pandemi covid-19 bukan konspirasi elit global

Penularan Masih Masih Tinggi, COVID-19 Bukan Konspirasi

Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu dilakukan aksi penolakan tes cepat dan tes swab oleh sekelompok masyarakat di Bali. Seorang musisi Bali pun tak henti mengatakan bila COVID-19 adalah sebuah konspirasi permainan elit global. Fakta mengatakan pandemi ini bukan konspirasi.

Banyak beredar teori konspirasi yang dipercaya masyarakat, salah satu yang paling ramai adalah pandemi ini adalah rancangan ‘tangan’ elit global untuk menata ulang perekonomian dunia (teori new world order). Pandangan lain menuduh pihak China karena kebocoran laboratorium, ada yang mengatakan Amerikalah yang menyebarkan virus karena motif perang dagang.

Dalam teori new world order disebutkan ada segelintir elit global yang sengaja menciptakan ketakutan, kepanikan global melalui media massa, hinga akhirnya banyak negara bangkrut akibat krisis sosial ekonomi. Sang elit kemudian memberikan solusi kehancuran tersebut, dengan menawarkan bantuan (memberikan utang) dalam pemulihan ekonomi.

Menanggapi hal tersebut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito menegaskan COVID-19 adalah ancaman nyata yang terjadi di masyarakat. Bahkan jumlah konfirmasi positif sudah melebihi 100.000 kasus.

Dalam akun YouTube resmi BNPB Indonesia, Prof Wiku mengatakan, "Kasusnya semakin lama semakin meningkat, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia, dan sudah banyak korban yang berjatuhan, banyak tenaga kesehatan yang gugur, bukan hanya di Indonesia tapi juga di tempat lain di dunia.”

Kondisi saat ini dibuktikan dengan data yang riil dan yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. "Jadi, bukan berupa konspirasi. Kami mohon agar, semua pihak melihat apa yang terjadi di angka yang ada di seluruh dunia, dan kita betul-betul menjaga keamanan dan keselamatan anggota keluarga kita semuanya," imbaunya.

Baca : Penelitian Membuktikan COVID-19 Bukan Virus yang Dibuat Di Lab Sebagai Rekayasa Genetik

Selanjutnya diharapkan setiap individu bisa memberikan pesan yang baik kepada publik. Terutama figur publik untuk menjaga dan menyampaikan pesan kepada masyarakat berdasarkan data dan informasi yang benar, dari sumber terpercaya.

"Silakan bertanya kepada para pakar agar, informasinya bisa disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mengikutinya dengan baik," ujar pria yang juga ditunjuk sebagai Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19.

Ia menekankan informasi yang disampaikan kepada masyarakar diharapkan tidak memberikan bencana, tetapi manfaat kepada masyarakat yang mendengar. "Ini menjadi tugas kita bersama untuk bersatu melawan COVID-19 agar bangsa kita bisa selamat," kata Prof. Wiku.

Kesembuhan harian meningkat

Walau jumlah kasus positif terus bertambah, angka kesembuhan harian juga mengalami peningkatan.

Total kesembuhan hingga Selasa (28/7/2020) bertambah menjadi 60.539 kasus. Data harian Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak penambahan kasus sembuh 2.366 kasus.

Provinsi Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar pasien sembuh dalam data harian, ada 627 kasus sembuh, dengan total kesembuhan ada 3.567 kasus. Lalu disusul provinsi Jawa Timur dengan 401 kasus sembuh, total kesembuhan 13.081 kasus.

Sementara DKI Jakarta menjadi terbanyak ketiga dengan 376 kasus sembuh dengan total kesembuhan mencapai 12.367 kasus. (jie)