IDEC 2025: Inovasi dan Kolaborasi untuk Masa Depan Kedokteran Gigi Indonesia
pembukaan_IDEC_2025

IDEC 2025: Inovasi dan Kolaborasi untuk Masa Depan Kedokteran Gigi Indonesia

Masalah gigi dan mulut menempati urutan kedua gangguan kesehatan terbanyak di Indonesia, setelah penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS, Dirjen. Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam pembukaan IDEC 2025 (Indonesia Dental Exhibition & Conference) keempat di Jakarta (14/11/2025).

Data Kemenkes menyebut, 31% usia balita dan anak pra sekolah memiliki gigi yang tidak sehat. “Ini adalah peringatan untuk kita semua, karena kesehatan gigi yang buruk akan berdampak jangka panjang terhadap kesehatan dan produktivitas anak-anak di masa depan,” ujarnya.

Sayangnya saat ini, sekitar 40% Puskesmas belum memiliki tenaga kesehatan lengkap, terutama dokter gigi, yang tentunya akan berdampak terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pemerintah berupaya untuk memenuhi pelayanan kesehatan gigi dan mulut, mulai dari distribusi dokter gigi yang merata hingga instrument-instrumen kedokteran gigi hingga ke daerah terpencil, sehingga mudah diakses oleh masyarakat. “Kami juga berharap, makin banyak peralatan dan instrumen gigi bisa diproduksi di dalam negeri,” imbuh Lucia.

Suasana pameran / Foto: IDEC

IDEC 2025 dan Inovasi Kedokteran Gigi di Indonesia

IDEC hadir sebagai wadah strategis yang menyatukan para pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem kedokteran gigi. Melalui kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi terbaru, IDEC berperan sebagai katalis yang mendorong pertumbuhan sekaligus pengembangan profesi kedokteran gigi di Indonesia.

Tahun ini, IDEC mengusung tema Transformation of Dental Health Resiliency. “Transformasi ketahanan kesehatan gigi mencerminkan komitmen yang luas untuk membangun sistem kesehatan lebih tangguh dan inklusif. Membangun langkah pencegahan jangka panjang, pendidikan dan akses kepada perawatan kesehatan mulut dan gigi yang berkualitas bagi siapapun," papar Ketua Umum PB-PDGI Drg. Usman Sumantri, MSc.

Selama 3 hari (14 – 16 November), IDEC 2025 dihadiri oleh 5.620 peserta dari seluruh Indonesia. Area pameran seluas 5.000 m2 menghadirkan 250 merk dari 11 negara, dengan tiga paviliun internasional (Tiongkok, Italia, Korea Selatan). Beragam inovasi dinamis dalam kedokteran gigi digital, pencitraan, material restoratif, dan teknologi klinis, memenuhi area pameran.

Ketua Acara IDEC 2025, Dr. drg. Himawan Halim, DMD, MS, FICD, Sp.Ort, menyampaikan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari besarnya minat berbagai pihak untuk menampilkan teknologi kesehatan gigi terbaru, inovasi digital, AI, hingga sistem perawatan gigi terintegrasi. “IDEC 2025 akan menjadi ajang business-to-business (B2B) yang membuka peluang koneksi strategis antara merek dan para pengambil keputusan utama,” ujarnya.

Ia melanjutkan, penyelenggara berkomitmen menghadirkan suasana yang dinamis dan interaktif. “Ini semua untuk mendorong terciptanya koneksi bermakna antara peserta pameran, pengunjung, dan para pakar industri,” imbuhnya.

Salah satu program hands-on bersama drg. Devya Linda SY, Sp.BM / Foto: IDEC

Tak hanya pameran, IDEC juga menghadirkan sesi konferensi ilmiah dengan topik menarik dan pembicara dari dalam dan luar negeri. Selain itu, juga diselenggarakan program hands-on, di mana dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi belajar dan berlatih praktik langsung oleh para ahli. Jumlah peserta konferensi dan hands-on mningkat hingga dua kali lipat dibandingkan IDEC sebelumnya (2023).

IDEC merupakan ekspo dua tahunan yang diselenggarakan oleh PT Traya Eksibisi Internasional dan Koelnmesse Pte Ltd, bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). “IDEC tahun ini sungguh menginspirasi. Energi, keterlibatan, dan rekor partisipasi dalam konferensi ilmiah yang kami saksikan mencerminkan momentum luar biasa industri kedokteran gigi Indonesia. IDEC 2025 telah membuktikan bahwa ketika inovasi bertemu dengan kolaborasi, transformasi nyata terjadi. Kami bangga melihat platform ini terus berkembang sebagai tolok ukur keunggulan kedokteran gigi di kawasan ini,” pungkas Mathias Kuepper, Managing Director and Vice President Asia-Pacific of Koelnmesse Pte Ltd. (nid)