri jahat seperti Enterobacteriae, Staphylococcus, dan Clostridium, sehingga terjadi disbiosis dan kolonisasi usus oleh bakteri baik terlambat. Akibatnya, bisa muncul berbagai masalah kesehatan. “Anak yang lahir Caesar lebih banyak yang mengalami alergi makanan, asma, penyakit atopi, bahkan diabetes tipe 1,” ucap Dr. dr. Ariani.

Menyeimbangkan Mikrobiota Usus

Tentu saja, ada kondisi medis yang mengharuskan ibu melahirkan secara Caesar. Namun jangan patah semangat, karena masih ada cara yang bisa dilakukan untuk merestorasi mikrobiota usus bayi agar jadi seimbang. Berikut ini tips dari Dr. dr. Ariani.

1. Lakukan IMD dan berikan ASI ekskusif

“Bila ibu terpaksa melahirkan secara Caesar, harus diupayakan untuk sebisa mungkin memberi ASI,” ujarnya. Dimulai dengan konseling laktasi sejak masa kehamilan, dan IMD (inisiasi menyusui dini) setelah bayi lahir.

2. Pilih RS Sayang Ibu dan Bayi

Pilihlah RS yang memenuhi kriteria RS Sayang Ibu dan Bayi. RS dengan kriteria tersebut sangat mendukung IMD, pemberian ASI eksklusif sejak awal, dan memungkinkan ibu sekamar dengan bayi, sehingga ibu bisa menyusui bayi secara optimal.

3. Berikan probiotik

 Bagaimana bila ibu tidak bisa menyusui, meski sudah diupayakan berbagai cara? “Bisa diberikan suplemen prebiotik dan probiotik,” ucap Dr. dr. Ariani. Di usia 6 bulan pertama, suplementasi prebiotik dan probiotik bisa diberikan melalui susu formula yang mengandung kedua zat tersebut.

4. Berikan MPASI bergizi seimbang

Selewat usia 6 bulan ketika bayi mulai mendapat MPASI, perkenalkanlah pola makan sehat yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang sejak awal. “Jangan lupa makanan yang mengandung prebiotik yaitu serat, tapi secukupnya saja karena di usia ini, bayi belum memerlukan buah dan sayur terlalu banyak,” tutur Dr. dr. Ariani. Suplemen probiotik terpisah sudah mulai bisa diberikan bila si Kecil sudah mulai MPASI.

Siapa sangka, proses persalinan ternyata berperan besar terhadap kesehatan si Kecil, karena merangsang kolonisasi bakteri baik sejak awal. Sebaliknya, bayi lahir Caesar rentan mengalami disbiosis. Namun demikian, ada cara yang bisa dilakukan untuk menyeimbangkan mikrobiota usus bayi. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Freepik