Bakteri probiotik selama ini dikenal sebagai mikroorganisme usus yang membantu daya tahan tubuh. Riset juga menyatakan probiotik bisa membantu mencegah diabetes.
Bakteri hidup di dalam atau menempel pada tubuh manusia, mulai dari ujung rambut sampai kaki. Menurut dr. Nurul I. Hariadi, MD, FAAP., dari Yayasan Orang Tua Peduli (YOP), jika dijumlah, berat bakteri dalam tubuh sekitar 1-3% berat badan manusia.
Itu berarti, jika berat Anda 80 kg, maka 2 kg-nya adalah bakteri. “Dalam tubuh manusia ada 10 triliun sel tubuh. Jumlah sel bakteri lebih banyak lagi, sekitar 90 triliun sel. Jadi, jika semua bakteri itu jahat, sudah pasti kita tidak bisa hidup, karena kalah jumlah,” papar dr. Nurul.
Sebagian besar bakteri baik hidup dalam usus. Mereka membantu kita mencerna makanan dan menyediakan energi serta vitamin. Mereka juga berfungsi mencegah perkembangbiakan bakteri jahat, seperti Salmonella yang menyebabkan infeksi. Bahkan sejumlah reaksi biokimia yang membangun dan memelihara tubuh kita berasal dari bakteri usus.
Jika bakteri dalam usus tidak seimbang, terjadi penurunan kekebalan tubuh (sebagian besar sistem imun dibentuk di usus). Sebaliknya, dengan normalnya mikrobiota usus (komposisi bakteri baik dan jahat) maka banyak hal yang bisa dicapai.
Bakteri probiotik dan diabetes
Penelitian terbaru menunjukkan bakteri usus pun berpengaruh pada kemungkinan seorang anak mengidap diabetes.
Sekitar 30 tahun lalu, peneliti Jepang menemukan bahwa strain tikus laboratorium NOD cenderung mengidap diabetes. Tikus tersebut memiliki banyak gen yang sama seperti yang membuat manusia rentan terhadap penyakit itu.
Dari penelitian tersebut periset yang dipimpin oleh Jayne Danska di Sick Children’s Hospital di University of Toronto dan Andrew Macpherson di Clinic for Visceral Surgery and Medicine di University of Bern menunjukkan bahwa bakteri usus, khususnya pada tikus jantan, dapat menghasilkan hormon dan senyawa biokimia yang menghentikan diabetes.
“Kami harap pemahaman baru tentang kemungkinan bakteri usus dapat melindungi anak-anak yang rentan terhadap diabetes ini bisa membantu pengembangan cara pengobatan baru untuk mencegah anak-anak dari diabetes,” kata Macpherson.
Riset lain dilakukan pada orang dewasa yang menderita diabetes tipe 2 (DM2). Kecheng Yao dan tim dari Department of Gerontology, Renmin Hospital of Three Gorges University, Hubei, China melakukan meta-analisa pada 12 penelitian yang melibatkan 684 pasien DM2.
Studi yang dimuat dalam jurnal Medical Science Monitor 2017 itu menyimpulkan konsumsi suplemen probiotik berhubungan dengan perbaikan nilai HbA1c (kadar gula darah rata-rata per 3 bulan) dan kadar insulin puasa secara signifikan.
Baca juga : Manfaat Probiotik Pada Diabetes Kehamilan
Meringankan iritasi lambung
Keseimbangan komposisi bakteri di usus akan menguntungkan tubuh secara umum, yang paling jelas adalah mengurangi jumlah bakteri yang bisa menyebabkan diare.
Selain itu riset menyatakan bakteri probiotik mampu mengontrol gejala irritable bowel syndrome (IBS), suatu gangguan usus yang menyebabkan perut sakit, kram/kembung, dan sembelit. Mengurangi masalah akibat peradangan usus besar dan halus.
Mengonsumsi probiotik juga menguntungkan tubuh dengan cara menggantikan bakteri baik yang hilang karena pengaruh antibiotik.
Beberapa jenis probiotik yang dikenal memberi manfaat positif bagi tubuh adalah Streptococcus thermophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum dan Lactobacillus rhamnosus.
Untuk Lactobacillus, secara alami terdapat di saluran cerna dan kemih, serta sistem genital. Bakteri jenis ini dapat membantu meringankan diare.
Probiotik Streptococcus dapat memroduksi enzim laktase yang dapat mencegah intoleransi laktosa. Sementara golongan Bifidobacteria yang paling banyak ada di usus besar bermanfaat meringankan sindrom iritasi usus.
Di pasaran beredar luas produk probiotik, dari minum (susu, minuman kemasan), makanan (yogurt padat), sampai serbuk per sachet. Baca label nutrisi sebelum membeli produk dan konsumsilah sesuai aturan pakai. (jie)