gangguan tidur sleep apnea picu parkinson
gangguan tidur sleep apnea picu parkinson

Gangguan Tidur Sleep Apnea Berisiko Tinggi Picu Penyakit Parkinson, Lakukan Terapi Ini

Ada hubungan yang jelas antara gangguan tidur sleep apnea dengan penyakit Parkinson. Data menyebutkan empat dari 10 penderita Parkinson juga memiliki gangguan tidur ini. 

Menderita sleep apnea berarti saluran napas Anda tersumbat saat tidur, membuat tubuh – terutama otak – tidak mendapatkan cukup oksigen. Sleep apnea juga bisa menyebabkan gejala ngorok atau seperti tersedak saat tidur hingga membuat Anda terbangun. 

Baca: Ngorok Bukan Tanda Tidur Pulas

Walau ada bukti terkait hubungan antara keduanya, para ahli tidak sepenuhnya yakin apakah sleep apnea meningkatkan risiko penyakit Parkinson, atau sebaliknya.

Marta Kaminska, MD, peneliti dan associate professor di McGill University, menjelaskan, “Beberapa studi menemukan penderita sleep apnea punya risiko lebih tinggi didiagnosa Parkinson dalam beberapa tahun ke depan.”

Sleep apnea menyebabkan kesulitan bernapas saat tidur, mengurangi kadar oksigen, menyebabkan tidur yang terputus-putus. Hal ini pada akhirnya meningkatkan stres oksidasi dan peradangan, berdampak pada pembuluh darah, mempengaruhi pembersihan “limbah” otak, cedera pada neuron (sel otak) dan perubahan fungsi otak, jelas Kaminska. 

Penelitan Shafqat MN, dkk, menyebutkan kurangnya oksigen dalam darah secara tidak langsung juga merubah protein di otak yang berhubungan dengan penyakit Parkinson. 

Di sisi lain, sudah diketahui bahwa Parkinson dapat menyebabkan gangguan tidur, yang bisa dimulai sebelum penyakit tersebut didiagnosis. Beberapa orang mungkin didiagnosis menderita sleep apnea tetapi ternyata gangguan tidur mereka disebabkan oleh Parkinson sejak awal, Kaminska menambahkan. 

Untuk mereka yang memiliki kedua kondisi ini sekaligus, penelitian membuktikan derajat penyakit Parkinson – penurunan fungsi motorik dan kognitif - bisa berkembang lebih cepat. Juga memperburuk rasa kantuk berlebihan di siang hari, dan miningkatkan risiko penyakit kardio dan cerebrovaskular (jantung dan otak). 

Sleep apnea perlu diterapi

Karena sleep apnea dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan—termasuk risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, stroke, serangan jantung, demensia, dan lainnya—pengobatannya sangat penting.  

Baca: 7 Langkah Mengatasi Tidur Ngorok

Beberapa terapi untuk mengatasi gangguan tidur ini antara lain merubah posisi tidur, stimulasi saraf, hingga operasi. Ada satu terapi lain yang terbukti berpengaruh mengatasi sleep apnea, yakni mesin CPAP (continuous positive airway pressure). 

Ini adalah alat yang mengalirkan udara bertekanan dengan konstan dan lembut ke dalam hidung atau mulut untuk menjaga jalan napas tetap terbuka saat Anda tidur. Alat ini berupa masker yang menutupi hidung dan mulut.

Studi dilakukan pada penderita sleep apnea, dibagi menjadi dua kelompok: mereka yang mulai menggunakan mesin CPAP dalam dua tahun setelah terdiagnosis, dan terapi CPAP dimulai setelah dua tahun terdiagnosis. 

Hasilnya, kelompok kedua memiliki risiko yang mirip untuk mengembangkan penyakit Parkinson, dengan orang yang tidak melakukan terapi CPAP sama sekali. 

Namun, memulai pengobatan CPAP dalam kurun waktu dua tahun setelah diagnosis tetap dikaitkan dengan derajat penyakit Parkinson yang lebih rendah.  

Walau pengobatan itu perlu, ia bukan kontributor utama untuk mengurangi risiko Parkinson, berolahraga teratur, diet seimbang, berhenti merokok dan membatasi asupan alkohol juga berperan. (jie)