IBD dan Risiko Kanker Kolon | OTC Digest

IBD dan Risiko Kanker Kolon

Ada kaitan antara IBD (inflammation bowel disease) dengan peningkatan risiko kanker kolorektal (kolon/usus besar dan rektum/anus). Sebuah studi menyebutkan, pasien IBD berisiko 5x lebih tinggi terhadap kanker kolorektal dibandingkan orang biasa.

Bisa dikatakan, IBD adalah faktor risiko kanker kolorektal. Atau, kanker kolorektal bisa merupakan komplikasi dari IBD. Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta mengatakan, “Kolitis ulseratif bisa menjadi ganas (kanker) jika tidak ditangani dengan baik. Tapi perjalanannya panjang, bisa puluhan tahun.”

Sekitar 5-8% pasien KU (kolitis ulseratif) akan menderita kanker kolorektal dalam 20 tahun setelah mereka didiagnosa KU. Penyakit yang aktif maupun yang dalam kondisi remisi, sama berisiko terhadap kanker kolorektal.

Hingga saat ini, belum ada dasar genetik yang diidentifikasi untuk menjelaskan kecenderungan kanker pada IBD. Diduga, inflamasi kroniklah yang menyebabkan kanker karena daerah yang meradang dapat meningkatkan perkembangan sel-sel abnormal, yang  akhirnya meningkatkan sel-sel kaner.

Ini didukung fakta bahwa risiko kanker meningkat dengan makin lamanya durasi KU; besarnya daerah yang terserang KU;  munculnya peradangan lain dalam waktu yang bersamaan. Data menunjukkan, obat antiradang dapat mencegah perkembangan kanker kolorektal.

Hubungan antara inflamasi dengan kanker kolon perlu dicermati, karena 51% lebih kanker kolorektal di Indonesia terjadi di usia <50 tahun, sementara di negara maju kanker kolorektal banyak terjadi pada rerata usia 67 tahun. Hal ini berkaitan erat dengan proses inflamasi, meski penyebab inflamasi masih perlu diteliti lebih lanjut.

 

Mengurangi risiko kanker

Meningkatnya risiko kanker kolorektal pada pasien IBD, bukan berarti semua pasien IBD akan menderita kanker kolorektal. Yang penting, lakukan skrining dengan kolonoskopi sebagai pencegahan. Jika ditemukan perkembangan sel-sel tidak normal atau sel kanker, bisa segera diambil tindakan sehingga perkembangan kanker bisa dicegah. Diskusikan dengan dokter, apakah perlu melakukan kolonoskopi tiap 1-2 tahun.

Literatur menyebutkan, pasien dengan IBD remisi berisiko sama besar dengan pasien IBD aktif terhadap kanker kolorektal. Ini mungkin karena inflamasi yang terjadi pada IBD meski, tentu saja, inflamasi jauh lebih tinggi pada IBD aktif. Pasien perlu mengonsumsi obat antiinflamasi. Obat 5-aminosalicylic acid (5-ASA) mesalazine disebut-sebut sebagai antiinflamasi unggul, yang bisa mencegah berkembangnya kanker kolorektal pada pasien IBD.

Dukung dengan memperbaiki pola makan. Kurangi konsumsi makanan yang bisa memicu inflamasi di saluran cerna dan membuat IBD kambuh: lemak, daging merah, gula, alkohol, dan sebisa mungkin hindari rokok. Jangan lupa olahraga rutin. (nid)

 

Baca juga:
Makanan Faktor Risiko IBD
IBD Bukan Radang Usus Biasa