Vaksin Pencegah Pneumonia, tapi Tidak Melindungi dari Koronavirus
vaksin_tidak_melindungi_koronavirus

Beberapa Vaksin Pencegah Pneumonia, tapi Tidak Melindungi dari Koronavirus

Ada beberapa vaksin yang bisa mencegah pneumonia, tapi tidak bisa melindungi dari pneumonia yang disebabkan oleh koronavirus. Koronavirus baru 2019-nCoV tengah jadi kekhawatiran karena menyebabkan wabah di China, dan telah ditemukan di 5 negara lain (Jepang, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat). Seperti koronavirus lainnya, 2019 n-CoV juga bisa menyebabkan pneumonia (radang paru).

Perlu dicatat, koronavirus bukanlah satu-satunya mikroba yang bisa menyebabkan pneumonia. Ada virus lain serta bakteri yang bisa menimbulkan pneumonia hingga menyebabkan kematian. Terutama pada kelompok yang rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia (lansia), serta mereka dengan kekebalan tubuh rendah.

Baca juga: Cegah Pneumonia pada Anak dengan Vaksinasi

Vaksin yang tersedia bisa melindungi dari beberapa mikroba penyebab pneumonia, tapi tidak termasuk koronavirus. Berikut ini daftar mikroba penyebab pneumonia, yang bisa dicegah oleh vaksin.

Pneumokokus. Bakteri Streptococcus pneumoniae (S. pneumoniae) atau pneumokokus adalah mikroba yang paling sering menyebabkan pneumonia. Ada 2 jenis vaksin pneumokokus: PPV (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine) dan PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). PPV melindungi dari 23 gserotipe pneumokokus, tapi baru bisa diberikan pada usia 2 tahun ke atas. Vaksin ini biasanya diberikan pada lansia, usia 65 tahun ke atas. Untuk anak usia 2 bulan hingga <2 tahun, diberikan PCV. Vaksin ini melindungi dari 10 serotipe pneumokokus (PCV 10), dan 13 serotipe (PCV 13).

Hib. Bakteri Haemophilus influenza tipe B (HiB) adalah penyebab pneumonia kedua setelah pneumokokus. Bakteri ini sebenarnya bakeri yang bisa hidup di rongga hidung dan tenggorokan. Namun bila daya tahan tubuh anak turun, bisa menjadi infeksi dan menyebabkan pneumonia. Infeksi HiB bisa dicegah vaksin. Jadwal vaksinasi HiB sama dengan DTP (usia 2, 3, 4 bulan). Dilanjutkan dengan 1x booster (penguat) di usia 15-18 bulan. Vaksinasi HiB bisa menggunakan vaksin pentabio yang mencakup DTP, hepatitis B, dan HiB.

Influenzae. Pada anak <5 tahun dan lansia, virus Influenzae bisa berujung pada pneumonia. Virus Influenzae sangat mudah bermutasi. Setiap tahun, dibuat vaksin influenza baru, mengikuti galur yang paling banyak beredar pada tahun itu. Dalam setahun, ada 2 jenis vaksin influenza, menyesuaikan musim dingin di belahan bumi utara dan selatan. Vaksin influenza disarankan untuk anak-anak dan lansia, setiap tahun.

Baca juga: Vaksin Influenza: Penting untuk Anak, Ibu Hamil, dan Orang Tua

Infeksi sekunder dari campak dan pertusis. Campak dan pertusis (batuk rejan) tidak secara langsung menyebabkan pneumonia. Namun kedua penyakit ini melemahkan daya tahan tubuh anak serta menimbulkan gangguan/kerusakan pada saluran napas dan paru-paru. Akibatnya mudah timbul infeksi sekunder oleh pneumokokus atau HiB.

Campak bisa dicegah melalui vaksinasi, kini menggunakan vaksin MR (campak dan rubella). Kampanye vaksin MR telah dimulai sejak 2017. Nantinya, vaksin ini akan diberikan di usia 9 bulan dan 18 bulan. Lalu di kelas 1 SD, sebagai antisipasi seandainya anak terlewat vaksinasi sebelumnya.

Vaksinasi pertusis dilakukan dengan vaksin DTP. Diberikan saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Dilanjutkan dengan booster di usia 18 bulan dan 5 tahun. (nid)

Baca juga: Vaksin DTP Jangan Terlewatkan

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com