“Sudah pernah terinfeksi COVID-19, Anda jangan pernah merasa aman karena tubuh sudah memiliki antibodi,” ujar Dr. Frank Esper, MD, dari Cleveland Clinic, Amerika Serikat. Dr. Esper benar. Irwansyah, pelantun lagu “Pencinta Wanita” (36 tahun), Juli tahun lalu (2021) terpapar COVID-19-19. Senin, 7 Februari 2021 – atau sekitar 7 bulan kemudian – ia kembali terinfeksi; sepertinya varian Omicron.
Suami Zaskia Sungkar ini, kini sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. "Baru pisah 2 hari malem aja sm dia dah kangen bangeeet. MasyaAllah, tunggu abi negative ya naak , miss you," tulis Irwansyah dalam postingan Instagramnya, Senin 7 Februari lalu. Ia merasa, lewat COVID-19 yang kembali menginfeksi, “Lagi disuruh istirahat sama Allah.”
Kata Zaskia Sungkar, putra mereka Ukkasya sangat merindukan sang ayah, yang harus menjalani isoman dan tidur di ruangan berbeda. Ukkasya jadi lengket dan tak mau berpisah dengan bundanya. Bahkan saat buang air besar (BAB), si kecil tetap minta ditemani.
Kakak kandung Shireen Sungkar ini berharap, sang suami segera diberi kesembuhan. Apalagi, tak lama lagi umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Belum diketahui, bagaimana Irwansyah bisa kembali terpapar virus corona. Tetapi, Juli tahun lalu, tampaknya ia tertular dari adiknya. Entah kapan tertularnya, karena ia dan keluarga merasa sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Keluarga ini juga membatasi diri tidak keluar rumah. Ketika itu, karena tak bergejala, tahun lalu ia juga hanya menjalani isoman di rumah.
Pernah terinfeksi COVID-19 bukan berarti aman
Dr. Frank Esper, MD, dari Cleveland Clinic mengatakan, masih banyak kesalahpahaman mengenai penularan COVID-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa kasus infeksi ulang jarang terjadi. “Bukan berarti, bila Anda pernah terinfeksi berarti sudah aman,” ujarnya suatu kali.
Kasus yang dialami Irwinsyah, sepertinya membenarkan pendapat pakar kesehatan bahwa antibodi yang diperoleh lewat vaksinasi hanya bertahan sekitar 6 bulan. Itu sebabnya, hari-hari ini – seolah berlomba dengan merebaknya varian Omicron – suntik booster (vaksinasi ketiga) digalakkan. Terutama bagi kalangan yang rentan, seperti lansia; terlebih yang memiliki faktor komorbid.
Selain corona, banyak virus lain yang sama buruknya
Menurut Dr. Esper, “Jangan pernah merasa terinfeksi COVID-19, jika Anda tidak melakukan tes COVID-19 sama sekali. Banyak virus lain yang gejalanya sama dengan virus corona. Anda bisa saja mengalami pilek atau flu parah, tapi Anda mungkin terserang adenovirus atau virus lain, yang sama buruknya.”
Telah terinfeksi COVID-19, kemudian merasa memiliki antibodi COVID-19, meskipun sebenarnya tidak, sangat berbahaya. Kata Dr. Esper, banyak orang yang sebenarnya belum terinfeksi COVID-19. Yang berarti, “Banyak di antara kita yang masih rentan terhadap COVID-19.“
Ia menduga, “Kalau sebagian besar orang saat ini sudah terinfeksi, kita tidak akan melihat jumlah kasus yang meroket setiap harinya. Betapa banyak orang yang masih rentan. Kita harus bekerja sama untuk meminimalkan jumlah orang yang terinfeksi."
Antibodi tidak bertahan lama
Menurut Dr. Esper, kalangan medis masih meneliti kasus-kasus reinfeksi. Sebuah penelitian ini di Oxford menunjukkan, antibodi menawarkan perlindungan selama 6 bulan. Yang perlu dicatat, studi ini masih belum dievaluasi dan ditinjau oleh peneliti lain. “Sebagian besar orang yang memiliki antibodi, efektif melawan virus corona. Yang bersangkutan mungkin terlindungi selama beberapa bulan. Tetapi, antibodi tidak bertahan selamanya. Kekebalan akan berkurang seiring waktu,”kata Dr. Esper.
Dr. Esper menekankan penting melakukan tindakan pencegahan penularan Covid-19. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan. Tetap pakai masker, cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak, hindari kerumunan dan batasi mobilitas. Dengan terjadinya penurunan antibodi pada diri seseorang, “Tampaknya kita perlu mendapat vaksinasi COVID-19 tahunan, seperti halnya vaksin flu.” (sur)