Umat Muslim di seluruh dunia dalam hitungan hari akan memasuki Ramadan, bulan yang selalu ditunggu-tunggu. Namun pada usia lanjut, berpuasa memiliki risiko-risiko tertentu bagi kesehatan. Berikut panduan puasa bagi lansia.
Survei di poliklinik geriatri di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta menyatakan, 91 % mereka yang berusia 64 – 83 tahun menjalankan ibadah puasa. Dari jumlah tersebut hanya 20% yang tidak puasa satu bulan penuh.
“Artinya, walau biasanya lansia memiliki kondisi medis tertentu tetap bisa berpuasa,” kata dr. Noto Dwimartutie, SpPD-KGer, dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Tercatat 4 penyakit yang paling sering diderita lansia adalah hipertensi (80%), penyakit jantung koroner (40%), diabetes (25%),dan 25% radang sendi.
Namun, dengan tekat yang tinggi, 72,2% lansia merasakan tubuh lebih segar dan berat badan turun (22,2%) saat puasa. Sebelum menjalankan ibadah puasa, sangat disarankan untuk kontrol ke dokter.
Dr. Noto menjelaskan perubahan fisik pada usia lanjut diikuti pula dengan penurunan fungsi organ. Ada penurunan reseptor rasa haus, sehingg asupan cairan (minum) juga turun.“Hal ini berisiko menyebabkan dehidrasi, mudah timbul rasa lelah, lemah danbingung,” katanya dalam seminar awam Meraih Kesempurnaan Ibadah Puasa Dengan Tetap Sehat Jasmani, Rabu (9/5/2018) lalu.
Kerja sistem pencernaan (lambung dan usus) pun berkurang. Kadang ditambah adanya rasa mual akibat konsumsi obat, seperti metformin (obat diabetes). Hal-hal tersebut menyebabkan sensasi rasa lapar menurun.
Puasa aman untuk lansia
Lansia tetap diperkenankan untuk puasa, selama dalam kondisi stabil, penyakit terkontrol dan tidak ada infeksi akut, misalnya pneumonia.
Untuk mencegah dehidrasi, kebutuhan cairan (minum) tetap antara 8 - 10 gelas per hari. “Dibagi menjadi 2 gelas saat berbuka, 3-4 gelas setelah tarawih sampai sebelum tidur, 1 gelas saat bangun tidur sebelum sahur. Dan, 1-2 gelas waktu sahur,” tambah dr. Noto.
Saat sahur sangat dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi serat. Membuat makanan lambat dicerna dan tidak cepat menyebabkan lapar. Pilih karbohidrat kompleks, seperti ubi, singkong, kentang, roti gandum,nasi merah atau oatmeal.
Batasi minum teh/kopi karena merangsang tubuh lebih sering buang air kecil; lebih gampang memicu dehidrasi. “Hati-hati dengan minuman manis seperti sirop, indeks glikemiknya tinggi, sehingga lebih cepat dicerna dan lebih cepat memicu rasa lapar,” papar dr.Noto.
Baca juga : Panduan Puasa Bagi Penderita Diabetes
Ketika berbuka sebaiknya makan/minum manis yang menghasilkan energi instan. Kurma dianjurkan karena mengandung gula, serat, karbohidrat, kalium dan magnesium. Pisang boleh dikonsumsi karena sumber karbohidrat kompleks dan mineral (selama tidak menimbulkan keluhan begah).
Batasi gorengan dan makanan tinggi lemak. Hindari terlalu banyak minum es, karena dapat menahan rasa kenyang; mengurangi konsumsi makanan lengkap.Konsumsi suplemen vitamin dan mineral diperbolehkan.
Pengaruh puasa bagi lansia
Penelitian Mazidi M, dkk.,menjelaskan ibadah puasa bermanfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan berat badan (asupan kalori berkurang sampai 15%), tekanan darah dan kadar lemak darah berkurang.
Sebagai informasi, pada lansia jumlah radikal bebas dalam tubuh lebih banyak, dan lebih sedikit antioksidan, jika dibandingkan orang dewasa muda. “Puasa terbukti meningkatkan jumlah antioksidan dan menurunkan radikal bebas dalam tubuh lansia,” tukas dr. Noto.
Tercatat tidak ada gangguan fungsi ginjal selama puasa, jika asupan cairan terpenuhi (1,5 – 2 liter/hari). (jie)