Mabuk perjalanan sungguh tidak enak. Bukannya senang-senang, liburan malah bisa berantakan akibat pusing, perut mual tak karuan, bahkan muntah-muntah. Anak-anak maupun dewasa, bisa mengalaminya.
Mabuk perjalanan disebut juga motion sickness. Memang, rasa tidak enak yang muncul berhubungan dengan pergerakan (motion). Dijelaskan oleh dr. Felix Samuel, M.Kes, mabuk perjalanan muncul akibat adanya ganguan pada pusat keseimbangan tubuh. “Pusat keseimbangan ada satu di pusat saraf atau otak, dan tiga di perifer yakni di mata, telinga bagian dalam, serta otot dan sendi. Yang menyebabkan motion sickness, ketika sinyal yang dikirim ke otak oleh mata, telinga, serta otot dan sendi itu berbeda, sehingga kacau,” tutur Kepala Unit Emergency RP Pondok Indah – Pondok Indah dalam diskusi di Bogor beberapa waktu lalu.
Saat berada dalam kendaraan, otot dan sendi mengirim sinyal ke otak bahwa tubuh kita diam. Namun telinga bagian dalam yang berisi cairan, menyadari bahwa kita bergerak, dan sinyal inilah yang dikirim ke otak. Kondisinya diperparah bila mata kita fokus pada sesuatu, misalnya membaca buku atau menatap layar gawai, yang akan mengirim sinyal ke otak bahwa tubuh kita diam. “Akhirnya sinyak ke otak tidak sinkron, dan timbullah pusing,” terangnya.
Agar keluhan-keluhan motion sickness hilang, sinyal ke otak dari organ-organ keseimbangan perlu disinkronisasi. Tidak perlu sampai bergerak heboh di kendaraan; salah-salah malah bisa makin pusing. Kirimkanlah sinyal dari mata agar otak menyadari bahwa kita bergerak. “Lihatlah pemandangan di luar, jangan fokus ke satu titik seperti membaca buku,” ujar dr. Felix. Mengobrol atau mendengarkan musik juga bisa membantu, karena akan menjadi distraksi (pengalihan) sehingga rasa tidak enak bisa berkurang.
Untuk mencegahnya, pilihlah makanan sebelum bepergian. Makanan yang ‘berat’ seperti tinggi lemak, makanan pedas atau yang beraroma/memiliki rasa yang kuat sebaiknya dihindari, karena lebih berpotensi memicu mual saat di kendaraan. Selain itu, makanan berlemak juga lebih sulit dan lama dicerna, sehingga membuat perut terasa ‘penuh’ dan tidak nyaman. Juga, jangan makan sampai kekenyangan. Tentu, perut akan terasa tidak nyaman di perjalanan.
Sebaliknya, makanan dengan rasa dan aroma yang manis segar seperti buah jeruk, bisa membantu mengurangi keluhan mabuk perjalanan. Tapi, hindari buah yang asam/kecut.
Perhatikan pula sirkulasi udara di dalam kendaraan. Kondisi pengap dan panas tentu akan mempermudah munculnya mabuk perjalanan.
Kalau tidak berhasil, tak ada salahnya minum obat antimabuk, misalnya yang mengandung diphenhydramine, doxylamine, atau dimenhydrinate. “Obat-obat seperti ini bikin ngantuk. Itulah ‘efek samping’ yang kita inginkan,” ujar dr. Felix. Mengantuk membuat kita lupa akan rasa tidak enak, dan akhirnya rileks dan tertidur.
Lalu, kapan sebaiknya minum obat? “Kalau merasa mudah mabuk perjalanan, sebaiknya minum sebelum perjalanan. Obat oral biasanya perlu waktu satu jam hingga efeknya terasa,” paparnya. Namun bila tidak tahu akan mabuk, maka minumlah ketika mulai muncul keluhan. Yang penting, minumnya sesuai dosis ya, jangan berlebihan! (nid)
_________________________________