pemanis sukralosa picu kebocoran usus

Pemanis Sukralosa Picu Kebocoran Usus

Dalam penelitian terbaru terungkap kekhawatiran mengenai pemanis buatan sukralosa mampu merusak DNA, memicu kebocoran usus. Sehingga para peneliti menyarankan masyarakat perlu berhenti memakannya. 

Sukralosa merupakan pemanis buatan bebas kalori (nol kalori), memiliki tingkat kemanisan 600 kali lebih tinggi dibanding gula pasir dan aspartam. Klaim keamanan sukralosa dikeluarkan oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS). 

Studi yang dipublikasikan di Journal of Toxicology and Environmental Health, Part B ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang mengaitkan sukralosa dengan masalah kesehatan usus.

Para peneliti menemukan bahwa sukralosa menyebabkan DNA terpecah, sehingga membuat orang berisiko terkena penyakit. Mereka juga mengaitkan sukralosa dengan sindrom usus bocor, yang berarti lapisan usus menjadi rusak. Gejalanya adalah sensasi terbakar, nyeri, diare, bergas dan kembung.

Genotoksik

Saat suatu zat merusak DNA, ini disebut genotoksik. Para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi sukralosa menyebabkan tubuh memroduksi zat yang disebut sukralosa-6-asetat, ia bersifat genotoksik. 

Link Sertifikat Webinar Kefarmasian 11 Desember 2023

Peneliti juga menemukan sejumlah kecil sukralosa-6-asetat pada setiap produk siap pakai yang melebihi tingkat keamanan yang saat ini diperbolehkan di Eropa. 

Susan Schiffman, PhD, salah satu peneliti dan asisten profesor di North Carolina State University, mengatakan, “Otoritas Keamanan Pangan Eropa menetapkan ambang batas toksikologi untuk semua zat genotoksik sebesar 0,15 mikrogram per orang per hari.” 

“Penelitian kami menunjukkan jumlah sukralosa-6-asetat dalam satu minuman manis sukralosa setiap hari melebihi ambang batas tersebut. Dan itu bahkan belum memperhitungkan jumlah sukralosa-6-asetat yang diproduksi sebagian metabolit setelah orang mengonsumsi sukralosa.” 

Untuk riset ini, peneliti melakukan serangkaian percobaan in vitro yang memaparkan sel darah manusia pada sukralosa-6-asetat dan memantau penanda genotoksisitas.

“Singkatnya, kami menemukan bahwa sukralosa-6-asetat bersifat genotoksik, dan secara efektif memecah DNA dalam sel yang terpapar bahan kimia tersebut,” kata Schiffman.

Memicu kebocoran usus

Peneliti juga melakukan percobaan dengan memaparkan sukralosa-6-asetat pada jaringan usus. “Ketika memaparkan sukralosa dan sukralosa-6-asetat ke jaringan epitel usus (jaringan yang melapisi dinding usus) kami menemukan bahwa kedua bahan kimia tersebut menyebabkan usus bocor.” 

“Pada dasarnya, bahan-bahan tersebut membuat dinding usus lebih permeabel (gampang dilewati zat). Bahan kimia tersebut merusak tight junction, tempat sel-sel di dinding usus terhubung satu sama lain.”

Usus bocor (leaky gut) akan menyebabkan masalah karena zat-zat yang normalnya dibuang lewat usus bisa rembes ke luar, kemudian dan terserap bersama aliran darah. 

Peneliti juga mengamati aktivitas genetik sel-sel usus untuk melihat bagaimana mereka bereaksi pada sukralosa-6-asetat. Mereka menemukan bahwa sel-sel usus yang terpapar sukralosa-6-asetat mengalami peningkatan aktivitas gen yang terkait dengan stres oksidatif, peradangan dan karsinogenesitas. 

“Penelitian ini menimbulkan sejumlah kekhawatiran tentang potensi dampak kesehatan terkait sukralosa. Sudah waktunya meninjau kembali status keamanan dan peraturan terkait sukralosa,” pungkas Schiffman. (jie)