anak pendek karena kekurangan hormon pertumbuhan
mengatasi kekurangan hormon pertumbuhan

Mengatasi Anak Pendek Karena Kekurangan Hormon Pertumbuhan

Anak pendek, selain karena faktor keturunan (misalnya orang-orang suku Pigmi di Flores) juga bisa disebabkan kekurangan hormon pertumbuhan atau growth hormone deficiency (GHD).

Pertumbuhan anak menjadi lebih lambat dibanding anak seusianya, biasanya terlihat lebih gemuk dan muda untuk usianya. Anak menjadi pendek, bukan stunting.

Baca : Beda Anak Stunting dan Pendek

Salah satu penyebab kekurangan hormon pertumbuhan adalah masalah endrokin (hormonal) sejak di dalam janin. Yakni kelenjar pituitari di otak gagal memroduksi hormon pertumbuhan. Data global (dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism) menyatakan GHD terjadi pada 1 dari 4000 anak.

Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil - seukuran kacang polong – yang terletak di dasar tengkorak dan mengeluarkan delapan hormon. Beberapa hormon ini mengontrol aktivitas tiroid dan suhu tubuh.

Orangtua akan khawatir bila anaknya tidak memenuhi standar pertumbuhan tinggi dan berat badan. Tapi penting diketahui jika kekurangan hormon pertumbuhan bisa diobati.

Anak-anak yang didiagnosis sejak dini seringkali pulih dengan sangat baik. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan tinggi badan lebih pendek dari rata-rata dan pubertas tertunda.

Penyebab defisiensi hormon pertumbuhan

Defisiensi hormon pertumbuhan yang tidak terjadi sejak lahir bisa disebabkan oleh tumor otak (di sekitar kelenjar pituitari atau dekat area hipotalamus), cedera kepala serius, infeksi atau terapi radiasi. Ini disebut defisiensi hormon pertumbuhan yang didapatkan (AGHD).

Tetapi sebagian besar kasus kekurangan hormon pertumbuhan adalah idiopatik, alias tidak diketahui penyebabnya.

Gejala yang mungkin muncul

Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, ahli endokrinologi anak yang juga adalah Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memaparkan anak pendek karena GHD umumnya mengalami keterlambatan pertumbuhan hingga 2 inci (5,08 cm) per tahun.

Juga terlihat lebih gemuk atau lebih muda untuk anak seusianya. Mereka bisa memiliki lemak di sekitar perut, meskipun proporsi tubuhnya rata-rata.

Jika GHD berkembang di kemudian hari, seperti karena cedera otak atau tumor, gejala utamanya adalah pubertas yang tertunda. Dalam beberapa kasus, perkembangan seksual terhenti.

Banyak remaja dengan GHD mengalami minder karena perawakan pendek atau tingkat kedewasaan yang lambat. Misalnya, tidak terjadi pertumbuhan payudara pada wanita muda, atau tidak terjadi perubahan suara pada pria muda dengan kecepatan yang sama seperti teman-teman mereka.

Kekuatan tulang juga bisa berkurang. Hal ini dapat menyebabkan patah tulang lebih sering, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

Selain itu mereka dengan hormon pertumbuhan rendah mungkin merasa lelah dan kurang stamina. Mereka mungkin mengalami kepekaan terhadap suhu panas atau dingin.

Injeksi pena dalam terapi hormon

Terapi hormon pengganti dapat mengoreksi tinggi anak sesuai usianya.

”Semakin cepat dikoreksi semakin baik hasilnya. Terapi yang dilakukan usia remaja tetap bisa mengoreksi tinggi anak, tapi tidak akan sebaik jika terapi dilakukan usia 3-4 tahun,” kata dr. Aman.

Terapi hormon sebaiknya dilakukan sebelum tulang menutup, sekitar sebelum akhir masa remaja (usia 16-17 tahun).

Salah satu jenis terapi hormon pertumbuhan adalah Sematropin (rekombinan hormon pertumbuhan manusia).

Dalam uji klinis fase III yang dilakukan di Korea, sematropin terbukti mampu meningkatkan kadar IGF-1 (insulin-like growth factor 1) di dalam tubuh manusia yang berfungsi mendorong pertumbuhan sel dan penurunan lemak.

Tantangan terapi hormon yang sudah ada adalah tidak mudah dilakukan secara mandiri oleh pasien, karena berbentuk vial dan sulitnya mengontrol jumlah dosis.

Saat ini telah dikembangkan teknologi injeksi pena, salah satunya oleh PT. Daewoong Infion, perusahaan asal Korea Selatan. Katrid cairan dimasukkan ke dalam jarum suntik berbentuk pena. Pasien dapat mengatur jumlah dosis secara mandiri dengan menekan tombol dosis, dan memutar jarum suntik sesuai indikator dosis yang dibutuhkan.  (jie)