probiotik turunkan asam urat tinggi
probiotik cegah asam urat

Menjawab Potensi Probiotik Menurunkan Asam Urat

Penderita asam urat di Indonesia masih tinggi, konsumsi makanan tinggi purin dan gula fruktosa berkontribusi pada perkembangan penyakit asam urat. Kabar baiknya, riset melihat potensi bakteri usus untuk mencegah atau mengontrol kadar asam urat. 

Riset lama menyatakan 24,3% (24 dari 100) pria di pedesaan Jawa memiliki kadar asam urat tinggi (hiperurisemia). Survei yang diterbitkan di The Journal of Rheumatology ini mengambil sampel lebih dari 4000 orang dewasa di Pulau Jawa. 

Sementara itu yang terbaru, Dylan Dodd, MD, PhD, asisten profesor patologi, mikrobiologi dan imunologi di Universitas Stanford, California (AS), menjelaskan upaya untuk memerangi hiperurisemia dapat dibantu oleh mikroba usus. 

Ia mempelajari jalur metabolisme baru mikroba usus, khususnya bagaimana bakteri ini memecah purin dan bisa berperan sebagai terapi penurun asam urat. 

Secara khusus, ia melihat bahwa beberapa bakteri usus memecah purin sebagai sumber makanannya. Purin, jika dibiarkan utuh akan diserap dan dimetabolisme tubuh untuk menghasilkan asam urat. 

“Saya benar-benar melihat asam urat di usus berada dalam keseimbangan antara disekresikan (dikeluarkan) ke dalam lumen (bagian di tengah usus yang dilalui makanan yang dicerna) tetapi juga diserap kembali, dan khususnya, karena berkaitan dengan mikroba usus,” kata Dodd. 

“Jika mikroba usus mendegradasi asam urat, maka itu akan membatasi penyerapannya kembali.”

Terbentuk kristal asam urat 

Asam urat merupakan hasil reaksi perombakan akhir dari senyawa purin, salah satu komponen asam nukleat (DNA/RNA) pada inti sel.

Pada orang sehat, asam urat terdapat dalam darah dengan konsentrasi sekitar 6 mg/dL. Sementara itu, ambang batas saturasi molekul ini dalam cairan biologis adalah sekitar 7 mg/dL. Asam urat disimpan dalam penyimpanan khusus di dalam sel dan memiliki fungsi utama sebagai antioksidan.

Ketika sel penyimpan itu mati, maka sel akan pecah dan asam urat tadi keluar sel. Ketika seseorang mengalami hiperurisemia (asam urat memenuhi cairan tubuh), seseorang akan berisiko mengendapkan asam urat tersebut menjadi kristal monosodium urat terutama di sendi. 

Dari sini, terjadinya kristal monosodium urat ini dapat mengungkap bahwa penyakit asam urat bukan penyakit peradangan biasa.

Bakteri probiotik Lactobacillus

Ada bukti bila beberapa strain (galur) probiotik (bakteri baik) dari spesies Lactobacillus mampu memecah nukleosida purin.

Walau menunjukkan hasil yang beragam, secara umum sejumlah kecil uji coba pada manusia telah menunjukkan manfaat positif tersebut. “Secara keseluruhan, saya pikir sangat menjanjikan bahwa probiotik lactobacilli ini berpotensi digunakan sebagai terapi penurun asam urat,” kata Dodd. 

Selain metabolisme purin secara langsung, Dodd dan timnya telah mengidentifikasi jalur tambahan digunakan beberapa bakteri usus tersebut memecah asam urat menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA), yang adalah anti-inflamasi. 

Peneliti mengkulturkan berbagai nukleosida purin dengan berbagai strain bakteri, termasuk dua strain Lactobacillus. Menariknya, strain Lactobacillus tersebut tidak mendegradasi asam urat, tetapi beberapa spesies bakteri lain melakukannya. 

Dodd dan tim menemukan bahwa Lactobacillus dapat mengubah nukleosida, termasuk yang berasal dari purin, menjadi senyawa nukleobasa yang lebih kecil, tetapi mereka tidak memakan purin yang dihasilkan. 

“Beberapa jenis bakteri lain mengonsumsi semua purin dengan rakus,” terang Dodd.  

Riset sebelumnya menemukan bahwa pemberian produk yogurt mengandung bakteri Lactobacillus plantarum dan L. rhamnosus selam 7 hari mampu menurunkan kadar asam urat dan radang sendi pada tikus. 

Studi lainnya menunjukkan Lactobacillus gasseri LG08 dan Leuconostoc mesenteroides LM58 signifikan mencegah perkembangan dan progresi hiperurisemia, memperbaiki sistem antioksidan dan menjaga keseimbangan microbiota usus pada tikus sehat. 

Namun setelah hiperurisemia terbentuk, meskipun LG08 dan LM58 dapat menurunkan kadar asam uratnya, efeknya untuk membalikkan dan memperbaiki kadar antioksidan dalam tubuh terbatas. 

Peluang pengobatan baru

Dodd menjelaskan riset ini bisa membuka peluang berbagai terapi asam urat, salah satunya menggunakan probiotik Lactobacillus untuk mengubah nukleosida purin menjadi nukleobasa, yang dapat mengurangi penyerapan di usus halus. 

Bakteri lain berpotensi digunakan untuk mengubah asam urat yang diproduksi oleh reabsorpsi paraselular menjadi asam lemak rantai pendek, yang berpotensi melalui sifat anti radangannya. 

Terakhir, probiotik dapat direkayasa untuk mendegradasi asam urat yang diproduksi di usus. 

Dodd mencatat, probiotik memiliki keuntungan berupa penerimaan pasien yang tinggi dan umumnya dianggap aman. Beberapa produk yang ada mungkin memiliki kemampuan mendegradasi purin tetapi belum diuji, katanya. (jie)