Waspadai Kerusakan Saraf Akibat Terlalu Lama Memakai Gawai | OTC Digest

Waspadai Kerusakan Saraf Akibat Terlalu Lama Memakai Gawai

Bangun tidur, menunggu ojek atau menunggu antrean di bank, bahkan dalam acara reunian, gawai selalu ada di tangan. Apa lagi jika Anda adalah seorang gamer, akan lebih intens menggunakan gawai.

Data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017 menyatakan 54,7% (143,26 juta jiwa) penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet. Sekitar 50,8% akses internet menggunakan ponsel / tablet, dan 25,72% dari laptop/ PC (personal computer).

Fita Indah Muliani, Sekjen Asosiasi Internet of Things Indonesia mengatakan 94,4% kaum millenial berusia 20-35 tahun sudah terkoneksi internet, baik di kota besar atau di daerah. “Rata-rata penggunaannya hingga 7 jam sehari. Bahkan 80% orang langsung memeriksa ponsel satu menit setelah bangun tidur,” katanya dalam acara Fenomena Penggunaan Gawai Memicu Neuropati, Rabu (27/3/2019).

Kecanduan gawai - disebut nomophobia - berpengaruh pada lamanya memakai gawai (screen time), yang juga berdampak pada kesehatan, seperti minus mata bertambah dan kerusakan saraf.  

Sejauh ini, tambah Fita, belum ada penelitian yang secara pasti menganjurkan batas aman screen time. “Kalau pada anak-anak sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari. Sementara untuk dewasa tidak disarankan memakai gawai terus-menerus selama berjam-jam. Berikan jeda, misalnya satu jam sekali,” urainya.

Kerusakan saraf

Terlalu lama memakai gawai terbukti berisiko menyebabkan kerusakan saraf tepi (neuropati). “Aktivitas dengan gerakan berulang dalam waktu lama adalah faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai yang terlalu lama. Bagian tubuh yang mengalami neuropati adalah jari tangan, pergelangan tangan, area siku, bahkan sampai leher,” terang dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat.

Kesemutan adalah gejala awal neuropati. Dijelaskan oleh dr. Luthy, saat menggunakan gawai, posisi tangan menekuk dan kepala tertunduk. Postur tubuh ini juga membuat jalur-jalur saraf ikut menekuk, ada hambatan aliran penghantaran sinyal saraf; menimbulkan rasa kesemutan.

“Walau berat ponsel hanya sekitar 100gr, tetapi kalau dipegang lama maka akan ada kekakuan otot, berisiko menyebabkan saraf terjepit (carpal tunnel syndrome di pergelangan tangan),” tutur dr. Luthy.  

Normalnya kesemutan akan hilang dengan merubah posisi tubuh. Tetapi jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, rasa kesemutan bisa muncul lebih sering, bekembang menjadi baal (kebas), sakit seperti tertusuk-tusuk/ terbakar. Ini adalah tanda-tanda kerusakan saraf (neuropati).

“Kalau kesemutan selalu terjadi akibat gerakan yang sama waspadai neuropati,” terang dr. Luthy.

Bila kerusakan saraf parah, di mana terjadi gangguan fungsi dan disabilitas (misalnya menurunnya kemampuan menggenggam), disertai kerusakan sebagian besar struktur saraf, maka saraf tidak bisa lagi dikembalikan seperti semula.

“Serabut saraf bisa beregenerasi tetapi hanya jika kerusakan yang terjadi ringan sampai sedang. Deteksi dan pengobatan dini penting untuk mencegah kerusakan saraf yang irreversible,” papar dr. Luthy.

Studi klinis 2018 NENOIN (penelitian non-intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan bahwa konsumsi kombinasi vitamin neurotropik, yang terdiri dari vitamin B1, B6 dan B12 sekali sehari, selama 3 bulan dapat mengurangi gejala neuropati seperti kesemutan, kebas, rasa terbakar dan sakit secera signifikan hingga 62,9%.

Pencegahan

Beberapa hal berikut bisa Anda lakukan untuk mencegah kerusakan saraf akibat terlalu lama menggunakan gawai :

  1. Aktifkan notifikasi screen time di gawai Anda untuk pemakaian aplikasi tertentu, misalnya 5 menit untuk aplikasi game.
  2. Berikan jeda / istirahat 1-2 menit setelah memakai gawai, laptop atau PC selama satu jam nonstop. Alihkan pandangan Anda dari layar gawai; pandanglah benda-benda yang jauh.
  3. Lakukan peregangan setelah memakai gawai.
  4. Olahraga teratur karena akan memperlancar peredaran darah dan penghantaran sinyal saraf.
  5. Konsumsi makanan sumber vitamin B (vitamin saraf), seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, beras merah, kuning telur, ikan dan daging merah. (jie)

Baca juga : Kesemutan Berulang, Awas Neuropati