Anak-anak walau lucu kadang bisa sangat mengesalkan, yakni terutama jika ia tipe pemarah. Kondisi ini tak hanya menggangu sang anak, tapi juga orangtuanya. Hipnoterapi dapat digunakan untuk menanggulangi emosi anak.
Anak pemarah tidak bukanlah tanpa sebab. Lewat metode hipnotis / hipnosis, akar masalah dapat diketahui dan “disembuhkan”. Di Amerika Serikat, metode ini mulai dilirik terapis sejak dekade 1950-an. Menurut dr. Milton Erickson dan Erik Wright, hipnosis efektif untuk mengatasi berbagai gangguan pada anak.
Dalam banyak kebudayaan, termasuk di Indonesia, orangtua tanpa sadar sudah melakukannya. Saat ibu mendendangkan lagu Ninabobo untuk menidurkan si kecil, secara otomatis menciptakan fenomena hipnosis (trance). Dalam kondisi trance, sugesti positif dimasukkan.
Hipnosis pada anak, memanfaatkan gelombang otak alpha dan theta. Kondisi alpha identik dengan kondisi saat seseorang sedang berfokus pada kegiatan internalnya (melamun dan melakukan imajinasi). Gelombang ini muncul saat pikiran sadar mulai pasif; sebaliknya pikiran bawah sadar mulai aktif. Kondisi theta identik dengan kondisi sebelum seseorang tertidur lelap. Ia masih dapat mendengar suara di sekitarnya, namun malas untuk bergerak.
Menurut Bobby Hartanto, M.Psi, gelombang theta berperan menyimpan informasi yang terjadi seharian ke pusat informasi jangka panjang. Dengan aktifnya gelombang alpha atau theta saat anak mencapai kondisi yang sangat rileks, pesan dari orangtua dapat segera sampai ke pikiran bawah sadar anak.
“Sekitar 5-10 menit menjelang tidur, dipakai untuk menanamkan memori dan norma. Itu sebabnya, kalau anak didongengin menjelang tidur, akan ingat sampai dewasa. Pesan dari dongeng disimpan dalam long term memory,” ujar Bobby.
Memori bawah sadar merupakan pikiran yang menerima informasi yang telah dianalisa, dan diterima oleh pikiran sadar. Bagian ini berfungsi menyimpan memori jangka panjang, emosi, kebiasaan, intuisi, kreativitas dan kepribadian.
Teknik hipnosis untuk anak lebih baik dilakukan dengan indirect hypnosis (hipnosis secara tidak langsung). Kondisi hipnosis bisa terjadi kala seseorang terlibat aktif dan fokus terhadap suatu hal, yang menyamankan dan membuatnya rileks.
Willy Wong, penulis buku “Dahsyatnya Hipnosis” menyatakan, “Ini yang dimanfaatkan dalam melakukan hipnosis kepada anak, tanpa perlu dilakukan proses induksi (membawa seseorang ke dalam kondisi hipnosis) secara langsung.”
Dalam keadaan hipnosis, anak mudah menerima sugesti, karena pikiran bawah sadar bersifat netral, tidak terpengaruh oleh akal sehat dan logika. Sugesti akan tertanam dalam pikiran, berpengaruh dan mengontrol kegiatan manusia. Itu karena secara anatomis, pikiran bawah sadar lebih besar dibanding pikiran sadar manusia, yakni 88% : 12%.
Hipnosis langsung (direct) juga bisa dilakukan, sebaiknya setelah dipastikan bahwa anak paham tentang hipnosis. Tujuannya agar tidak menghasilkan kecemasan dan rasa takut, yang malah menghambat proses hipnosis. Hal ini dilakukan terutama terhadap gangguan-gangguan yang cukup kompleks, seperti fobia, kecemasan berlebihan (panic syndrome) dan lainnya. (jie)
Bersambung ke: Hipnoterapi untuk Anak yang Pemarah 2