ruam popok pencegahan dan pengobatannya
ruam popok

Ruam Popok, Pencegahan dan Pengobatannya, Serta Memilih Popok yang Sesuai

Jangan pernah anggap remeh ruam popok. Iritasi kulit ini bisa mengganggu tidur bayi yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Memilih popok bayi yang tepat bisa mencegah munculnya ruam popok.

 

Sebanyak 50% bayi < 12 bulan mengalami ruam popok, menurut studi Blume-Peytavi U, dkk, di jurnal Pediatric Dermatology. Oleh karena itu, semua ibu membutuhkan solusi yang tepat untuk membantu mengatasi ruam popok yang sering dialami si kecil.

 

Drg. Widyawati, MKM, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, menjelaskan, penting untuk memberikan perawatan ekstra untuk bayi karena kulitnya lebih mudah melakukan absorsi, serta pH (keasaman) kulit relatif lebih tinggi sehingga mudah mengalami infeksi.

 

Salah satu kelainan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah diaper rash atau ruam popok. “Prevalensi ruam popok secara global diperkirakan antara 16-65%. Insidensi dilaporkan paling tinggi pada usia 9-12 bulan,” kata drg. Widyawati.

“Oleh karena itu, penting untuk menjalankan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang baik, seperti rutin membersihkan kulit dan mengganti popok secara rutin,” ujarnya dalam pemberian rekor MURI kategori Popok Bayi Sekali Pakai Tertipis, Jumat (28/3/2023) lalu.

Secara alamiah kulit bayi lebih sensitif dibanding kulit orang dewasa. Lebih tipis 40-60%, ikatan antarselnya masih longgar, fungsi barrier (sawar) kulit belum optimal dan kelenjar minyak/keringat belum banyak.

Ruam popok bermula karena popok tidak segera diganti. Atau, menggunakan popok melebihi daya tampung dan tidak pas ukurannya.

Popok yang lembab, membuat kulit bayi sensitif terhadap zat yang ada di urin dan feses. Keasaman (pH) kulit meningkat, hingga rentan terhadap iritasi. Diperparah oleh iritasi kimiawi dari bahan popok, infeksi jamur dan bakteri.

Mengobati ruam popok

Melansir laman Cleveland Clinic, langkah pertama dalam pengobatan ruam popok adalah menjaga area tersebut sebersih dan sekering mungkin. Segera ganti popok basah atau kotor.

Bersihkan dengan lembut area popok bayi dengan air dan waslap lembut. Anda juga dapat menggunakan tisu popok sekali pakai. Terkadang menggosok area tersebut harus dihindari untuk mencegah iritasi yang semakin parah.

Hindari tisu yang mengandung alkohol dan pewangi. Gunakan sabun dan air hanya jika kotoran bayi Anda tidak mudah lepas.

Jika ruam popok parah, semprotkan air dari botol agar Anda dapat membersihkan dan membilas tanpa menggosok. Keringkan; jangan menggosok. Biarkan area mengering sepenuhnya.

Oleskan krim atau salep ruam popok pelindung yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly.

Jangan memakaikan popok terlalu kencang, apalagi semalaman. Biarkan popoknya longgar agar bagian yang basah dan kotor tidak terlalu sering bergesekan dengan kulitnya.

Popok berdaya serap tinggi

Beberapa popok bayi didesain tipis dan memiliki daya serap tinggi, yang efektif untuk mencegah terjadinya ruam popok.

Ada beberapa jenis bahan kimia yang digunakan pada lapisan penyerap, beberapa di antaranya adalah sodium polyacrylate, SAP (super absorbent polymer) dan phthalates.

Sodium polyacrylate adalah bahan kimia yang tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi kulit. Namun, bahan ini bisa mengganggu pernapasan jika terhirup. Sementara itu, SAP merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan pada popok sekali pakai. Bahan ini memiliki kemampuan menyerap dan mengunci cairan dengan baik.

SAP telah digunakan dalam produk popok sekali pakai sejak tahun 1980. Karena daya serapnya yang sangat baik, bahan ini aman untuk bayi dan dapat mencegah munculnya ruam popok.

Lucky Zheng, Brand Director MAKUKU Indonesia, menjelaskan “Teknologi SAP mememiliki penyerapan maksimal dan merata dibandingkan dengan bahan pulp atau fluff sehingga tidak menjadikan popok menggumpal.”

Sebaliknya ibu tidak disarankan memilih popok dengan bahan phthalates, karena mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anak.

Produsen popok biasanya mencantumkan jenis bahan yang mereka gunakan pada kemasannya. Hal ini akan sangat membantu ibu dalam memilih popok sekali pakai yang tepat untuk buah hatinya. (jie)

Baca juga: Ternyata Popok Yang Salah Mempengaruhi Proses Bayi Berjalan