Puasa Aman untuk Penyandang Diabetes | OTC Digest
penyandang_diabetes_boleh_puasa

Puasa Aman untuk Penyandang Diabetes

Bulan Ramadhan tiba, penyandang diabetes kerap bertanya-tanya, bolehkah berpuasa? “Pada dasarnya, orang dengan diabetes tidak dilarang berpuasa,” ujar dr. Imam Subekti, Sp.PD-KEMD dari FKUI/RSCM, Jakarta dalam sebuah kesempatan. Mereka yang gula darahnya terkontrol, baik yang menggunakan obat oral maupun insulin sederhana, bisa berpuasa.

Yang tidak boleh berpuasa yakni yang gula darahnya tidak terkontrol. Penyandang diabetes yang membutuhkan insulin tiga kali sehari apalagi dengan dosis besar, umumnya dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Apa kriteria diabetes terkontrol? “HbA1C bagus, maksimal 8%. Kalau di atas 8 dianjurkan untuk tidak berpuasa,” tutur dr. Mohammad Firas, pengurus PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) Young Diabetic Forum, yang juga praktik di Klinik Brawijaya, Jakarta. Untuk kadar gula darah, disebut aman bila kadarnya <180 mg/dl/hari.

Sebelum berpuasa, dianjurkan melakukan pemeriksaan HbA1c, dan berdiskusi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis dan jadwal obat. Ini dilakukan 2-3 minggu sebelum Ramadhan, karena perlu waktu untuk menyesuaikan obat-obatan.

Untuk pola makan, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan saat tidak puasa. Secara umum, semua makanan bisa dikonsumsi asal jumlahnya dibatasi. “Asupan makan tidak boleh banyak berubah, hanya waktunya saja yang digeser,” terang dr. Firas yang juga penyandang diabetes tipe 1.

Saat sahur, usahakan mendekati waktu imsak agar puasa tidak terlalu lama, dan usahakan untuk mengonsumsi banyak serat. Ini akan membantu gula dari makanan saat sahur diserap secara perlahan, sehingga kadar gula darah selama berpuasa relatif stabil. “Boleh makan nasi, tapi jangan minuman yane manis karena akan meningkatkan kadar gula darah dua jam kemudian. Bila gula darah naik drastic, akan lemas saat puasa,” papar dr. Firas. Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemi (IG) rendah agar gula darah tidak melonjak naik. Saat berbuka, perlu makanan manis untuk cepat mengganti kadar gula yang sudah rendah tapi tetap tidak boleh berlebihan.

Tes gula darah dari ujung jari yang dilakukan secara mandiri, tetap perlu dilakukan. Pemeriksaan bisa dilakukan sebelum sahur, lalu 2-3 jam setelah sahur untuk menilai kondisi gula darah. tengah hari bisa dilakukan bisa curiga merasakan gejala hipoglikemi. “Juga setelah buka puasa, untuk melihat apakah makanan yang dikonsumsi selama berbuka terlalu banyak apa tidak,” tambah dr. Firaz (nid)

Bersambung ke: Jadwal Obat juga Berubah

________________________________

Ilustrasi: Mohamed_hassan / Pixabay.com