Perdarahan menstruasi berat (PMB) dialami oleh sekitar 1 dari 4 perempuan. Data menyebutkan rata-rata mereka harus menahan gejala PMB selama 2,9 tahun sebelum akhirnya mencari bantuan medis.
Dalam satu tahun, siklus menstruasi normal biasanya memiliki variasi antara 7-9 hari antara siklus terpendek dan terpanjang. Menstruasi umumnya berlangsung selama 4–8 hari. Dan, dalam satu siklus haid, perempuan biasanya kehilangan darah sekitar 5 – 80 mL.
Pendarahan menstruasi berat atau menorrhagia ditandai dengan perdarahan yang berlangsung lebih dari 7 hari atau volume darah yang melebihi 80 ml per siklus, mengganti pembalut setiap kurang dari 2 jam karena penuh atau keluarnya gumpalan darah besar.
PMB dapat menyebabkan kecemasan, rasa malu, dan ketidaknyamanan, serta dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dalam jangka panjang.
Sayangnya, 47% perempuan percaya bahwa PMB adalah bagian normal dari menstruasi. Dan 39% perempuan tidak menyadari adanya pengobatan untuk mengatasi perdarahan menstruasi berat ini.
"PMB bukan hanya masalah tidaknyamanan atau mengganggu aktivitas, tetapi bisa menjadi tanda adanya kondisi medis serius seperti miom, polip rahim, gangguan hormon, endometriosis atau bahkan kelainan pembekuan darah," kata Dr. dr. Achmad Kemal Harzif, SpOG, Subsp.FER, dari FKUI RSCM, Jakarta.
Ada banyak hal yang menyebabkan munculnya perdarahan mens berat, seperti akibat polip, adenomiosis(jaringan endometrium tumbuh di dalam dinding otot rahim), leiomioma (tumor otot polos jinak yang paling sering muncul pada rahim), keganasan dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel dalam suatu jaringan). Hingga akibat disfungsi endometrium.
Namun, sekitar 40-60% perempuan tidak memiliki penyebab struktural mendasar yang mengakibatkan PMB, dr. Kemal menjelaskan.
Kondisi ini bisa berdampak dalam jangka panjang, selain risiko anemia defisiensi besi, juga peningkatan risiko masalah jantung dan pernapasan.
Gejala klinis menoragia meliputi:
- Mengganti pembalut setiap 1-2 jam karena penuh
- Perdarahan lebih dari 7 hari
- Keluar gumpalan darah yang besar
- Rasa sakit di perut bagian bawah selama menstruasi
Terapi perdarahan menstuasi berat
Saat ini, ada beberapa jenis terapi untuk PMB. “Terkait terapi, tergantung situasi yang dijalani pasien. Jika pasien sedang mencoba untuk hamil, maka yang perlu dilakukan adalah manajemen medis seperti penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat,” terang dr. Kemal.
“Namun jika pasien tidak sedang mencoba hamil, ada beberapa terapi yang bisa dilakukan salah satunya dengan Levonorgestrel- releasing intrauterine system (LNG-IUS) yang merupakan alternatif terapi yang reversible dan efektif untuk pengobatan medis dan dalam penanganan PMB.”
LNG-IUS merupakan perangkat kecil berbentuk “T” yang dimasukkan ke dalam rahim, yang merupakan alat kontrasepsi. Alat ini melepaskan hormon levonorgestrel secara lokal dan perlahan hanya di dalam rahim. Bekerja menipiskan lapisan rahim serta mencegah endometrium menjadi terlalu tebal. Sehingga mengurangi jumlah perdarahan selama menstruasi.
LNG-IUS bisa menjadi pilihan terapi yang efektif untuk PMB, dan secara signifikan lebih efektif daripada pil kontrasepsi oral kombinasi (COC) dalam mengurangi kehilangan darah menstruasi.
Beberapa uji penelitian menunjukkan bahwa LNG-IUS secara signifikan efektif dalam mengobati perempuan dengan PMB selama penggunaan hingga 5 tahun. Selain itu adanya peningkatan yang signifikan dalam kadar hemoglobin dan ferritin, yang sejalan dengan pola perdarahan yang membaik.
Data yang dipublikasikan di International Journal of Obstetrics and Gynaecology juga menunjukan, LNG-IUS secara signifikan mengurangi kehilangan darah menstruasi sejak 3 bulan setelah pemasangan. Menurut beberapa panduan internasional, LNG- IUS direkomendasikan sebagai pilihan lini pertama pengobatan untuk PMB. (jie)