Jadwal obat juga Berubah | OTC Digest
jadwal_obat_diabetes

Jadwal obat juga Berubah

Dengan bergesernya pola makan, maka jadwal obat pun akan berubah mengikuti jadwal makan. “Kita tidak makan di siang hari dan malam jadi makan. Maka obat yang tadinya di jadwal malam diubah jadi obat pagi, dan obat siang berubah jadi malam,” ujar dr. Mohammad Firas.

Obat dengan jadwal 1x sehari dan biasanya dikonsumsi di pagi hari, jadi dikonsumsi saat  berbuka puasa. Untuk yang 2x sehari (pagi dan malam), jadwalnya digeser; dosis pagi diminum saat buka puasa, dan dosis malam untuk saat sahur. Sedangkan obat dengan jadwal 3x sehari berarti masa kerjanya pendek. Pengaturannya perlu diskusi dengan dokter karena kondisi tiap orang berbeda.

Secara umum, ada yang menyatakan bahwa selama berpuasa, obat diminum saat berbuka puasa, makan malam, dan sahur. Pendapat lain menyatakan, obat pagi diminum saat buka puasa, obat sore dialihkan jadi saat sahur, dan obat malam tak perlu dikonsumsi. Diskusikanlah dengan dokter, bagaimana pengarutan yang cocok untuk Anda.

Baca juga: Puasa Aman untuk Penyandang Diabetes

Untuk suntikan insulin, sedikit berbeda antara penyandang diabetes melitus tipe 2 (DM2) dengan tipe 1 (DM1). Pada DM2, perubahan jadwalnya sama dengan jadwal obat oral. Hanya saja, dosis insulin saat sahur lebih sedikit dibandingkan saat berbuka, untuk menghindari kemungkinan hipoglikemi (kadar gula darah <70 mg/dl).

Penyandang DM 1 pun kini bisa berpuasa karena sudah ada suntikan yang dapat memasok insulin selama 24 jam dengan dosis tetap (basal). Setiap sebelum makan (buka pasa dan sahur), diperlukan suntikan insulin kerja cepat. Untuk dosisnya, diskusikan dengan dokter.

“Bila merasakan tanda-tanda hipoglikemi seperti tiba-tiba keringat dingin, berdebar-debar, lapar luar biasa, pandangan kabur, dan kesadaran berkurang, segera batakan puasa,” tegas dr. Firas. Segeralah minum air gula atau permen agar kadar gula darah segera naik. Jangan sampai niat berpuasa justru membahayakan jiwa, karena hipoglikemi bisa menyebabkan kejang-kejang, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.

 

Susu khusus diabetes

Susu khusus diabetes (SKD) bisa dikonsumsi saat berpuasa, baik sebagai penganti makan atau snack. Untuk pengganti makan (saat berbuka atau sahur), buatlah dengan takaran 4 sdm (250-300 kkal). Sebagai snack, cukup dengan takaran 2 sdm (100-150 kkal).

Selain menggunakan jenis gula rendah kalori sehingga tidak banyak meningkatkan kadar gula darah, SKD umumnya mengandung chromium picolinate, gabungan dari dua zat chromium dan picolinate. Chromium adalah mineral yang dapat membantu meningkatkan efektivitas insulin dengan membuat molekul insulin jadi sempurna sehingga lebih efektif mengatur gula darah dan memasukkan glukosa ke sel. Adapun picolinate membuat chromium lebih mudah masuk ke sel tubuh.

SKD bisa dikonsumsi kapan saja sesuai kebutuhan dan selera, asalkan takarannya disesuaikan. Atur jadwal dan takarannya agar asupan kalori tidak berlebihan. (nid)

_______________________________

Ilustrasi: congerdesign / Pixabay.com