Selewat usia 6 bulan, si Kecil makin banyak mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Tak jarang mereka memasukkan benda-benda asing ke mulutnya, didorong rasa ingin tahu. Terlebih, mereka sedang dalam fase eksplorasi oral; mereka mencoba memahami dunia dengan memasukkan benda ke mulut. Yang paling berbahaya adalah bila anak menelan baterai kancing.
“Pada bayi, sering kejadian baterai kancing karena ada di mainan,” ungkap dr. Himawan Aulia Rahman, Sp. A, Subsp. G.H. dari RS Pondok Indah – Puri Indah. Baterai kancing sangat mudah tertelan karena ukurannya begitu kecil, bahkan mungkin orang tua tidak langsung menyadari bahwa si Kecil telah menelan benda tersebut.
baterai kancing sangat berbahaya bila tertelan, karena baterai ini mengandung litium, yang masih memiliki arus listrik meski sudah terlepas dari mainan. Begitu baterai masuk ke mulut anak dan bersentuhan dengan air liur, terjadilah reaksi alkalisasi. “Tenggorokan, lambung bisa terbakar hingga bolong,” jelas dr. Himawan. Kerusakan yang terjadi bersifat permanen, bahkan bisa terjadi kematian bil si Kecil tidak segera mendapat pertolongan.
Bila Anak Menelan Baterai Kancing
Sangat wajar bila kita panik ketika anak menelan baterai kancing. Namun jangan gegabah melakukan tindakan impulsif seperti memaksa si Kecil untuk muntah, karena malah akan berbahaya. Berikut panduan untuk menghadapi kejadian ini.
1. Jangan paksa anak muntah
Jangan mencoba mengeluarkan baterai kancing, atau memaksa anak muntah untuk mengeluarkannya. “Tidak akan berhasil, karena baterai itu kecil sekali. Kalau masih kelihatan mungkin bisa kita ambil, tapi kalau sudah masuk tenggorokan, akan langsung tertelan,” ujar dr. Himawan.
Memaksa si Kecil untuk memuntahkan baterai justru bisa memperburuk keaadaan. Baterai yang tertelan bisa menimbulkan luka bakar kimia saat bereaksi dengan cairan. Reaksi muntah akan menimbulkan gesekan yang lebih kuat lagi antara baterai dengan kerongkongan, sehingga luka bakar yang terjadi akan makin berat.
Selain itu, reaksi muntah akan akan membuat zat kausistik (membakar) yang dihasilkan saat baterai bereaksi dengan air liur, menyebar lebih dalam ke jaringan kerongkongan. Memaksa anak untuk muntah juga bisa membuat prosedur pengambilan baterai oleh dokter lebih sulit.
2. Jangan beri minum atau makan
Minuman maupun makanan akan mempercepat rekasi kimiawi yang terbentuk antara baterai dengan air liur, sehingga akan memperberat luka bakar yang terjadi di kerongkongan.
3. Beri madu
Bila anak sudah berusia satu tahun ke atas, segera beri ia madu. Dosisnya 2 sendok the (10 ml) tiap 10 menit, hingga maksimal 6 dosis. “Madu bisa membantu menetralkan efek kaustik yang terjadi pada kerongkongan dan lambung, dan melapisi baterai,” jelas dr. Himawan. Cukup berikan madu saja, tanpa air minum.
Mohon diperhatikan, secara umum, madu hanya boleh diberikan pada anak usia 1 tahun ke atas. Hal lain yang perlu diperhatikan, madu boleh diberikan bila baterai tertelan dalam 12 jam terakhir.
4. Segera bawa anak ke RS
Hanya dokter yang bisa memberikan pertolongan. Jangan menunda lagi, segera bawa anak ke RS. Bila ada madu di rumah, segera beri ia madu, lalu langsung bawa ke UGD RS terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan X-ray untuk melihat lokasi baterai, lalu mengambil baterai dengan endoskopi. Untuk prosedur ini, si Kecil akan dibius total.
Anak menelan baterai kancing adalah mimpi buruk bagi orang tua. Namun jangan sampai rasa panic membuat kita melakukan tindakan yang bisa membahayakan anak. Untuk pencegahan, hindari memberi si Kecil mainan dengan baterai kancing, atau pilih yang tempat baterainya diamankan dengan mur. (nid)