kafein menurunkan risiko obesitas dan osteoartritis

Kafein Menurunkan Risiko Obesitas dan Osteoartritis, Studi Baru Mengungkapkan

Obesitas sudah masalah kesehatan global. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang – baik dewasa dan anak - di seluruh dunia mengalami obesitas. 

Obesitas memiliki komplikasi kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh, salah satunya di sendi seperti osteoartritis (radang sendi). Ini karena persendian, seperti di lutut, pinggul dan pergelangan kaki, akan menahan ekstra beban. 

Baru-baru ini peneliti dari Imperial College London (Inggris) dan University of Copenhagen (Denmark) menemukan bahwa kadar kafein yang lebih tinggi dalam darah dalam jangka waktu lama bisa membantu melindungi tubuh terhadap obesitas dan osteoartritis.

Riset ini diterbitkan di jurnal BMC Medicine. Dr. Dipender Gill, penulis utama studi menjelaskan, peneliti menitikberatkan pada kafein dalam darah. “Ini adalah jumlah kafein yang bersirkulasi di darah sehingga aktif secara farmakologis mempengaruhi fungsi tubuh,” jelasnya mengutip Medical News Today. 

Selanjutnya, para peneliti mencari variasi genetik berhubungan dengan metabolisme kafein dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi pemecahan sirkulasi kafein di darah, dikenal juga sebagai plasma kafein. 

Peneliti menggunakan data genetik untuk plasma kafein dari genome-wide association studies (GWAS) sebelumnya yang melibatkan sekitar 9.900 orang Eropa berusia 47 – 71 tahun. Mereka juga menggunakan data informasi genetik untuk osteoartritis, serta indeks massa tubuh (IMT). 

Risiko obesitas dan masalah sendi lebih rendah 

Di akhir studi, peneliti menemukan bahwa peningkatan sirkulasi kafein darah dalam jangka panjang membantu menurunkan berat badan dan risiko seseorang terkena osteoartritis. 

Riset ini juga menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai efek perlindungannya, di mana kafein menurunkan risiko obesitas dan osteoartritis. 

Baca: Efek Antiobesitas dari Kafein

“Dalam penelitian ini kami menemukan hubungan antara tingkat plasma kafein yang diprediksi secara genetis lebih tinggi dan risiko osteoartritis yang lebih rendah,” terang Dr. Loukas Zagkos, salah satu peneliti dari Imperial College London. 

Sekitar sepertiga dari efek perlindungan plasma kafein terhadap risiko osteoartritis dimediasi melalui berat badan yang lebih rendah. “Kami mereplikasi temuan sebelumnya yang menunjukkan efek perlindungan kadar plasma kafein yang lebih tinggi terhadap risiko obesitas,” imbuh Dr. Zagkos. 

Seberapa banyak kafein yang perlu dikonsumsi?

Dr. Mir Ali, direktur medis Memorial Care Surgical Weight Loss Center di Orange Medical Center, California (AS) yang tidak terlibat penelitian ini menjelaskan, ada batasan konsumsi kafein agar bermanfaat untuk menurunkan risiko obesitas dan osteoartritis. 

Beberapa studi – salah satunya diterbitkan di jurnal Biology of Sport - telah menunjukkan bila 3 mg kafein per kilogram berat badan sudah cukup. 

“Jadi, seseorang dengan berat 70 kg hanya akan membutuhkan 210 mg kafein, ini sekitar dua cangkir kopi,” ia menjelaskan. “Saya pernah melihat kisarannya antara 200 – 400 mg sehari.” 

Namun, Dr. Ali mengingatkan bahwa setiap orang bisa merespons kafein secara berbeda, beberapa orang sangat sensitif terhadap kafein. 

“Untuk sebagian orang kafein memberi mereka energi, sementara bagi orang lain membuat cemas atau gelisah,” lanjutnya. “Jadi, Anda perlu mempertimbangkan hal tersebut jika mencoba kafein.” (jie)

Baca juga: Kopi Mengurangi Risiko Perlemakan Hati, Ini Penjelasan Dietisein