Kerusakan saraf tepi (neuropati perifer) banyak diderita oleh mereka yang kekurangan vitamin B atau penderita diabetes. Penelitian terbaru di Indonesia membuktikan kombinasi vitamin B efektif mengatasi neuropati.
Sistem saraf secara umum terbagi menjadi dua bagian besar. Saraf pusat yang berada di otak, dan saraf tepi yang menjulur dari tulang belakang (leher sampai pinggang) ke seluruh tubuh.
Secara anatomis, setiap sel saraf (neuron) terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf: dendrit dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls listrik ke badan sel, sedangkan akson meneruskan impuls dari badan sel ke sel saraf lain/jaringan lain.
Bagian luar akson terdapat lapisan lemak (mielin) yang fungsi utamanya adalah melindungi akson dan mensuplai nutrisi. “Setiap kerusakan pada bagian saraf tersebut akan memberi dampak masing-masing, mulai dari rasa baal, kesemutan, nyeri terbakar/tertusuk, bahkan sampai yang terberat kelumpuhan,” papar dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat.
Prinsip utama penanganan neuropati adalah menghilangkan gejala dan mengobati penyebabnya. Caranya dengan memperbaiki kekurangan asupan nutrisi saraf, atau mengotrol penyakit pemicu seperti diabetes.
“Kerusakan saraf tepi umum terjadi pada pasien diabetes. Mereka mengalami kehilangan vitamin B1 melalui urin. Pada penderita diabetes kronis yang diterapi dengan metformin (obat antidiabetes) atau pasien diabetes stadium lanjut dengan komplikasi, kadar vitamin B12 menurun. Sehingga dibutuhkan asupan kombinasi vitamin neurotropik,” papar Prof. Dr. Rima Obeid, dari Saarland University Hospital, Jerman, dalam konfrensi pers Studi Klinis NENOIN 2018 yang diadakan di HoteL Borobudur, Jakarta.
Vitamin B dikenal sebagai vitamin neurotropik atau sumber nutrisi bagi saraf. Studi NENOIN (neurobion non-interventional) yang dilakukan di 9 kota di Indonesia mencoba meneliti efek pemberian kombinasi vitamin B (B1, B6 & B12) pada penderita neuropati perifer.
Baca juga : Mengenal Vitamin Neurotropik, Vitamin Untuk Saraf
Riset ini melibatkan 411 responden penderita kerusakan saraf tepi dengan penyebab yang berbeda-beda, berusia 18-65 tahun. Neuropati yang disebabkan diabetes ada 104 orang, 44 responden karena carpal tunnel syndrome, idiopatik (tidak diketahui sebabnya) sebanyak 112 orang, penyebab lain (25 orang) dan kombinasi (126 orang).
Mereka diminta mengonsumsi satu tablet vitamin B kombinasi – vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) dan B12 (5000 µg) - sekali sehari setelah makan, selama 3 bulan.
“Terjadi penurunan rasa sakit yang signifikan dimulai sejak 14 hari setelah terapi. Secara umum dalam 3 bulan rasa sakit berkurang hingga 64,7%, rasa terbakar berkurang 80,6%, kesemutan berkurang 61,3% dan baal/kebas berkurang 55,9%,” papar dr. Luthy yang juga salah satu dari tim peneliti.
Ia menambahkan dari sisi penyebab, baik akibat diabetes, carpal tunnel syndrome atau hal lain, terjadi konsistensi penurunan nyeri yang sama. Tidak didapati efek samping obat yang bermakna, dan kualitas hidup (fisik dan mental) responden meningkat signifikan. Studi ini telah dipublikasikan dalam Asian Journal of Medical Science 2018. (jie)