vaksinasi covid-19 berisiko kecil picu kekambuhan penderita lupus
vaksinasi covid-19 berisiko kecil picu kekambuhan penderita lupus

Vaksinasi COVID-19 Berisiko Kecil Picu Kekambuhan Penderita Lupus

Penderita penyakit autoimun, termasuk Lupus, merupakan kelompok masyarakat yang membutuhkan pemantauan khusus saat hendak vaksinasi COVID-19, bahkan tak jarang mereka tidak bisa divaksinasi. Namun kabar baik bagi odapus (orang dengan penyakit Lupus) riset teranyar menyatakan vaksinasi COVID-19 berisiko kecil picu kekambuhan. Odapus disarankan melakukan vaksinasi.

Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun menahun, yang belum diketahui sebabnya. Antibodi yang seharusnya melindungi tubuh dari virus dan bakteri, berbalik menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri karena diproduksi berlebihan.

Ini merupakan penyakit multi organ, yang menyerang bagian vital seperti ginjal, hati, sendi, darah, paru-paru, jantung bahkan otak. Itu sebabnya Lupus dikenal juga sebagai “Penyakit 1000 wajah”.

Di kalangan penderita Lupus muncul banyak ketakutan dan pertanyaan terkait vaksinasi COVID-19 bisa memicu kekambuhan penyakit, atau flare.  

Ternyata hasil penelitian yang baru saja dipublikasikan di jurnal Lancet Rheumatology bisa memberi angin segar untuk odapus. Vaksinasi COVID-19 bisa ditoleransi baik pada penderita Lupus dan berisiko kecil picu kekambuhan.

“Menyebarkan data yang meyakinkan ini penting untuk meningkatkan cakupan vaksin pada pasien SLE,” tulis peneliti utama Renaud Felten, MD, dari Strasbourg University Hospital, Prancis, dalam laporannya.

Peneliti melakukan survei pada 696 odapus, berusia 34 – 51 tahun, di 30 negara (Italia, Chile, Prancis, AS, dll) pada periode 22 Maret hingga 17 Mei 2021. Hampir dari separuh (49%) odapus dalam survei itu telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Vaksin yang dipakai meliputi Pfizer (57%), Sinovac (22%), AstraZeneca (10%) dan Moderna (8%).

Hanya 21 (3%) partisipan odapus yang melaporkan mengalami kekambuhan (flare), rata-rata 3 hari pasca vaksinasi. Dari 21 kasus, 15 odapus melaporkan perubahan pengobatan Lupus dan 4 dirawat di rumah sakit.

Efek samping minimal

Efek samping vaksinasi seperti bengkak, demam, kelelahan, nyeri otot dan sendi, mual dan sakit kepala dilaporkan terjadi pada 45% penderita Lupus setelah vaksin dosis pertama, dan 53% di dosis kedua.

Mayoritas odapus mengalami efek samping ringan hingga sedang, dan tidak mengganggu kegiatan mereka sehari-hari. Sebagian besar (90%) menunjukkan gejala gangguan tulang/sendi (musculoskeletal) dan kelelahan (86%).

Peneliti tidak ditemukan adanya perbedaan efek samping bagi penderita Lupus yang menerima vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna) dengan vaksin jenis lain.

Riset ini juga menemukan tidak terjadi hubungan signifikan antara efek samping vaksinasi dan kekambuhan Lupus, atau pengobatan Lupus dan manifestasi Lupus sebelumnya.

Berdasarkan data tersebut, mereka menyimpulkan bila vaksinasi COVID-19 berisiko minimal picu kekambuhan bagi penderita Lupus.

Komentar ahli

Melansir Medscape, Dr Amit Saxena, dari Lupus Center di New York University Langone Health, yang tidak ikut dalam riset tersebut mengatakan, “Kami melihat efek samping ringan hingga sedang terkait Lupus. Beberapa penelitian menunjukkan ini, seperti yang saya lihat secara klinis pada pasien saya sendiri.”

Saxena menambahkan masih banyak misinformasi yang beredar mengenai vaksinasi COVID-19 terhadap penderita Lupus.

“Orang bilang: Karena saya punya Lupus, saya tidak bisa divaksinasi. Saya tidak tahu darimana mereka mendapatkan informasi tersebut. Kami mendorong orang untuk mendapatkannya (vaksinasi COVID-19), terutama penderita Lupus.”

Penulis penelitian ini mengakui keterbatasan utama studi mereka sebagai survei yang dilaporkan sendiri dan bersifat subyektif.

Bagaimanapun, “Vaksinasi direkomendasikan untuk penderita penyakit rematik dan musculoskeletal menurut American College of Rheumatology,” tambah peneliti, “Terlepas dari aktivitas dan tingkat keparahan penyakitnya.” (jie)