Sejak Kamis, 11 Januari 2018, calon pemimpin daerah mulai menjalani pemeriksaan kesehatan. Sesuai dengan Keputusan KPU No. 231, pemeriksaan ini harus dilakukan di RS tipe A. Calon pemimpin, baik tingkat daerah maupun calon presiden dan wakil presiden, wajib menjalani tes kesehatan. Bagaimanapun juga, tugas sebagai kepala daerah/negara bukan hal enteng; kondisi fisik dan psikis calon pemimpin haruslah prima. Minimal, masih bisa terkendali hingga lima tahun mendatang selama masa jabatannya.

Pemeriksaan kesehatan yang dijalani para calon kepala daerah rerata berkisar antara 8 – 10 jam. Pemeriksaannya lengkap, mulai dari pemeriksaan fisik; fungsi jantung, ginjal, paru, lever (hati); syaraf; pemeriksaan darah; gula darah; urin; mata hingga THT (telinga hidung tenggorokan). Diikuti dengan tes narkoba dan psikotes. Sesuai pasal 54 ayat 4 Peraturan KPU Nomor 3/2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota, calon yang tidak lolos tes kesehatan akan gugur, dan parpol pengusung wajib segera mencari penggantinya. Ya, demikian ketatnya seleksi calon pemimpin daerah dari segi kesehatan.

Tidak hanya calon pemimpin yang perlu menjalani tes kesehatan. Kita masyarakat awam pun, disarankan mulai melakukan medical check up (MCU) rutin setiap tahun, setelah berusia 35. Begitu melewati usia golden period (20 – 30 tahun), suka tidak suka, secara alamiah kondisi tubuh dan kesehatan kita perlahan akan menurun. Dengan MCU rutin, kita bisa mengetahui kondisi tubuh, dan mendeteksi dini seandainya ada kelainan.

(Baca juga: Pentingnya Medical Check up bagi Pekerja)

MCU lengkap mirip dengan yang dijalani oleh para calon pemimpin daerah, hanya saja minus narkoba dan psikotes. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan oleh dokter spesialis, antara lain penyakit dalam, mata, saraf, kebidanan, THT, jantung dan dokter gigi.

Adapun pemeriksaan fungsi tubuh melibatkan rontgen (foto dada), EKG, USG (ultrasonografi) untuk pemeriksaan bagian perut, EEG (elektroensefalografi) untuk pemeriksaan bagian kepala (saraf), tes treadmill dan echocardiography untuk mengetahui fungsi jantung, spirometri untuk fungsi paru, dan audiometri untuk fungsi telinga.

Tes laboratorium meliputi:

• Darah lengkap: Hb, leukosit, hitung jenis, eritrosit, trombosit, laju endap darah, MCV, MCH, MCHM, ht
• Urin lengkap: pH, BJ, protein, glukosa, warna, kristal, urobilin, urobilinogen, sedimen, glukosa
• Feses (tinja) lengkap: warna, konsistensi, sel darah, parasit, telur cacing, sisa makanan, darah samar
• Fungsi hati: bilirubin total/dor/indir, gamma GT, SGOT, SGPT, alkali fosfatase, protein total/albumin/globumin
• Fungsi ginjal: asam urat, ureum, kreatinin
• Analisa lemak: kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida
• Gula darah puasa dan 2 jam setelah tidak puasa
• VDRL
• Penanda hepatitis: HBsAg dan anti-HBs
• Anti HCV (hepatitis C virus): mendeteksi virus hepatitis C
• Anti HIV
• PSA (petanda tumor prostat, khusus untuk laki-laki)
• Pap smear (khusus untuk perempuan)

Pengambilan urin dan feses (tinja) dilakukan di RS. Sebelum pemeriksaan, peserta dianjurkan puasa setidaknya sejak pukul 22.00 malam, dan hanya minum air putih. Obat-obatan sebaiknya dihentikan dulu, jika memungkinkan. Sebaiknya tiba di RS pagi hari, agar sesuai dengan waktu berpuasa yang diperlukan untuk menilai kadar gula darah puasa. Juga agar lebih leluasa karena pemeriksaan akan berlangsung seharian.

(Baca juga: Seberapa Sehat Jantung Anda? Yuk Periksa)

MCU lengkap bisa dilakukan di berbagai RS besar. RS tertentu menawarkan fasilitas menginap di ruang VIP selama satu malam, setelah menjalani uji kesehatan. Ini tidak ada hubungannya dengan pemeriksaan, hanya agar bisa segera beristirahat usai pemeriksaan yang mungkin melelahkan. Tentu, biayanya pun bertambah bila menginap. (nid)

______________________________________________________

Ilustrasi: Pexels