Stamina penting untuk menunjang aktivitas harian. Stamina yang tinggi ditentukan oleh banyak faktor seperti gaya hidup, pola makan dan tidur, aktivitas olahraga dan faktor genetik.
Salah satu indikator terpenting yang menentukan tingkat stamina –khususnya pria – adalah kadar hormon testosteron.
Hormon yang identik dengan hormon pria ini tidak hanya mempengaruhi libido dan produksi sperma, banyak organ tubuh terpengaruhi oleh testosteron.
Testosteron juga berfungsi membantu pembentukan otot, menjaga kesehatan jantung, tulang dan kulit, melindungi prostat, menunjang daya ingat, kebugaran tubuh, termasuk mempengaruhi mood.
Tjokorda Gede Kerthyasa, praktisi kesehatan holistik dan homeopath menjelaskan, tingkat testosteron seseorang ditentukan oleh sebuah ‘feedback loop’, misalnya olahraga bisa membantu meningkatkan testosteron, dan testosteron akan membantu pembentukan otot.
Kadar normal hormon testosteron dalam tubuh pria berkisar antara 250-1100 ng/dL (nanogram per desiliter). Hormon ini meningkat selama masa pubertas, dan mencapai puncaknya saat usia 20 tahun.
“Kadar testosteron normal pada usia 20-30 tahun 900 ng/dl. Kemudian akan berkurang seiring usia,” terang pria yang akrab disapa Tjokde ini dalam peluncuran produk Herbamojo, suplemen herbal khusus pria, di Jakarta (7/8/2019) lalu.
Namun yang perlu diwaspadai adalah penurunan kadar testosteron dini, atau lebih cepat dari yang seharusnya. Hal tersebut antara lain dipengaruhi oleh stres dan paparan zat xenosestrogen, seperti semua kimiawi termasuk, pestisida, plastik dan kimiawi industri.
Hal lain yang juga adalah ‘musuh’ testosteron adalah makanan/minuman olahan, makan instan, daging/susu/telur yang ditambahkan hormon, konsumsi makan tinggi gula atau bebahan kedelai.
Tanda-tanda kekurangan testosteron
Kekurangan hormon testosteron berakibat buruk bagi pria, membuatnya berisiko tinggi mengalami masalah prostat, seperti pembengkakan atau kanker prostat. Juga meningkatkan risiko penyakit jantung. Yang tidak kalah penting adalah penurunan libido dan fertilitas pria.
Penurunan kadar testosteron bisa dilihat dari perubahan bentuk badan pria, antara lain kehilangan massa otot, rambut rontok, kulit pecah-pecah, atau ada gangguan memori/konsentrasi.
“Yang paling terlihat adalah munculnya ‘payudara’ pada pria (pembesaran kelenjar payudara) dan perut yang membesar,” tukas Tjokde. “Selain itu juga cenderung memiliki mood yang buruk. Ia menjadi gampang marah, emosi tidak stabil, kurang bersemangat, negative thinking, bahkan depresi.”
Menjaga hormon testosteron tetap normal
Kabar baiknya adalah hormon pria ini bisa dijaga pada level normal. Untuk meningkatkan kadar testosteron, harus dilakukan secara holistik.
Sangat disarankan untuk menjalani pola makan dan kebiasaan hidup sehat, olahraga teratur, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, mengelola stres dan turunkan berat badan.
“Fenomena yang saya lihat adalah saat ini kita termasuk terlalu banyak makan daging dan telur ayam yang disuntik hormon. Pada dasarnya semakin banyak kita makan makanan alami semakin baik bagi tubuh.
“Untuk meningkatkan kadar testosteron harus dilakukan secara keseluruhan, termasuk menjaga asupan makanan, olahraga dan sebagai pembantu konsumsi herbal-herbal tertentu,” terang Tjokde.
Beberapa herbal yang diketahui membantu meningkatkan atau mempertahankan kadar testosteron seperti jahe merah, tribulus, maca, gingseng, pasak bumi, purwoceng dan cabe jawa. (jie)
Baca juga : Hipogonadisme, Ancaman Penurunan Testosteron Pada Pria