Kabar gembira bagi penyuka kopi berkafein. Penelitian terbaru yang dipublikasi di jurnal ilmiah Journal of functional Food menemukan, kafein memiliki efek antiobesitas.
Pada penelitian ini, tikus-tikus diberi pola makan tinggi lemak dan tinggi sukrosa dengan kandungan 40% lemak, 45% karbohidrat (30% sukrosa) dan 15% protein, selama 4 minggu. Mereka dibagi secara acak menjadi 6 kelompok (tiap kelompok 6 ekor). Satu kelompok hanya mendapat pola makan tinggi lemak; kelompok lain mendapat pola makan tinggi lemak ditambah 0,1% kafein yang berasal dari 5 sumber berbeda. Yakni kafein sintetis, ekstrak kafein dari kopi, ekstrak kafein dari teh mate, teh mate (dengan kandungan kafein), dan teh mate dekafein. Jumlah kafein yang dikonsumsi tikus setara dengan konsumsi 4 cangkir kopi pada manusia.
Baca juga: Pahitnya Kopi, Manis untuk Kesehatan
Teh mate (chimarrao atau cimarron) adalah minuman infus tradisional asal Amerika Selatan. Minuman ini kaya akan fitokimia, flavonoid, dan asam amino.
Di akhir studi, persentase massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) berbeda signfinikan pada tiap kelompok tikus. Tikus yang mengonsumsi kafein dari teh mate, kopi, atau sumber sintetik memiliki akumulasi lemak tubuh lebih sedikit ketimbang tikus di kelompok lain. Berdasarkan studi ini pula, akumulasi lemak pada adiposisa (sel penyimpan lemak) berkaitan dengan penambahan berat badan dan peningkatan lemak tubuh.
Untuk memahami cara kerja kafein dalam menghambat lemak, peneliti melakukan kultur sel. Sel-sel adiposa tikus kemudian dipajankan dengan kafein sintetik, estrak kafein dari kopi, atau ekstrak kafein dari teh mate. Ternyata, kafein, apapun sumbernya, menurunkan akumulasi lemak pada sel-sel adiposa sebesar 20 – 41%.
Baca juga: Amankah Anak Kecil Minum Kopi?
Peneliti juga melacak ekspresi beberapa gen yang berhubungan dengan obesitas dan metabolisme lemak. Termasuk gen sintase asam lemak (Fasn), senyawa enzim yang terlibat dalam sintesis asam lemak dari glukosa; dan gen lipase lipoprotein (Lpl) yang memberi kode kepada enzim untuk memecah trigliserida.
Ditemukan bahwa semua sumber kafein secara signifikan menurunkan ekspresi Fasn dan Lpl. Pada kultur sel, ekspresi Fasn berkurang 31 – 39%, sedangkan ekspresi Lpl turun hingga 51 – 69% pada sel-sel yang dipajankan ke kafein. Pada tikus yang mengonsumsi ekstrak akfein dari teh mate, ekspresi Fasn turun 39% di jaringan lemak dan 37% di hati (lever). Penurunan Fasn dan dua gen lainnya di hati memicu produksi kolesterol ‘jahat’ LDL dan trigliserida yang lebih rendah di hati.
Baca juga: Penelitian Temukan Zat dalam Kopi yang Ternyata Mampu Cegah Kanker Prostat
Jadi tidak usah takut dengan kafein, bila tidak memang tidak sensitif dan tidak mengalami efek sampung seperti perut kembung bila mengonsumsinya. Bagi penyuka kopi, tentu efek antiobesitas kafein bekerja bila yang diminum adalah kopi hitam tanpa tambahan gula dan whipped cream. Kalau tiap hari minum es kopi susu kekinian yang manis, bukannya langsing, lingkar pinggang dan timbangan akan makin naik. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: https://www.freepik.com/free-photo/coffee-beans-with-props-making-coffee...