anak zaskia sungkar kena covid-19

Setelah Suami Kini Anak Zaskia Sungkar Terpapar Covid-19, Kenapa Anak Gejala Batuknya Lebih Keras?

Dibanding varian lain, COVID-19 varian Omicron tampaknya lebih mudah menyerang anak-anak; termasuk balita. Ukkasya Muhammad Syahkri (11 bulan), putra pasangan Irwansyah – Zaskia Sungkar, dinyatakan positif COVID-19. Hampir pasti, ia tertular dari sang ayah, yang sudah beberapa hari ini menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Kabar terpaparnya si kecil Ukkasya, diketahui dari unggahan  Zaskia Sungkar di akun Instagramnya. Sebuah foto menampilkan dahi Ukkasya yang ditempeli plester penurun panas. Sang bunda menerangkan, Ukkasya panas tinggi karena Covid-19.

"Ukkasya belum pernah flu sama sekali, dibawa traveling pun dia  ok ," begitu antara lain unggahan  Zaskia, Rabu 9 Februari 2022. Zaskia sendiri dinyatakan negatif. Dia berharap tetap sehat, agar dapat mengurus anak dan suami yang sedang sakit.

"Alhamdulillah sampai hari ini mami Kia negatif dan sehat, bs ngurusin 2 orang kesayangan @irwansyah_15 @ukkasyahki masyaAllah Tabarakallah," tulisnya. "Semangat buat semua moms yg mungkin lagi ngalamin kayak aku. Tetap tenang, insya Allah seminggu membaik semua. semangatt!!"

Gejala anak lebih ringan 

Secara garis besar, menurut Juru bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, “Varian Omicron menunjukkan gejala yang sama pada bayi, anak-anak dan orang dewasa: flu, sakit kepala, sakit tenggorokan, demam dan merasa kelelahan atau fatigue.” Sejauh ini tercatat ada 324 anak-anak di Indonesia terpapar varian Omicron.

Menurut pengalaman dr.  Samoedro, Sp.P (spesialis paru) di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, pada anak gejala umumnya lebih ringan. Itu karena Omicron menyerang saluran pernapasan atas. Dan karena saluran napas anak dan balita lebih kecil dibanding orang dewasa, gejala batuk yang ditimbulkan cenderung lebih keras.

Lebih ringannya serangan varian Omicron, antara lain karena pada pasien – anak, dewasa dan lansia -- tidak sampai ada gejala penurunan fungsi indera penciuman dan perasa. Jadi, pasien masih dapat mencium bau-bauan seperti harumnya parfum, maupun bau “sedapnya” ikan asin yang sedang digoreng.

Protokol kesehatan harga mati

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, menerapkan protokol kesehatan (prokes) adalah cara ampuh untuk melindungi diri, dan orang-orang di sekitar kita, dari serangan virus corona.

Terhitung sejak varian Omicron masuk Indonesia, jumlah kasus COVID-19 terus naik. Satgas COVID-19 mencatat, sampai 7 Februari 2022 ada penambahan 26.121 kasus baru. Total kasus terkonfirmasi di Indonesia jumlahnya 4.542.601; di mana 4.191.604 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Jumlah yang meninggal bertambah 82, menjadi 144.636 orang.

Menurut perkiraan Kemenkes, kenaikan kasus akan mencapai puncaknya 2 - 3 minggu ke depan, atau sekitar akhir Februari 2022. Kemenkes menganjurkan, anggota masyarakat yang terpapar Omicron yang tidak bergejala atau bergejala ringan, cukup isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu. Dapat memanfaatkan layanan telemedisin, atau segera melapor ke puskesmas terdekat.

Rumah sakit hanya bagi pasien Omicron, dengan beberapa kriteria. Yaitu: lansia dengan faktor komorbid; belum divaksini; sesak napas, saturasi di bawah 94 persen; kondisi rumah sulit menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lain.

Di Amerika, anak juga rentan terserang Omicron

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, 305 anak dirawat di rumah sakit akibat COVID-19  dalam sepekan terakhir. Jumlah tersebut merupakan peningkatan 48 persen lebih.

Dr. Stanley Spinner, Kepala Medis di Texas Children's Pediatrics & Urgent Care di Houston, AS, seperti dilansir CNN beberapa waktu lalu memperkirakan, "Akan lebih banyak anak yang menjalani rawat inap di rumah sakit, dibanding yang pernah kita lihat sebelumnya."

Umumnya, anak yang terpapar varian Omicron dan menunjukkan gejala cukup parah, karena belum disuntik vaksin, atau belum mendapat vaksinasi lengkap. (sur)

Baca juga: Penyanyi Irwansyah Kembali Terpapar COVID-19, Antibodi Yang Terbentuk Ada Batas Waktunya