Infeksi saluran kemih (ISK) paling sering disebabkan oleh bakteri yang masuk ke kandung kemih. Lebih kerap terjadi pada wanita, termasuk setelah menopause.
Keinginan untuk buang air kecil secara tiba-tiba, ditambah rasa sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Ini adalah tanda-tanda ‘klasik’ ISK. Sayangnya, infeksi seluran kemih ini justru sering terjadi setelah menopause.
Dr. Sara Beth Cichowski, profesor uroginekologi di Oregon Health & Sciences University, menjelaskan kerap kali pasien menopause merasa melakukan sesuatu yang membuat mereka mengalami ISK.
“Mereka merasa bersalah atau khawatir. Tapi saya tegaskan, ISK bukan kesalahan Anda,” katanya di laman The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
Setelah menopause, ISK jarang disebabkan karena lebih sering berhubungan seks, atau karena menggunakan sex toys, dr. Cichowski menjelaskan. Juga bukan karena kelebihan berat badan, atau tidak buang air kencing setelah melakukan hubungan seks, yang semua ini adalah faktor risiko ISK pada kondisi normal.
Baca: Hubungan Intim Rentan Sebabkan Infeksi Saluran Kemih
Tidak ada penelitian kuat yang menunjukkan bahwa hal-hal tersebut meningkatkan risiko infeksi saluran kemih setelah menopause. “Sebaliknya, ISK biasanya disebabkan oleh penurunan hormon estrogen yang terjadi setelah menopause,” terang dr. Cichowski.
Hormon estrogen dan ISK
Lantas, kenapa hilangnya estrogen menyebabkan ISK? Estrogen membantu jaringan vagina dan uretra (saluran kencing) tetap elastis dan lembap.
Hilangnya estrogen dapat menipiskan jaringan tersebut, menyebabkan kekeringan, iritasi dan perubahan ini memicu terjadinya ISK, dr. Cichowski menguraikan. Selain itu, hilangnya estrogen melemahkan otot-otot uretra, memudahkan bakteri masuk ke uretra kemudian naik ke kandung kemih.
Hormon estrogen juga menjaga/meningkatkan tingkat hidup bakteri baik (probiotik) di vagina dan kandung kemih. Probiotik membantu melawan bakteri penyebab infeksi. Setelah menopause, estrogen yang rendah berarti Anda memiliki lebih sedikit bakteri baik untuk membantu mencegah infeksi.
Terapi estrogen dan antibiotik
Jika Anda mengalami infeksi saluran kemih, dokter akan meresepkan antibiotik. Dalam banyak kasus, terapi antibiotik akan menghilangkan gejala dalam satu hingga dua hari. Namun, penting untuk menghabiskan semua obat yang diresepkan, bahkan setelah gejala hilang.
Salah satu jenis antibiotik terbukti bermanfaat adalah levofloxacin. Sebuah meta-analisis mengenai levofloxacin dan ciprofloxacin (antibiotik) dalam pengobatan ISK dilakukan oleh Zhisong Xue, dkk (2021). Dilakukan analisis terhadap 5 studi dengan total 2.877 pasien.
Hasilnya menunjukkan, levofloxacin lebih efektif mengobati ISK dibandingkan ciprofloxacin, meski secara statistik tidak signifikan. Efek samping dari kedua obat tersebut juga tidak berbeda secara signifikan.
Namun, jika Anda kerap mengalami infeksi saluran kemih berulang (kronis), dokter dapat membantu mencegah munculnya ISK. “Pertama, mereka akan memastikan saluran kemih Anda sehat. Mereka mungkin menggunakan kamera kecil untuk melihat kandung kemih, atau USG untuk memeriksa ginjal Anda. Bisa juga melakukan tes lain,” terang dr. Cichowski.
Setelah dokter tidak menemukan masalah lain, mereka akan memberikan pilihan pencegahan ISK yang paling sesuai untuk Anda, seperti:
- Estrogen vagina. Banyak wanita pascamenopause bisa sembuh dari ISK dengan krim, tablet atau cincin estrogen.
- Antibiotik dosis rendah. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik pencegahan (dosis rendah) selama 6 bulan atau lebih. “Atau jika ISK terjadi hanya setelah berhubungan seks, Anda dapat mengonsumsi antibiotik dosis tunggal segera setelah berhubungan seks,” imbuh dr. Cichowski.
Untuk mengobati ISK yang ‘bandel’ dibutuhkan antibiotik jangka panjang atau berulang. Namun di sisi lain, hal ini bisa memicu resistansi antibiotik. Golongan quinolone seperti levofloxacin masih jadi pilihan untuk ISK complicated. Konsultasikan dengan dokter kandungan untuk memahami semua pilihan terapi Anda. (jie)
Baca juga: 5 Dari 10 Wanita Alami Infeksi Saluran Kemih Berulang, Atasi Dengan Cranberry