Fungsi usus sangat penting, selain sebagai organ pencernaan, 80% sistem imun dibentuk di usus. Keseimbangan ekosistem bakteri usus (patogen dan bakteri baik) menentukan apakah usus Anda sehat atau tidak. Usus yang tidak sehat berhubungan dengan lemahnya daya tahan tubuh, gangguan mood dan hormon, penyakit autoimun, bahkan kanker.
Menurut Dr. dr. Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM dari RS Premier Bintaro, di dalam usus kita hidup antara 500 - 1000 spesies bakteri yang berbeda. Beberapa di antaranya berbahaya (disebut bakteri patogen) dan lainnya adalah probiotik (bakteri baik) yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ia menambahkan memiliki berbagaimacam bakteri probiotik di usus akan meningkatkan sistem imun kita, memperbaiki gejala depresi, membantu memerangi obesitas dan memberi banyak manfaat lainnya.
Tanda usus tidak sehat
Gaya hidup modern seperti kurang gerak, konsumsi makanan tinggi kalori, lemak dan minim serat, tidur tidak teratur dan stres tinggi, bisa mengacaukan keseimbangan eksosistem bakteri usus (jumlah patogen lebih banyak).
“Sering mengosumsi makanan/minuman tinggi gula, konsumsi protein atau lemak jenuh dalam kadar tinggi, hingga kerap menggunakan antibiotik dan obat penekan produksi asam lambung akan mempengaruhi kesehatan usus kita,” terang dr. Indra, dalam sebuah sesi webinar apoteker, beberapa waktu lalu.
Ada beberapa tanda yang membantu kita mengetahui kondisi usus kita yang tidak sehat:
1. Sakit perut
Gangguan perut seperti kembung, bergas, sembelit, diare dan mulas bisa menjadi tanda usus yang tidak sehat. Karena saat mikrobiota usus seimbang akan lebih sedikit terjadi kesulitan mencerna makanan dan membuang sisa makanan.
2. Ketagihan makanan/minuman manis
Hati-hati bila Anda sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan makanan olahan. Kedua jenis makanan ini bisa mengurangi jumlah bakteri probiotik di usus. Ketidakseimbangan ini meningkatkan rasa makan/minum manis yang justru merusak ekosistem usus lebih jauh.
Konsumsi gula rafinasi dalam jumlah tinggi, terutama sirup jagung (fruktosa), dikaitkan dengan peningkatan peradangan di tubuh. Peradangan dalam waktu lama/bertahun-tahun adalah awal dari sejumlah penyakit, termasuk kanker.
3. Perubahan bobot badan yang tidak diharapkan
Berat badan naik atau turun tanpa merubah pola makan atau kebiasaan olahraga bisa menjadi tanda bila usus tidak sehat. Ketidakseimbangan ekosistem bakteri usus berdampak pada kemampuan tubuh menyerap nutrisi, mengatur gula darah dan penyimpanan lemak.
Penurunan bobot tubuh bisa disebabkan oleh pertubuhan bakteri patogen yang berlebihan di usus halus (small intestinal bacterial overgrowth/SIBO). Ini adalah kondisi yang serius, menyebabkan nyeri dan diare. Juga mengakibatkan malnutrisi, karena bakteri menyerap nutrisi di usus.
Sementara penambahan berat badan bisa diakibatkan oleh resistensi insulin atau keinginan makan berlebihan karena penurunan penyerapan nutrisi.
4. Gangguan tidur dan kelelahan berkepanjangan
Usus yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia atau kurang tidur, dan karena itu mengakibatkan kelelahan kronis.
Mayoritas serotonin tubuh, hormon yang mempengaruhi suasana hati dan tidur, diproduksi di usus. Jadi usus yang tidak sehat dapat mengganggu kualitas tidur Anda.
5. Iritasi kulit
Iritasi kulit seperti eksim bisa berhubungan dengan usus yang tidak sehat. Radang usus karena diet yang tidak benar atau alergi makanan bisa mengakibatkan ‘kebocoran’ protein tertentu dari usus. Ini bisa memicu iritasi kulit.
6. Kondisi autoimun
Studi Kirsty Brown, dkk, dalam jurnal Nutrients adalah salah satu yang menguatkan pandangan bila kesehatan usus berhubungan erat dengan sistem imun.
Peneliti menjelaskan bahwa usus yang tidak sehat dapat meningkatkan peradangan sistemik (di seluruh tubuh) dan mengubah fungsi sistem imun tubuh. Hal itu bisa menyebabkan penyakit autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang dirinya sendiri.
7. Intoleransi makanan
Intoleransi makanan disebabkan oleh usus kesulitan mencerna makanan tertentu (ini berbeda dengan alergi makanan, yang disebabkan oleh sistem imun yang bereaksi terhadap makanan tertentu). Bahkan penelitian memperkirakan sekitar 20% populasi dunia menderita intoleransi makanan.
Diperkirakan bahwa intoleransi makanan diakibatkan oleh kualitas bakteri yang buruk di usus. Ini menyebabkan kesulitan mencerna makanan dan memicu gejala seperti kembung, diare, sakit perut dan mual.
Makanan untuk kesehatan usus
Diet dan kesehatan usus sangat erat kaitannya. Menghindari makanan olahan, makanan tinggi lemak dan gula rafinasi sangat penting untuk menjaga keseimbangan bakteri usus, karena makanan tersebut mematikan bakteri probiotik dan mendorong pertumbuhan patogen.
Selain itu, dr. Indra menyarankan konsumsi makanan tinggi serat (buah dan sayur) dan makanan yang difermentasi karena sumber probiotik alami. “Makanan fermentasi itu contohya yogurt, tempe, kefir, kombucha, kimchi, miso atau sauerkraut,” pungkasnya. (jie)
Baca juga: Konsumsi Probiotik Pada Penderita Diabetes Bantu Turunkan Gula Darah