Cara Aman Merapikan Rambut Pubis | OTC Digest

Cara Aman Merapikan Rambut Pubis

Merapikan rambut pubis selain bersifat estetis, juga untuk kebersihan. Agar aman, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

 

Di Jakarta dan kota besar kini mudah dijumpai salon atau klinik kecantikan yang menawarkan jasa bikini waxing. Tren merapikan bulu pubis (kemaluan) diadaptasi dari perempuan Barat, yang menganggap kemaluan bebas rambut membuat mereka merasa seksi di depan pasangan. Dalam Islam, disunahkan untuk merapukan rumbut pubis minimal 40 hari sekali.  

Sebagian ahli menilai, rambut di daerah Miss V berguna untuk melindungi dari gesekan. Pendapat lain menyatakan, rambut pubis yang dibiarkan panjang dapat mengundang pertumbuhan kuman. Menurut  dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK dari RS Permata Cibubur, di sekitar pubis dan ketiak terdapat kelenjar apokrin, yang mulai aktif sejak masa puber. “Kelenjar ini bisa menimbulkan bau badan,” terangnya.

Keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin mengandung protein dan lemak. Tidak berbau, tapi begitu dimetabolisasi oleh bakteri di kulit, akan menghasilkan bau. Rambut pubis yang terlalu panjang membuat daerah ini mudah lembab sehingga kuman mudah tumbuh.

Menggunting, mencukur, mencabut; mana yang paling aman? “Tergantung, kulitnya sensitif atau tidak,” ujar dr. Inong. Menggunting dan mencukur lebih aman. Mencabut, dengan pinset maupun waxing, membuat pori-pori terbuka hingga mudah teriritasi dan kuman bisa masuk. Bila kulit sensitif sebaiknya dihindari, tapi yang kulitnya kuat silakan.

Yang penting, gunakan bahan yang aman, misalnya karamel. Dan, hindari wax yang ditambahi zat pemutih seperti merkuri. Pastikan proses waxing dilakukan dengan bersih. Pilihan antara hot atau cold wax, tergantung kenyamanan tiap orang dan kondisi kulitnya. Secara umum, hot wax lebih kuat menempel di rambut sehingga lebih banyak rambut yang tercabut. Tapi suhu panas bisa mengiritasi kulit, terutama bagi yang kulitnya sensitif.

Bila ingin mencukur, “Gunting dulu rambut kemaluan hingga pendek, agar tidak tertarik-tarik pisau cukur.” Selanjutnya usapkan busa sabun, untuk menghindari terjadi luka. Bisa digunakan sabun pembersih wajah, yang pH-nya sama dengan daerah Miss V. Cukur searah tumbuhnya rambut.

Menggunting hampir tak ada risiko. Hanya saja perlu hati-hati ,jangan sampai melukai kulit. Kalau dicukur, fungsi rambut pubis untuk melindungi gesekan tetap ada. Dr. Inong menyarankan untuk merapikan rambut pubis saat hari pertama haid, agar lebih bersih dan darah tidak banyak menempel. Waxing perlu dilakukan orang lain, sehingga kita mungkin merasa kurang nyaman bila dilakukan saat haid. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan fase menjelang dan saat haid adalah saat di mana area Miss V sangat lembab. Waxing bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Bisa dipertimbangkan melakukan waxing setelah haid selesai.

Untuk mengatasi iritasi yang mungkin muncul setelah waxing, oleskan pelembab seperti petroleum jelly. “Jangan yang wangi, nanti tambah iritasi,” ujar dr. Inong. (nid)

Baca Juga: 3 Jenis Infeksi Miss V

                   5 kebiasaan yang Mengancam Kesehatan Vagina