Kesehatan saraf penting agar organ tubuh dapat berjalan optimal. Kerusakan saraf tepi jika tidak segera diperbaiki akan bersifat permanen.
Kontrol dan kerja organ tubuh, dari kulit sampai jantung diatur oleh sistem saraf. Perintah melakukan ‘aksi’ diinisiasi oleh saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), diteruskan sampai organ-organ tubuh lewat sistem saraf tepi / perifer. Ini adalah saraf yang menjulur dari sumsum tulang belakang ke anggota tubuh, disebut juga akar saraf.
Ibarat kabel listrik, dalam sebuah ‘kabel’ saraf terdiri atas 3 jenis saraf. Saraf otonom yang mengatur kerja organ secara otomatis, seperti jantung, ginjal, pencernaan dan pengeluaran keringat. Saraf sensorik untuk menerima rangsang dari luar tubuh, seperti panas- dingin, atau kasar-lembut. Dan, saraf motorik yang mengatur gerakan tubuh.
Khusus saraf otonom terbagi lagi menjadi simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik akan menciptakan respon tubuh dalam keadaan darurat : ‘melawan atau pergi’ (fight or flight). Ia bekerja di mata, paru-paru, ginjal, jantung, dsb. Itu sebabnya ada peningkatan denyut jantung / keringat di waktu darurat. Sementara parasimpatik berperan di fase tubuh istirahat dan mencerna. Ia bertanggung jawab untuk mewujudkan peningkatan air liur, produksi air mata, buang air kecil atau buang air besar.
“Kalau saraf otonomnya terganggu kualitas hidup pasti turun jauh. Bayangkan kalau tahu-tahu kencing atau menderita impotensi, pasti depresi,” papar dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat.
Gangguan/kerusakan sel saraf tepi disebut dengan neuropati. Gejala awal ditunjukkan dengan kesemutan atau kram berulang tanpa sebab. Normal jika kesemutan di kaki terjadi saat kita duduk bersila terlalu lama. Ini terjadi karena aliran darah terhambat. Pada kasus neuropati kesemutan terjadi di kaki tanpa sebab jelas.
Jika terus diabaikan gejala kesemutan yang awalnya jarang berubah menjadi sering. Lambat laun penderita mengalami baal (kebas), rasa terbakar spontan dan kulit mengkilap/kering - rusaknya saraf otonom yang mengatur produksi keringat. Semakin parah akan menyebabkan mati rasa bahkan kelemahan anggota gerak.
“Regenerasi sel saraf sangat lambat, yakni 1mm/hari. Jika rusaknya serabut sel saraf > 50% sudah tidak bisa dikembalikan. Makanya cegah dan lakukan pengobatan dini sebelum itu terjadi,” tegas dr. Luthy dalam seminar media Bergerak Bersama #LawanNeuropati, Maret 2017.
Pencegahanpun mesti dilakukan holistik : istirahat cukup, olahraga teratur, dan gizi seimbang. Vitamin saraf /neurotropik ( vit B1, B6 dan B12) dapat dikonsumsi sekali sehari bersama dengan makanan sumber vitamin B seperti, sayuran hijau, kacang-kacangan, beras merah, kuning telur, ikan dan daging merah. (jie)
Baca juga: Ibu Hamil Rentan Neuropati